Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMr. K 17.
Dalam situasi tersebut, Kenzo menggunakan kemampuannya dalam mengemudi untuk keluar dari kerumunan orang-orang tersebut. Mobil itu berputar dengan cepat dan membuat semua orang-orang tidak diundang itu menyingkir. Namun sayangnya, beberapa dari orang tersebut berhasil menembak semua ban mobil mobil Kenzo.
"Aaaaa!" Teriak Aira yang mendapati pintu mobil terbuka.
"Aira!" Kenzo pun keluar dari mobilnya dan mereka pun menyerangnya.
Aksi saling serang itu terjadi, dengan cepat dan cukup mudah bagi Kenzo menyerang mereka. Bahkan dalam hitungan menit, hampir seluruh dari orang-orang tersebut dibuat tidak berdaya oleh Kenzo.
"Lepaskan dia? Siapa kalian?" Erang Kenzo yang melihat Aira dalam tawanan mereka.
Tidak ada jawaban apapun dari orang tersebut, Kenzo begitu khawatir ketika melihat Aira yang begitu ketakutan. Kekhawatiran itu semakin besar, tatkala sebuah senjata tajam di arahkan pada Aira.
"Lepaskan dia? Akan aku hancurkan kalian, jika wanitaku terluka!" Teriak Kenzo.
"Aaa mmmm" Aira sempat berteriak lalu mulutnya dibekap oleh pria yang menawannya.
"Kalian!" Kali ini emosi Kenzo tak bisa dikendalikan.
Ia menyerang orang-orang tersebut dengan begitu brutal, bahkan Kenzo mengeluarkan senjata kecil namun mematikan yang selalu ia bawa dalam saku jasnya. Tanpa perkiraan, semua orang-orang tersebut berjatuhan meregang nyawa.
"Lepaskan wanitaku, sialan!" Berang Kenzo.
Sorot mata dari wajah yang tertutup kain hitam itu seakan sedang mengejek pada Kenzo, pria itu merasa percaya diri sekali. Dimana ia mengira dapat menghabisi Kenzo dengan menggunakan umpan, namun orang itu belum mengetahui siapa Kenzo sebenarnya.
"Lepaskan atau nyawamu akan lenyap ditanganku! Cepat lepaskan!" Kenzo mengarahkan senjatanya kepada pria itu.
Situasi itu membayar Aira tidak bisa mengeluarkan suara apapun, bekapan dari pria itu begitu kuat. Aira memejamkan kedua matanya untuk meredakan rasa takut yang menyerangnya, lalu tak lama kemudian terdengarlah suara tembakan yang cukup banyak.
Tubuh pria yang menawan Aira tumbang begitu saja, hingga tubuh Aira pun mengikutinya untuk tumbang. Namun dengan sigap, Kenzo meraih tubuh mungil itu ke dalam pelukannya hingga tidak menyebabkannya jatuh.
"Sayang! Kamu tidak apa-apakan? Kamu aman bersamaku." Kenzo begitu panik.
Tubuh mungil itu masih tetap tak berdaya dalam pelukan Kenzo, bahkan terasa tidak memiliki tenaga. Kedua mata itu pun tetap tertutup, lalu muncullah Ansel dan juga Ricky menghampirinya.
"Tuan, anda tidak apa-apa?" Ansel memastikan keadaan.
"Cari tahu siapa mereka, pastikan balasan setimpal akan mereka dapatkan!" Tegas Kenzo.
"Baik tuan." Ricky meneruskan tugasnya.
"Ra, kita sudah aman sayang. Ayo buka matamu, Ra." Kenzo menepuk-nepuk kedua sisi wajah Aira.
Namun kedua mata itu tetap tertutup, dan itu semakin membuat Kenzo panik dan khawatir.
"Tuan, kita bawa saja nona Aira ke rumah sakit." Saran Ansel.
"Baiklah, Ra bangun." Kenzo mengendong Aira dan Ansel membawa keduanya menuju rumah sakit.
.
.
.
.
Di rumah Aira...
Ketika itu, bunda sedang membereskan beberapa pajangan rumah yang sudah cukup lama tersimpan didalam lemari. Dengan begitu perlahan, bunda membersihkannya satu persatu.
"Bang, lihat. Ini foto Aira waktu masih kecil." Sebuah figura kecil bunda perlihatkan pada Shaka.
"Mana bun?" Shaka menghampiri sang bunda dan melihat apa yang ditunjukkan padanya.
Dalam pose centilnya, seorang anak kecil perempuan yang menggunakan hijab biru itu tertawa memperlihatkan giginya. Senyuman itu begitu menggemaskan sekali, bahkan Shaka tidak dapat menahan tawanya.
"Hahaha, ini Aira bun?" Shaka masih merasa lucu melihatnya.
"Ia bang, lucu ya. Ini saat dia sedang difoto sama ayah, senyumannya itu karena ayah terus-terusan menggodanya." Air mata bunda tak terasa mengalir dengan sendirinya.
Kenangan indah disaat sang suami masih berada diantara mereka, dimana hal tersebut kembali terlintas dalam pikiran bunda.
"Bunda." Shaka memahami apa yang dirasakan oleh bundanya.
Pelukan hangat itu ia berikan kepada sang bunda, menguatkan wanita yang begitu ia cintai dari perasaan sedihnya.
Prang!!
Figura kecil itu tiba-tiba saja jatuh dari atas meja, setelah Shaka letakkan sebelumnya. Mereka berdua seketika melihat ke arah tersebut, sebuah perasaan tidak enak muncul seketika dalam benak mereka.
"Tidak apa-apa bun, berpikiran baik saja. Semoga tidak terjadi apa-apa." Ujar Shaka meredakan situasi tegang itu.