ini sekuelnya dari kisah(menikah dengan tuan muda dingin)
mohon baca terlebih dahulu supaya ngerti akan alurnya
gina gadis sederhana yang di besarkan oleh paman dan bibi karena ayah dan ibu nya telah berpisah
namun sungguh di sayangkan di dalam urusan kerja dia cukup beruntung,berbeda dalam urusan cinta dia selalu tidak beruntung.
kisah cintanya selalu berujung berakhir setelah dia kehilangan gelang yang pernah di berikan sang mama sebelum sang mama tiada kabar
sang mama pernah berpesan jika gelang itu tidak boleh sampai hilang karena gelang itu adalah gelang perjodohan,siapapun yang membawanya akan terikat dengan yang punya.
sedang gelang yang ber ukiran nama gina itu telah berada di tangan seorang pria yang gina benci,bernama faris.
lalu bagaimana kah kisah mereka selanjutnya?
apakah gina akan bersama dengan Faris sesuai dengan pesan sang mama?simak yuk...😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom_nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 15
Hari ini gina sudah di perbolehkan untuk pulang,dia akan di jemput oleh Maia yang membawa mobil sendiri
"Bibi jangan bawa yang berat ya,bibi kan lagi hamil,takut kenapa-napa bi?"Maia
"dan kamu juga gina,kamu masih dalam masa pemulihan jangan capek-capek dulu"tambah Maia saat melihat sang teman
gina baru saja keluar dari toilet,dan saat dia hendak membantu sang bibi dan temannya yang beres-beres perlengkapan nya disana dia tidak sengaja menabrak Maia
"gin kenapa?masih pusing?"tanya Maia yang kaget saat tiba-tiba gina oleng
"nggak tau kepala ku masih agak pusing"jawab gina sambil memegangi kepalanya yang sudah Tidka di perban tapi fokus gina teralihkan ke leher Maia
"bibi panggil kan dokter ya?"ucap bi Ita panik
"iya bi biar gina Maia temani"seraya mengajak gina untuk berbaring ke ranjang
"kamu kalau belum sehat banget mending ga usah pulang dulu gin"
"aku nggak enak sama Karina,dia Uda bayar rumah sakit kan,kalau aku masih disini pasti nambah lagi biayanya"ucap gina mengeluarkan unek-unek nya
"biar aku yang bayar"Maia berbicara seraya memegang tangan gina,namun gina menggeleng
"aku juga kasihan sama bibi,di kehamilannya yang sudah mendekati hpl nya dia meski harus bolak-balik buat urus aku may!"seru gina
"bener juga sih,ya udah aku bantu beres-beres nanti kalau dokter datang aku akan minta rawat jalan aja buat kamu,dan ini kamu nggak boleh nolak niat baik aku,ngerti!"ancam Maia dengan telunjuk sedang gina lalu tersenyum terharu melihat teman-temannya begitu peduli dengan dirinya
"Maia terima kasih"ucap gina lirih namun Maia dengar
Maia menengok kearah gina yang matanya berkaca-kaca kemudian berlari menghambur memeluk gina
"dih jangan nangis dong aku juga ikutan nangis nie"kata Maia menghapus sudut mata yang hendak berkaca-kaca milik gina
"habis kamu ngandung bawang banget sih,jadi aku pinginnya nangis Mulu"kata gina
Dan lengan nya reflek di tampar oleh Maia pelan
Plak
"aww sakit kenapa malah dianiaya sih!?"gina berseru kembali
"gina...!!!"tiba-tiba suara bariton berteriak memangil namanya saat gina selesai berteriak
"pak Edo??"mata gina terbelalak karena terkejut melihat seseorang yang tak kalah tampan dari Faris masuk ke dalam ruangan gina dan langsung mendekati perempuan yang masih pucat itu
Edo pun masuk dan menatap ke arah gina dan sang adek
"kenapa berteriak tadi?"tanya Edo khawatir takut gina kenapa-napa
"gina nya gapapa,tadi aku mukul tangannya kenapa kakak mau marah karena aku mukul gina hum?"tanya Maia dengan muka menyebalkan
Sedang di kantor yang sangat mewah Faris tengah menemani bara untuk meeting dengan klien
Dia hanya fokus pada pekerjaan nya,meski sejenak teringat akan gina yang hari ini pulang dari rumah sakit dia tetap bersikap profesional dalam pekerjaan dan mengesampingkan masalah pribadinya
dan sikap Faris ini di lihat oleh bara,bara benar benar salut akan asisten nya ini,dia jadi kepikiran akan ucapan istrinya untuk memberikan satu perusahaan untuk faris.
