In Another World With The System

Di Kerajaan Estasia, telah terjadi kekacauan hingga menyebabkan rakyat menjadi panik saat puluhan ribu Undead yang dipimpin oleh Necromancer menyerang kerajaan Estasia.

Para prajurit, petualang, dan kesatria bersama sama mencoba melindungi kerajaan Estasia. Tapi bahkan korban tidak dapat dihindari.

Ribuan mayat manusia dapat terlihat di dalam kota akibat serangan Necromancer. Namun, tampaknya tidak ada yang peduli.

Tidak, lebih tepatnya, tidak ada yang punya waktu untuk mengurus para mayat karena orang-orang sibuk melarikan diri saat para prajurit melawan Undead.

"Tolong!" Salah satu warga berteriak dengan wajah ketakutan saat dia melihat undead yang mengejarnya dari belakang.

BOOM!

Ledakan terjadi di belakang warga itu saat undead yang mengejarnya hancur.

Kemudian, seorang pria mendarat di tempat undead itu hancur sebelum dia menatap ke arah warga yang melarikan diri itu.

"Semoga dia baik-baik saja." Gumamnya.

Di tempat lain...

SLASH!

Seorang undead dalam bentuk goblin ditebas menjadi dua oleh prajurit, mengurangi jumlah keseluruhan mereka.

Namun, tampaknya itu tidak mempengaruhi pasukan undead karena jumlah mereka yang sangat banyak.

"Cepat! Bantu orang-orang mengungsi!" Salah satu kesatria berteriak kepada rekannya.

"Baik." Rekannya mengangguk sebelum mereka berpencar dalam upaya untuk membantu para warga mengungsi.

BOOM!

Ledakan terjadi dimana-mana saat para penyihir melemparkan sihir mereka untuk menghancurkan para Undead.

Api berkobar dan membakar perumahan saat para penyihir melemparkan sihir api sementara beberapa rumah hancur akibat pertarungan yang terjadi dimana-mana.

Namun, mereka tampaknya tidak terlalu peduli dengan kerusakan itu karena mereka sedang fokus melawan musuh mereka.

Sementara itu, ditempat lain, ada dua orang yang sedang bertarung dengan sengit.

Salah satunya adalah pria kekar berusia empat puluhan dengan armor yang menutupi tubuhnya dan memegang pedang.

Yang satunya lagi adalah pria dengan jubah hitam yang menutupi seluruh penampilannya.

Ini adalah raja Gustave dan Necromancer.

CLANG! CLANG!

"Necromancer... Kenapa kau menyerang kerajaanku?" Disela-sela pertarungan, raja Gustave bertanya kepada orang berjubah hitam yang berdiri di depannya.

Necromancer menyeringai jahat dan dengan cepat melesat ke Gustave, "Haruskah orang yang akan mati khawatir dengan hal itu?"

CLANG!

Pedang Gustave bertemu dengan sabit Necromancer hingga menciptakan percikan api di udara. Namun tidak ada dari mereka yang mundur.

Raja Gustave mendengus, "Jangan meremehkanku, Necromancer!"

"Hahaha, tidak ada gunanya, Manusia!" Necromancer tertawa jahat dan mengayunkan sabitnya secara horizontal.

CLANG!

Menggunakan pedangnya, raja Gustave menangkis serangannya dan mendorong pedangnya hingga membuat sabitnya sedikit terdorong.

Kemudian, mereka berdua melompat mundur untuk menjaga jarak.

Necromancer tertawa jahat, "Hahaha... Ada apa, manusia? Apakah hanya ini semua yang kau punya?"

Gustave, yang mendengar orang didepannya menyebutnya manusia, mengerutkan keningnya dan berkata, "Kau bukan manusia? Siapa kau sebenarnya?"

"Hehehe, mengetahuinya hanya akan membuatmu putus asa!"

"Huh!! Apa kau pikir bisa kau bisa lolos setelah menyerangku?" Gustave mengancam.

Mendengar ini, tubuh Necromancer sedikit bergetar saat dia mencoba menahan tawa, "Haahaha... HAHAHAHAHA... Lucu, sangat lucu. Aku tidak tau seorang raja sepertimu bisa membuat lelucon seperti ini. Tapi..."

"Apa kau pikir... Kau bisa mengalahkanku?"

Setelah Necromancer mengatakan itu, tiba-tiba ada dua sosok yang jatuh dari langit dan mendarat di sampingnya.

Melihat dua semut berbentuk humanoid yang ada di samping Necromancer, Gustave menyipitkan matanya dengan waspada.

Bahkan jika kekuatan kedua semut di depannya lebih lemah daripada Necromancer itu, tapi kekuatan mereka juga tidak lemah.

