Aku Putramu Ibu

Aku Putramu Ibu

Bab 1

Ali mengerjapkan kedua matanya saat mendengar suara azan berkumandang.

Perlahan-lahan pemuda itu bangun dari kasurnya dan langsung melipatnya lalu memasukkan nya kedalam lemari.

Setelah rapih dia pun langsung melangkah mendekati ranjang di mana seseorang kini sedang tertidur lelap.

Di pandangi nya wajah cantik yang sedang tertidur itu.

"Ali sayang sama Ibu".gumamnya sambil merapihkan selimut nya lalu dia pun langsung cepat-cepat keluar dari kamar agar tidak membangunkan ibunya yang sedang tertidur lelap.

Dengan pelan dia pun membuka pintu kamar lalu menutupnya.

" Al".panggil seseorang.

"Iya Nek".jawabnya saat melihat wanita separuh baya yang kini sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Sabar ya. Nenek yakin suatu saat nanti Ibumu akan menyadari keberadaan kamu.Doakan Ibu mu agar cepat sembuh dan mengenalimu".ucap sang Nenek memberikan semangat.

" Iya Nek,Ali akan sabar menunggu Ibu sembuh,terima kasih karena sudah selalu ada untuk Ali".

"Sama-sama kamu cucunya Nenek".ucapnya dan kedua nya pun tersenyum.

"Sudah kamu mandi lalu sholat subuh, Nenek akan siapkan sarapan".katanya lagi dan di angguki oleh sang cucu.

Ali memasuki kamar sedangkan sang Nenek hanya bisa melihat cucu laki-laki nya itu dengan perasaan yang tidak menentu.

"Ya Allah terima kasih karena sudah memberikan hamba cucu laki-laki yang soleh".ucapnya dalam hati lalu berjalan menuju dapur untuk membuatkan sarapan.

Ali berjalan menuju ke meja makan sederhana di mana di sana hanya tersedia dua kursi kayu tua.

"Emm wanginya".katanya sesudah sampai di meja makan.Remaja tanggung itupun melihat di atas meja sudah tersedia nasi goreng, telor ceplok dan krupuk semakin membuatnya lapar.

Wanita paruh baya itupun melihat cucunya yang kini sudah memakai seragam sekolahnya, sungguh cucunya begitu terlihat tampan sekali

"Duduklah".suruhnya dan pemuda itu pun menurut dia pun menarik kursi dan duduk di samping Neneknya.

" Biar Nenek ambilkan ".

"Tidak usah Nek biar Ali ambil sendiri".katanya menolak lalu dia pun menyendok nasi goreng dan mengisi piring nya dan juga piring Neneknya.

" Terima kasih".

"Sama-sama Nek".

Keduanya pun menikmati sarapan pagi itu dengan nikmat.

" Alhamdulillah, perut Ali kenyang Nek.Nasi goreng buatan Nenek sangat enak".pujinya dan membuat wanita paruh baya itupun tersenyum senang.

Ali melihat jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 5.30.Neneknya pun memperhatikan cucunya

"Kamu sudah mau berangkat Al? tanyanya saat melihat cucunya kini sudah berdiri dan memakai jaket lalu tas ranselnya.

" Iya Nek biar tidak terlambat masuk sekolah karena jalan menuju ke sekolah adalah jalur macet".katanya dan Neneknya pun mengangguk mengerti.

Ali pun berjalan keluar rumah di ikuti oleh Neneknya.

"Oh iya Nek, apa obat ibu masih ada? tanyanya ketika berada di depan rumah sambil mengeluarkan sepedanya.

"Obat nya hanya ada buat hari ini saja".katanya memberitahu dan remaja tanggung itupun mengangguk mengerti.

"Ya sudah Ali berangkat dulu ya Nek nanti kesiangan macet jalanan nya".

" Iya, hati-hati".

"Iya Nek, Ali berangkat dulu. Assalamualaikum".ucapnya setelah menyalaminya dengan takzim.

" Waalaikumsalam, hati-hati".pesannya.

"Iya Nek".jawabnya lalu dia pun menggoes sepedanya keluar dari halaman rumah.

Wanita paruh baya itu pun melihatnya hingga cucunya sudah tidak terlihat lagi barulah dirinya pun masuk untuk melihat putrinya di kamar nya.

Ali menggoes sepedanya dengan sedikit santai karena hari masih pagi jadi dirinya tidak begitu tergesa-gesa membawa sepedanya.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya remaja itupun sampai di sekolahnya.Setelah selesai memarkirkan sepedanya remaja itupun masuk ke dalam gedung sekolahnya.