Sebenarnya dia tidak mempermasalahkan banyak perusahaan milik bara yang ada campur tangannya dengan Faris bahkan 70%yang memajukan adalah Faris dia hanya eksekusi saja,semua otak nya Faris yang memulai jadi sangat yakin jika seumpama dia memberikan satu saja perusahaanya untuk Faris,dia yakin dia tidak akan merugi
Tapi masalahnya bara juga tidak bisa berjalan sendiri tanpa Faris,dia juga tidak mau kehilangan seorang partner seperti Faris
Bara pun jadi bimbang,dia tak yakin bisa tanpa Faris meski karyawan dia banyak tapi yang seperti Faris sangat sulit ia temukan
setia,dan penuh dedikasi itulah yang di berikan oleh seorang Faris,sikapnya yang tenang dan tak terburu-buru dan juga perfect dalam hal apapun itu membuat bara diam-diam mengidolakan sang asisten
"ris...,?"panggil bara berbisik tidak ingin menggangu jalannya meeting yang berlangsung saat ini
"iya pak kenapa,apa ada masalah?"jawab Faris dengan ikut berbisik pula
Bara menggeleng"jika kau ingin mengantar gina untuk pulang ke rumah kau boleh tinggalkan meeting"kata bara
Faris sontak menengok ke arah bara,matanya terbelalak tak percaya mendengar yang di ucapkan oleh atasannya itu
"kenapa saya harus mengantarnya pulang pak?"tanya Faris
Bara mengernyitkan keningnya"Loh bukannya kamu itu dekat dengan gina,sampai pangku-pangkuan pula,masak pacarnya mau pulang dari rumah sakit nggak diantar?"bara bertanya-tanya
"saya tidak dekat dengan gina pak,saya tidak memiliki hubungan dengan dia,pada saat itu kami hanya tidak sengaja saja"ucap Faris dengan tenang namun lirih karena tidak mau menggangu jalan nya meeting yang tengah berlangsung ini
bara mengangguk mengerti lalu dia kembali fokus ke jalan nya meeting,dia tidak ingin berspekulasi apapun dulu,takut jatuh nya memaksa,biar saja senatural mungkin jika mereka memang di takdirkan untuk berjodoh maka jalan nya pun akan terbuka,begitu pemikiran nya bara.
Sedang di rumah sakit Edo membantu gina membawakan barang-barangnya dan di masukan ke dalam mobilnya
Wajah Maia seketika cemberut melihat sang kakak yang sangat berusaha sekali mengambil hati gina dan juga bibi Ita
"dih kakak ini menyebalkan sekali sih,aku yang duluan kemari main serobot aja,ngeselin deh!"Maia menggerutu sebal di hadapan sang kakak yang tengah memasukan barang- barang gina ke bagasi mobilnya
Sedang gina yang mendengar gerutuan sang teman tersenyum kecil
"udah gapapa kok Mai,nanti aku satu mobil sama kamu ya biar bibi yang sama kak Edo"balas gina dan seketika raut wajah Maia berbinar-binar
"aku setuju,sama kamu gin"memberi jempol ke sang teman
gina pun berjalan menghampiri sang bibi dan Edo
"BI Ita nanti biar diantar sama pak Edo ya bi,gina mau bareng sama Maia,ada yang ingin gina tanyain pribadi soalnya!"kata gina meminta izin sang bibi
"bibi sih terserah nak Edo,mau apa tidak nganterin bibi"kata Ita
Gina pun menoleh ke edo,dan pandangan mereka saling bertemu,gina kemudian tersenyum dan berjalan ke arah Edo membuat Edo salting sendiri
"pak bisa antar bibi saya dulu tidak?nanti saya sama Maia nyusul di belakang"kata gina dan itu sukses membuat Edo terkejut tak suka
"Loh kenapa kamu nggak sekalian aja gin,nanti aku anter barengan bibimu"protes Edo dia tidak mau gagal kali ini,sudah di belain jauh-jauh dari luar kota hanya untuk gina endingnya malah di suruh nganterin bibinya yang lagi hamil tua
"haduh gagal pdkt nya dong memang adek sialan itu Maia"gerutu Edo dalam hati dia pun mengangguk mau tidak mau daripada citranya buruk di depan gina
Akhirnya dia mengantar bibi gina,dan Ita langsung menyambut penuh keceriaan karena bisa menaiki mobil mewah kayak di sinetron-sinetron dan dia pun mengusap perutnya berdoa besok anak-anaknya akan memiliki mobil juga jika sudah bekerja
Kan ya masih jauh bibi Ita?tapi tidak apa-apa namanya seorang ibu pasti doanya yang baik-baik kan?
