Asih Setiasih adalah Wanita yang memiliki paras cantik namun masih polos dan lugu, Diusia 20 tahun Ia menikah dengan seseorang Pria bernama Hardiansyah yang dijodohkan oleh orang tuanya. Karena kepolosan Asih rumah tangganya harus kandas, karena ternyata suaminya tergoda oleh wanita lain yaitu janda gatal berambut pirang yang tak lain adalah teman masa kecilnya sendiri. Tetapi setelah bercerai dan menjadi Janda, pesona Asih malah makin menjadi dan bersinar, karena ia sering merawat dirinya dengan pergi ke salon, ia merubah penampilannya terutama di rambut indahnya itu dengan mengikuti gaya trend masa kini yaitu rambut pirang, ia memperbaiki segala apa yang kurang dalam dirinya. Setiap pria yang bertemu dan memandang Asih pasti tergoda dan kelepek-kelepek akan kecantikan dan tubuhnya yang montok aduhai itu. Mau tau keseruan kisah cinta Asih seorang Janda berambut Pirang yang diperebutkan oleh banyak pria baik muda sampai yang tua, yuk baca ceritanya sampai selesai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ngegosip
"Hush... jangan bilang begitu! pamali!" sahut Hardi. Lelaki itu menghembuskan nafas berat lalu kembali berucap.
"Baiklah, kamu cari saja pembantu yang bisa bantu kamu buat pekerjaan rumah ini, lalu suruh menghadap ke aku untuk membicarakan soal pembayaran atau gajinya." jelas Hardi.
"Serius a?!" tanya Euis dengan membulat sempurna. Ia begitu antusias mendengarkan jawaban dari Hardi barusan.
"Ia serius." sahut Hardi tersenyum kemudian kembali mengelus lembut lengan wanita itu.
"Wah.... terima kasih sayang!" Euis bergegas bangkit dari posisinya kemudian memeluk Hardi yang masih duduk di sana dengan sangat erat.
"Sama-sama sayang," ehm... sepertinya aku harus berangkat kerja sekarang, takutnya nanti terlambat, ucap Hardi setelah Euis melerai pelukan mereka," jawab Hardi lagi.
"Baiklah, a, hati-hati di jalan ya a! Dan ingat! matanya jangan jelalatan lihat janda-janda cantik yang lagi tebar pesona di luar sana," celetuk Euis dengan wajah menekuk.
"Kamu ini bicara apa sih sayang, tidak ada satu pun janda yang cantiknya melebihi kamu, serius deh!" ucap Hardi terkekeh.
"Siapa tahu aja a," sahut Euis lagi masih dengan wajah yang tampak menekuk.
Hardi melabuhkan ciuman hangat di puncak kepala Euis, kemudian segera beranjak dari ruangan itu. Sementara Euis mengikuti langkahnya hingga ke halaman depan rumah mereka.
Hardi segera menaiki motornya kemudian bersiap untuk pergi...
"Aku pergi dulu ya! jaga diri kamu baik-baik " ucap Hardi.
"Ya a..." Euis melambaikan tangannya dan Hardi pun segera memacu laju kendaraan tersebut hingga menghilang dari pandangannya.
Sepeninggal Hardi...
Euis berbalik lalu bersiap untuk masuk kembali ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba ada seorang wanita yang memanggil namanya dari kejauhan.
"Is...Euis...." panggil wanita itu dari belakang Euis.
Euis menghentikan langkahnya, ia segera menoleh ke arah asal suara dan tampak dari kejauhan, seorang wanita tengah berlari kecil menuju ke arahnya.
Wanita itu adalah Teh Rini yaitu wanita yang seminggu yang lalu tidak sengaja bertemu dengan Asih dan Raka di rumah makan Padang, Teh Rini ingin menceritakan apa yang ia lihat dan ia dengar tentang Asih kepada Euis.
"Teh Rini? ada apa teh?" tanya Euis dengan wajah heran menatap wanita bertubuh agak bulat , padat berisi dengan kulit sawo matang tersebut.
"Eh, Is! aku punya berita penting untukmu," ucap Teh Rini sambil tersenyum tipis.
"Berita penting? Beria apaan Teh?" Euis mulai terpancing dengan kata-kata wanita itu.
"Eh, Is. Seminggu yang lalu aku ketemu sama Asih di rumah makan Padang sederhana yang terletak pinggir jalan besar itu, Loh Is!" ucap Rini dengan begitu serius. Matanya bahkan sampai melotot ketika menceritakan hal itu kepada Euis.
"Apa teh, Asih?" pekik Euis dengan alis yang saling bertaut.
"Ngapain dia di sana dia? kerja?" lanjutnya dengan raut wajah penasaran.
"Eh, bukan kerja Is. Dia makan-makam di tempat itu bersama calon suaminya!" sahut wanita yang bernama Rini tersebut sambil mencebikan bibirnya.
"Apa....calon suami," gumam Euis pelan sambil tersenyum sinis.
"Hmmm, palingan juga calon lakinya itu kere dan jelek ya teh, secara Asihnya aja jelek begitu," lanjut Euis dengan begitu percaya diri sembari menyilangkan kedua tangannya ke dada.
