Bait-bait Doa Ustadz Khalid

Malam yang panjang bagi Khalid, suasana dingin terasa marasuk tulang-tulang nya. Rahes sudah mendengkur dengan tubuh ia balut dengan jaketnya.

Khalid sesekali menguap tapi ia benar tak bisa tidur, dirinya masih khawatir dengan keadaan Aulia pasca hancur hatinya oleh Raka.

Khalid melihat jam tangannya sudah pukul jam 3 pagi, lalu dirinya beranjak untuk ke mushola melaksanakan shalat malam di biarkan nya Rahes ia tau Rahes begitu lelah.

Sebelas rakaat ia jalankan dengan sangat khusuk. Mengangkat kedua tangan nya memohon ampun, berdoa kepada Allah dengan setiap bait-bait doa nya. Di dalam bait doa itu Khalid benar-benar sudah ikhlas melepas Aulia dalam hatinya.

Di lihatnya jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya, masih pukul empat masih ada waktu beberapa menit lalu Khalid beranjak untuk melihat kondisi keluarga Fadil.

Terlihat Rahes yang masih pulas dalam tidurnya kini posisinya sudah beralih miring. Khalid duduk menunggu adzan subuh, seperti tidak ada pergerakan dalam ruangan itu mungkin mereka semua sedang tidur pikir Khalid. tapi ternyata tidak dengan Aulia, Khalid mendengar suara Aulia sedang mengaji begitu pelan namun karena keadaan sunyi suaranya terdengar oleh Khalid.

Khalid tersenyum menikmati indahnya alunan bacaan Al Quran Aulia sembari ia memurajaah hafalannya. Hingga waktu subuh tiba dan Khalid kembali ke mushola sebelum nya ia membangun kan Rahes terlebih dahulu.

__

Pagi hari

Aisyah terbangun sejak tadi subuh, saat ini matahari sudah mulai nampak masuk kedalam ruang rawat inap Aisyah hingga membuat semakin terang ruangannya.

" minum dulu sayang." Fadil menyodorkan minuman teh hangat kepada Aisyah.

" bagaimana bunda masih merasa pusing atau apa yang sakit bunda." tanya Aulia.

" Alhamdulillah bunda sudah sehat apalagi melihat mu ada di sini sayang." Aisyah tersenyum.

" Aulia akan selalu ada di samping bunda." Aulia duduk di tepi ranjang uminya.

" nak besok adalah hari pernikahan mu namun semuanya gagal karena ulah Raka itu. Umi tanya apa kamu mau melanjutkan pernikahan mu dengan Raka atau... " Aisyah menggantung kan kata-kata nya.

" sayang jangan pikirkan itu dulu sekarang pikirkan kesembuhan mu". ucap Fadil yang selalu khawatir dengan Aisyah.

" mas besok itu semua sudah tidak bisa di gagal kan dari segala wo, hotel, catering juga para tamu undangan ". ucap Aisyah.

" maafkan Aulia bunda."

" kamu yakin sama ayah dan bunda". Tanya Aisyah begitu serius dan Fadil cukup diam mendengarkan. Aulia hanya mengangguk sebagai jawaban mengiyakan.

" Bunda tetap ingin pernikahan mu besok tetap berjalan nak, ".

" tapi bunda Aulia tidak mau jadi yang kedua." Aulia menitikkan air mata.

" Nama ayah besok akan di pertaruhkan nak dengan gagalnya pernikahan mu."

" sayang tak ada yang lebih penting dari anak kita, soal nama baik atau apapun itu ayah tak peduli yang penting Aulia bahagia."

" Tidakkah kamu sekali saja menurut kepada kami nak, menikah lah besok di waktu yang sudah di tentukan ". Aulia mendongak juga Fadil mendengarkan ucapan Aisyah yang menginginkan pernikahan tetap berjalan.

" Sayang apa yang kamu katakan, Raka sudah menikah dengan orang lain dan ayah juga tak akan mengizinkan Aulia menjadi istri kedua karena itu sangat berat sayang." Fadil sedikit meninggikan suaranya.

" Aulia tidak akan menjadi istri kedua insyaallah, ini permintaan bunda dan bunda tak akan meminta lagi setelah ini. Ada laki-laki Soleh yang sangat mencintai mu hingga rela bertahun-tahun bertahan untuk bisa mendapatkan hatimu. Menikahlah dengan Khalid nak, kamu akan bahagia menikah dengan orang yang mencintai mu karena kamu akan sangat di ratukan. Seperti bunda, bunda mu ini tak pernah mencintai ayahmu sedikit pun tapi karena bunda tau ayah sangat mencintai bunda akhirnya kami menikah dan cinta itu perlahan tumbuh dalam hati bunda sekarang tak ada lagi selain ayah yang ada di hati bunda."

