Novel ini menceritakan kisah seorang remaja tanggung bernama Ali yang sangat merindukan kasih sayang dari ibunya yang sama sekali tidak mengenali nya.
Bagaimana kah perjuangan nya apakah dirinya bisa mendapatkan kasih sayang yang di inginkannya ataukah sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah mendapatkan bukti kalau adiknya yang masih hidup,diam-diam Diza sedang merencanakan sesuatu. Senyum pun tersungging dari bibir nya.
" Zul,Zul kamu ingin bermain-main dengan ku ya? Baik aku akan ikuti permainan mu. Setelah itu aku akan pastikan kamu tidak akan pernah bertemu lagi dengan putrimu.Karena aku akan melakukan segala agar bisa mendapatkan hak asuh jika kita bercerai nanti dan aku tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk menemui nya agar kamu tau bagaimana rasanya di pisahkan dengan orang yang sangat berarti dalam hidupmu ".ucapnya dalam hati dengan penuh emosi.
Di tempat berbeda.
Samuel berjalan memasuki koridor rumah sakit dia mana Ali di rawat.Dirinya datang dengan hati yang penuh penasaran karena hari ini dirinya akan mengetahui hasil tes DNA Ali dan Tuan Rengga.
"Semoga saja hasilnya cocok. Kalau hasilnya cocok aku pastikan hidup kamu beserta Ibu dan Nenek kamu akan berubah".katanya dalam hati.
Sampailah dirinya di ruangan seorang Dokter yang menangani.
"Selamat sore Dok".
" Selamat sore silahkan duduk Tuan".katanya dan laki-laki itupun langsung menurutinya.
"Kita lihat hasil testnya Tuan".ucapnya sambil membuka sebuah amplop putih bertuliskan logo rumah sakit.
" Iya Dok".jawabnya sambil menunggu Dokter memeriksa hasil test nya.
"Bagaimana hasilnya Dok? tanyanya penasaran.
" Hasilnya 99,% cocok ".jawabnya dan membuat laki-laki yang sedang duduk di depan nya itu langsung terkejut.
" Apa Dok hasilnya cocok?
"Iya Tuan hasilnya cocok.Ini hasilnya Tuan silahkan Anda lihat".katanya meyakinkan laki-laki itu dengan memberikan sebuah kertas putih yang bertuliskan test DNA.
Samuel pun menerimanya dan membaca hasil testnya.Tertukis di sana kalau hasilnya adalah 99,,% adalah cocok.
"Alhamdulilah."ucapnya lalu melihat kae arah Dokter yang bertugas.
" Terima kasih Dokter atas bantuan Anda ".
" Sama-sama Tuan itu sudah tugas saya".
"Kalau begitu saya permisi".katanya sambil memasukkan kertas putih itu ke dalam amplop nya dan menaruhnya di saku celananya setelah di tekuk.
" Baik Tuan".
Samuel pun berjalan menuju ke arah pintu keluar sambil menyunggingkan senyuman nya.
"Saatnya tugas mu di mulai Sam".
Di rumah Ali kini sudah bisa berjalan sendiri, luka-lukanya kini sudah mulai mengering dan hari ini dirinya ingin duduk diluar rumah karena bosan.
Saat remaja itu berjalan keluar dari kamarnya,seseorang memanggilnya
" Al".
Remaja itupun menoleh kearah dapur dan dia melihat Neneknya berjalan mendekati nya.
"Kamu mau kemana?
" Ali mau duduk di teras Nek, Ali bosan di kamar terus".
"Ayo Nenek bantu kamu ke teras ."
"Tidak usah Nek, Ali sendiri saja.Ali bisa kok".
" Beneran kamu bisa sendiri?
Ali pun tersenyum
"Iya Nek, Ali sudah bisa kok jalan sendiri".
Wanita paruh baya itupun menganggukkan kepalanya tanda iya.
" Ya sudah tapi jalan-jalannya pelan-pelan saja tidak perlu cepat-cepat nanti lukanya basah lagi".
"Iya Nek. Ali ke depan dulu ya".ucapnya dan wanita itu pun menganggukkan kepala nya tanda iya.
Ali melangkahkan ke dua kakinya ke arah luar.Dengan langkah pelan dia pun akhirnya sampai di teras.Saat dirinya duduk seseorang pun datang dan ikut duduk di sampingnya.
"Assalamualaikum Al".
" Waalaikumsalam Bang".
"Bagaimana keadaan kamu Al?
" Alhamdulillah Bang sudah lebih baik."
"Alhamdulilah Abang senang mendengar nya".
" Abang tidak kerja? tanyanya sambil melihat laki-laki yang duduk di sampingnya masih memakai pakaian santainya.
"Kerja tapi sekarang masih libur" jawab nya dan membuat remaja itu pun kebingungan.
"Oh gitu.Apa besok Abang akan kembali ke kota?
" Tidak".
"Loh kok tidak Bang, bukan kah tadi Abang bilang besok Abang akan masuk kerja".
" Aku memang besok akan masuk kerja Li tapi bukan kerja di kota lagi karena aku sudah resign ".
" Jadi Abang sudah di pecat?
"Abang tidak di pecat Al tapi Abang memang sudah mengundurkan diri dua hari lalu".
Ali pun terkejut. Dua hari itu adalah hari di mana dirinya di rawat di rumah sakit.
Laki-laki dewasa itu pun langsung melihat ke arah Ali yang terlihat sedih.
"Ini bukan salah kamu Al, ini murni keputusan Abang untuk resign jadi jangan pernah merasa bersalah".ucapnya sambil mengusap bahu remaja itu.
"Ini beneran bukan salah Ali Bang?tanyanya untuk meyakinkan hatinya.
" Tentu saja."
Ali masih terdiam sambil melihat kearah jalanan.
"Besok Ali mau masuk sekolah Bang".katanya setelah keduanya terdiam.
" Memangnya kakimu sudah sembuh Al?
"Luka-lukanya sudah mulai mengering Bang dan sudah tidak terasa begitu sakit jika Ali bergerak".
"Alhamdulillah".ucapnya tapi dia melihat wajah sedih dari remaja itu.
" Ada apa Al? Apa ada masalah?
"Ada Bang".
"Boleh Abang tau masalah kamu Al?Ya Abang kepo tapi Abang hanya sekedar ingin tau saja, siapa tau Abang bisa membantu mencari solusinya".
Remaja itu pun hanya terdiam hingga laki-laki dewasa itupun bertanya lagi
" Al".
"I... iya."
"Kamu melamun?
" Iya Bang".
Laki-laki itupun tersenyum.
"Ayo Al katakan saja apa yang ingin kamu katakan".
" Ali bingung besok ke sekolah naik apa?kan sepeda Ali masih di bengkel belum dianterin".
"Tenang saja, besok pagi pasti sudah ada yang jemput dan mengantarkan kamu ke sekolah".
"Itu benar Bang?
" Benar lah masak bohong,kan Abang yang bertugas mengantarkan dan menjemput kalian bertiga ".
" Apa?Abang?tanyanya dengan raut wajah terkejut.
bersambung