"Hmmm....kamu salah Is! dugaan kamu salah besar!" sela wanita itu sambil menggelengkan kepalanya.
"Salah, gimana maksud teteh?" tanya Euis kembali menautkan kedua alisnya.
"Sekarang Asih sudah berubah Drastis Is! Dia tidak lagi jelek sama seperti dulu. Sekarang di kelihatan jauh lebih glowing. Kamu aja kalah glowing kalau dibandingin sama dia, dia pun memiliki rambut yang Pirang seperti mu Is namun dia lebih terlihat cerah," celetuk yeh Rini tanpa ia saring terlebih dahulu.
"Apa!? Teteh ngeledek aku ya teh!" geram Euis yang kini berkacak pinggang menatap teh Rini.
"Eh maaf, bukan maksud menghina ya Is, Tetapi apa yang aku katakan ini sesuai dengan penglihatan mataku sendiri," sahut Rini.
"Dan satu lagi yang jauh lebih mengejutkan! kamu mau tau gak?" wanita itu kembali memancing-mancing rasa penasaran Euis.
"Apa itu teh?" sahut Euis sambil mendengus kesal.
"Calon suaminya itu orang kaya Is! Dia punya mobil bagus dan kemarin mereka menaiki mobil itu loh Is! selain itu wajahnya juga sangat tampan dan masih muda, sepertinya bukan orang sembarangan deh" jelas Rini.
"Apa mobil?!"" pekik Euis yang kemudian tertawa nyaring.
"Heh,...Teh Rini, jaman sekarang itu tidak perlu heran dengan yang seperti itu! lelaki itu bisa saja menyewa mobil tersebut demi mendapatkan perhatian dari Asih. Kalau tidak menyewa ya kredit. Dan satu lagi! Aku tidak percaya bahwa lelaki itu memiliki wajah tampan, sebab level ketampanan menurut kita itu berbeda teh!" ujar Euis yang tidak mau kalah.
"Enggak Is, kali ini aku serius. Lelaki itu memang tampan. Ia memiliki mata yang indah walaupun agak sedikit sipit. Kulitnya putih dan rambutnya hitam serta tebal. Bahkan bentuk tubuhnya pun bisa dikatakan sempurna, sangat Atletis," sahut teh Rini meyakinkan.
"Tampan mana sama a Hardi teh?" tanya Euis kembali penasaran.
"Ya, jauh lebih tampan calon suaminya Asih lah!" celetuk wanita itu dan berhasil membuat Euis mendengus kesal.
"Eh Is, ngomong-ngomong Kenapa kamu tidak minta di beliin mobil saja sama suamimu? Rugi dong, jika kamu kalah sama Asih! lagi pula kan kamu lagi mengandung, bilang aja ke suamimu alasannya ngidam, alih-alih bawaan dari anak dalam kandunganmu. Dan juga seandainya kamu punya mobil kan kamu kemana-mana pun gak kepanasan Sih, secara pake mobil gitu loh" ujar Rini ngasih usulan.
Euis terdiam sejenak sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh Teh Rini...
"Ya... teteh benar teh, sepertinya aku minta ke a Hardi untuk dibeliin mobil" sahut Euis.
"Iya Is, harus itu, wajib pokoknya mah!" sahut Rini.
"Oh ya, Teh Rini. Kebetulan sekali! begini teh, aku mau cari pembantu yang mau bantuin aku ngurusin segala pekerjaan rumah. Ya nyuci, masak dan ngebersihin rumah. Kalau ada yang berminat tolong kasih tau aku ya Teh." tutur Euis.
"Eh serius Is?" tanya Rini tampak antusias.
"Ia lah teh, apa sih yang gak buat aku, a Hardi Itu gak bisa berkutik, apa pun yang aku mau dia pasti menurut kemauan aku," sahut Euis dengan begitu percaya diri.
"Wah... bagaimana kalau aku saja Is? aku mau kok kerja sama kamu Is!" jawab Rini dengan begitu serius.
"Beneran Teh? aku lagi butuh orang yang serius kerja teh." Euis menatap lekat wanita itu, ragu-ragu dengan ucapannya.
"Beneran Is! kebetulan aku juga lagi butuh uang buat tambah-tambah, tau sendiri kan, apa-apa sekarang serba mahal," celetuk teh Rini meyakinkan.
"Baiklah kalau begitu, nanti sore Teteh ke sini lagi, setelah a Hardi balik dari kerja, buat menentukan gajinya" ucap Euis kemudian.
"Siap!" sahut Rini singkat.
tidak berselang lama, wanita itu pun akhirnya pergi dan Euis kembali masuk ke dalam rumah. Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa yang ada di ruangan depan dengan wajah yang kembali terlihat menekuk.
"Hmmm...aku pikir Asih sudah Gila karena perpisahannya dengan a Hardi, ternyata dugaanku salah. Wanita itu malah bangkit lebih cepat dari perkiraanku. Mana calon suaminya berduit lagi! Akh....entah kenapa aku benar-benar tidak suka mendengarnya. Aku harus cari tau semua tentang Asih, harus!" celoteh Euis sambil termenung.
Kebenciannya terhadap Asih sudah mendarah daging. Ia tidak ingin melihat Asih hidup senang dan kalau bisa ia ingin menyingkirkan wanita itu sekalian.