Saat dirinya berjalan melewati koridor sekolah banyak para siswi yang memperhatikan nya, sungguh siapa pun pasti akan mengagumi dan tersihir oleh paras tampan Ali.Ali memiliki wajahnya yang sangat tampan seperti seorang bule dan sedikit ketimuran membuat nya begitu terlihat berbeda dengan anak seumuran dengan nya.Selain mempunyai paras yang sangat tampan dia juga mempunyai postur badan yang berbeda dengan anak seusianya karena tubuh Ali begitu tinggi dan itu semakin sempurna bagi para kaum hawa.

Sepanjang jalan menuju ke kelasnya banyak sekali kaum hawa yang melihatnya tapi remaja tanggung itu pun hanya cuek dan bersikap dingin.

"Gila,Ali ganteng banget".puji salah satu siswi yang berpapasan dengan nya entah itu sudah ke berapa kali karena masih banyak lagi para kaum hawa yang memujinya tapi remaja itu sama sekali mengubrisnya dia hanya bersikap cuek.

Langkahnya pun tiba di ruangan kelas 9 A. Dia pun masuk kedalam dan duduk di kursinya setelah terlebih dahulu melepaskan topi dan juga jaketnya.

Setelah duduk tiba-tiba datanglah keempat temannya dan langsung mendekati tempat duduknya lalu keempatnya pun bertos ria secara bergantian.

"Kalian baru sampai? tanya Ali saat keempatnya temannya ikutan duduk di kursi dan mejanya.

" Iya, loh udah datang dari tadi? tanya Indra yang duduk di sampingnya.

"Tidak gue baru belum lama sampai".jawabnya.

" Elo udah sarapan Al? tanya Guntur.

"Alhamdulillah udah".jawabnya dan membuat keempat temannya tersenyum.

"Al".panggil Irwan

" Iya, ada apa? tanyanya saat melihat kearah empat temannya secara bergantian.

"Apa ada masalah? tanyanya lagi.

"Hari ini bisa nggak elo ikut latihan basket? tanyanya dan membuat remaja tanggung itu pun mengerti kegelisahan yang di alami oleh keempat temannya.

" Maaf gue nggak bisa!Sehabis pulang sekolah gue harus kerja".

Wajah keempat temannya pun terlihat kecewa tapi mereka pun tau kalau sahabatnya itu tidak mempunyai pilihan karena keadaannya yang memaksanya untuk bekerja di usianya yang baru 14 tahun.

"Gue tau kalian kecewa dengan keputusan yang gue ambil tapi semuanya ada alasannya kenapa gie harus keluar dari tim basket.Gue harus kerja untuk mendapatkan uang buat Nenek dan nyokap gue.Selama ini Nenek yang bekerja untuk kami tapi sekarang Nenek ku sudah waktunya untuk istirahat.Jadi karena sekarang gue sudah besar gue pun yang harus mengambil tanggung jawabnya.

Nyokap gue sakit dan butuh biaya banyak untuk pengobatan nya jadi dari sekarang gue harus mengumpulkan uang yang banyak agar bisa membawa nyokap gue ke rumah sakit memberikan pengobatan agar nyokap gue sembuh.

Jujur sekarang gue hanya memikirkan Nenek dan nyokap gue karena hanya merek berdua yang gue punya."

"Kenapa elo nggak minta bantuan sama bokap elo dan beban yang ada di pundak lo itu sedikit berkurang".kata Iwan memberikan sarannya.

Ali menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan pelan.

" Mau sih gitu tapi sayangnya semuanya itu tidak mungkin terjadi ".

"Maksud elo? tanya keempatnya bersamaan.

"Gue nggak tau wajah bokap gue, di mana dia tinggal bahkan kalian harus tau namanya pun aku tidak tau.Hanya nyokap gue yang tau tentangnya."

Semuanya pun terlihat sedih.

"Maafin kita Li karena tidak tau".ucap Iwan mewakili teman-temannya.

Ali pun tersenyum.

"Iya".jawabnya hingga tiba-tiba Irwan meletakkan sebuah amplop coklat di tangan nya.

" Apa ini?

"Ini dari kita buat bantu elo untuk beli obat nyokap elo".

" Tidak usah".

"Terima Al, kita kecewa kalau elo nggak menerimanya".kata Guntur.

" Baiklah, terima kasih".

"Iya sama-sama dan semoga nyokap elo bisa segera sembuh ya".

Ali hanya menganggukkan kepalanya tanda iya, sungguh hatinya benar-benar bahagia karena mempunyai sahabat yang sangat baik kepadanya.

bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!