" sayang apa yang kamu katakan, jangan paksa Aulia. Khalid juga sudah ikhlas agar Aulia bisa bahagia dengan laki-laki pilihannya ". ucap Fadil.

" Aulia mau ayah bunda." keduanya mendongak dalam hati mengucap syukur.

" apa kamu yakin nak." tanya Fadil.

" iya ayah mungkin ini jawaban dari mimpi Aulia semalam".

" mimpi apa."

" Khalid menolong Aulia yang akan jatuh ke dalam jurang." ucap Aulia.

" masyaallah Alhamdulillah ". Fadil memeluk Aulia mengecup kepala anaknya itu.

Terdengar pintu di ketuk, Fadil mempersilahkan masuk ternyata Khalid dan Rahes.

" maaf om Fadil Tante, sudah siang Khalid ada jadwal mengajar di kampus. Maaf Khalid mau pamit, Tante sudah sehat Tan".

" Alhamdulillah nak sudah juga akan pulang nanti, terima kasih ya".

" sama-sama Tante, Khalid izin pamit ".

" Khalid," panggil Fadil.

" Dari awal om lebih setuju jika kamu yang akan menjadi suami Aulia, besok adalah hari pernikahan Aulia. Om tak akan mungkin melihat Aulia bersedih om masih tetap ingin Aulia menikah besok nak. Jadilah pengantin prianya besok nak Khalid, dengan kata lain om mengkhitbah mu saat ini." deg... Khalid terkejut dengan ucapan Fadil. Ia menoleh Aulia yang sedang tertunduk, kasihan itulah yang ada di pikiran Khalid.

" maaf beribu maaf om, bukannya saya menolak khitbah om Fadil. Khalid tidak ingin memaksakan keinginan Khalid om, Khalid ikhlas suatu saat Aulia akan mendapatkan laki-laki yang sangat mencintai nya om. Maaf om Khalid tak bisa, Khalid takut dzalim terhadap Aulia.".

" kenapa harus dzalim bukankah kamu mencintai nya".

" iya om tapi bagaimana dengan Aulia, ia akan tersiksa hidup dengan Khalid karena Aulia tak mencintai Khalid." Khalid lalu permisi ia Salim kepada Fadil dan menangkupkan tangannya di depan dada pamit kepada Aulia dan Aisyah.

" Khalid aku akan belajar mencintai mu." ucap Aulia hingga membuat Khalid berhenti melangkah.

" Apa kamu tidak kasihan dengan ayah yang mengkhitbah mu saat ini, ayahku merendah di hadapan mu Ustadz. Lihatlah bunda ku yang sedang lemah terbaring di ranjang, dan aku yang telah hancur. apakah cintamu sudah hilang untukku Khalid kemarin apa yang kamu katakan kenapa cepat sekali cintamu itu hilang padaku. Dengan tidak mengurangi rasa hormat mu ustadz aku mau menikah dengan mu besok.". Khalid melongo ia seperti tak percaya ucapan itu keluar dari mulut Aulia.

" maaf Aulia aku tidak bisa jika itu hanya menyiksamu."

" bukankah ku katakan jika aku akan belajar, tak ada kesempatan kah diriku untuk mencintaimu ". Khalid meringis ia bingung, hatinya jujur ingin memiliki Aulia tapi ia tak ingin di bilang memanfaatkan keadaan.

" kamu akan menyesal menikah dengan ku Aulia."

" menyesal kenapa."

" Karena seumur hidup aku akan terus mengganggu mu." Rahes menutup mulutnya menahan tawa.

" aku juga akan balas mengganggu mu Khalid, emang kamu saja yang bisa julid padaku aku juga bisa". ucap Aulia meletakkan tangannya di pinggang.

" Pikirkan lagi Aulia".

" apalagi yang aku pikirkan Khalid semua sudah jelas atas mimpiku semalam, apa kamu menolakku ayo katakan. " ini mah namanya bukan mengajak menikah tapi negosiasi.

" tapi Aulia."

" apalagi, kamu menolak wanita secantik aku." Khalid meringis ia garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal, bingung mau berkata apalagi.

" kamu yakin." tanya Khalid lagi, Aulia mengangguk.

" bismillah insyaallah besok aku yang akan menjadi pengantin laki-laki nya."

" Alhamdulillah." Fadil langsung memeluk Khalid.

" terima kasih nak." Aulia menitikkan air mata ia bahagia melihat ayahnya yang terlihat cukup bahagia.

" Aku pamit ya Aulia om tante, mau ngajar takut telat." semua mengangguk.

" awas besok kalau kau tak datang." Aulia melotot marah, sejenak dirinya bisa melupakan Raka.

Khalid melayangkan tinjunya ke udara ia bahagia akhirnya dirinya menikah juga dengan aulia. Rahes tertawa melihat tingkah bosnya itu, senyum terukir kembali dari wajah Khalid.

__