Dilihat dari jumlah energi yang dipancarkan mereka, Gustave menilai bahwa kedua semut itu memiliki kekuatan yang setara dengan rank S atau petualang rank S.

'Mereka bukan lawan yang mudah.' Gustave menatap ke depan dengan hati-hati.

"Hehe... Lihatlah, mereka berdua adalah raja dan ratu semut yang aku bunuh dan aku ubah menjadi Undead. Setelah melihat ini, apa kau masih berpikir punya kesempatan untuk menang?" Necromancer menyeringai jahat.

Gustave hanya diam dan tidak menjawab.

Memang benar, jika dia menghadapi tiga orang didepannya secara bersamaan, dia tidak akan punya kesempatan untuk menang.

Apalagi melawan mereka bertiga sekaligus, dia bahkan tidak yakin bisa mengalahkan Necromancer jika dia bertarung satu lawan satu.

Tapi sebagai seorang raja, bahkan jika dia harus mengorbankan nyawanya, dia akan tetap berjuang untuk melindungi kerajaan dan rakyatnya.

Gustave hanya bisa berharap kalau salah satu ksatria terkuatnya bisa segera datang dan membantunya. Dengan begitu, kesempatan untuk menang akan meningkat.

Melihat Gustave tidak menjawab, Necromancer mendengus dan segera memberi perintah kepada Undead raja dan ratu semut, "Serang dia!!"

Raja dan ratu semut dengan cepat menerjang menuju Gustave. Namun, sebelum mereka dapat mencapai Gustave, tiba-tiba ada empat pedang terbang yang melesat dari jarak jauh dan mengenai tubuh raja dan ratu semut.

BOOM!

Pedang meledak tepat di tubuh Raja dan ratu semut dan membuat mereka terhempas. Namun, mereka hanya sedikit lecet dan tidak terluka sama sekali.

"Kami datang membantumu, raja!" Leo dan Ragna tiba-tiba muncul di samping Gustave menggunakan Teleport.

"Kalian..." Gustave sedikit melebarkan matanya sebelum tersenyum, "Huh, aku tidak menyangka akan dibantu oleh orang yang baru-baru ini masuk persidangan!"

"Anda tidak keberatan kan?" Leo menyeringai main-main.

Raja Gustave tertawa, "Hahaha... Kalau begitu, kalian berdua bisa melawan semut itu. Aku akan melawan Necromancer."

"Aku akan melawan semut betina." Ragna berkata saat pedang muncul di tangannya.

Disisi lain, melihat dua pendatang baru didepannya, Necromancer menatap mereka dengan marah dan segera memerintah duo semut humanoid, "Serang mereka berdua!"

....

Di tempat lain.

"Kyaaaa!" Seorang perempuan berteriak ketakutan saat dia melihat undead yang menerjang ke arahnya.

Namun, sebelum undead itu bisa mencapainya, tiba-tiba ada es yang muncul dari bawah undead dan membekukannya.

"Apa kau tidak apa-apa?" Dari belakang undead, seorang wanita cantik berambut biru dan mata biru berjalan ke arahnya.

Itu adalah Aurora.

Perempuan itu menatap Aurora dengan ekspresi seolah bertemu dengan malaikat pelindungnya sebelum berdiri dan membungkukkan kepalanya, "Te-terima kasih telah menyelamatkanku!"

Aurora tersenyum, "Tidak masalah. Dan juga, sebaiknya kau segera pergi dari tempat ini."

Perempuan itu mengangguk sebelum berlari menjauh dari tempat itu.

Setelah perempuan itu pergi, Aurora berbalik dan ekspresi wajahnya menjadi serius karena ada Undead serigala yang menuju arahnya.

Undead itu menatap Aurora dan menerjang ke arahnya sambil menyerangnya menggunakan cakar kakinya, tapi Aurora menghindarinya dengan melompat mundur.

Mengangkat tangannya ke depan, beberapa pedang es muncul di udara dan kemudian pedang es itu melesat menuju Undead serigala sebelum menusuk tubuhnya, yang membuatnya jatuh dan berhenti bergerak.

"Untungnya serigala itu tidak terlalu kuat." Aurora menghela nafas sebelum dia menoleh ke kiri untuk melihat Alice yang sedang duduk di atas bangunan dengan santai.

"Apa kau tidak mau membantuku?" Aurora bertanya sambil tersenyum.

"Itu hanya satu serigala lemah. Aku tidak perlu repot-repot untuk membantumu." Alice berkata dengan acuh tak acuh, seolah tidak peduli sama sekali.

"Baiklah." Aurora menghela nafas sebelum dia mengalihkan pandangannya dan melihat beberapa Undead di kejauhan yang datang ke arahnya.

Undead masih sangat banyak