Sedang Edo menatap tajam ke arah sang adek,yang malah menampilkan deretan gigi putihnya
Sesampainya di dalam mobil,Edo langsung melajukan mobilnya dan di belakang Edo ada mobil Maia dan juga gina di dalamnya
Gina tengah memakai seat belt saat sang teman hendak melajukan mobilnya,namun yang terjadi
"eh gin Faris gin..."teriak Maia menepuk nepuk pundak gina yang tengah tertunduk membetulkan pengaman di tempat duduknya
pukulan Maia tengah tak di hiraukan oleh gina,karena dia sedang kesusahan saat ini
"apaan sih!!!Maia kamu berisik banget!"gina sedikit menaikan nadanya karena dia cukup terganggu dengan pekikan Maia yang seolah hendak memecahkan gendang telinganya
"aku lihat Faris tadi!"seru Maia
"terus?"tanya gina
"kok terus?ya kamu temuin lah!"Maia berujar kembali
"buat apa nemuin dia?"jawab gina lagi dengan terus mencoba seat belt nya yang benar-benar memancing kemarahannya
"dih beneran ngajak ribut ini"sahut gina kesal dengan pengaman di kursi duduknya
"jangan ngomong gitu siapa tau ia kesini mau anter kamu pulang?"kata Maia penuh rencana licik
"udah deh ga usah urusi seat belt,ini itu tanda kamu memang nggak boleh duduk bareng aku,Uda sana turun!"saat melihat gina yang masih mempermasalahkan pengaman duduknya temannya malah nyuruh untuk turun
"kok turun?kenapa kamu ngusir aku?"gina masih merasa sebal,dia tak mengerti mengapa dia malah di suruh untuk turun sama sang teman
"bukan ngusir sayang,lihat tuh dia lihatin kamu dari tadi?"tunjuk Maia dan saking sebalnya Maia terhadap teman nya itu dia sampai mengambil dagu gina dan di arahkan tepat dimana Faris berada
Dan betapa terkejutnya gina saat menatap Faris di depannya
"Faris!!"dia menengok ke arah sang teman
Maia hanya mengedipkan matanya,tapi gina tak mengerti apa maksud dari sang teman
Dia yang ingin mengintrogasi Maia saat menemukan kiss Mark di leher Maia,malah kini dia di kejutkan akan kehadiran Faris.
Kemarin saat Faris memergoki dirinya yang tengah membicarakan Faris tentang bayi kembar,Faris pun ikut mengiyakan,karena Faris tidak ingin membuat Karina sedih bisa bisa dia yang akan susah karena bara akan terus curhat kepadanya,jadi dia cari jalan aman saja,tapi tidak di sangka perkataan Faris akan membuat dirinya dan gina bertengkar kembali seperti saat ini
"kamu ngapain kesini?"tanya gina saat sudah keluar dari mobil
"loh kamu bilang suruh jemput kan?"tanya Faris heran karena saat dia meeting tadi tiba-tiba ada pesan masuk dan itu dari gina yang memintanya untuk menjemputnya
"aku kirim pesan?engga kok!"elak gina
Kemudian Faris mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan ke arah gina
Mata gina terbelalak tak percaya saat dia melihat dengan kepala matanya sendiri
"iya bener itu nomor ku,tapi aku tidak merasa mengirim pesan ini kok,suer!!eh tunggu sebentar!"gina pun mengecek ponselnya yang ternyata pesan itu telah di hapus
"kok di ponselku nggak ada ya,itu jam berapa sih kirim pesannya?"tanya gina
Lalu Tidak lama Maia malah melajukan mobilnya karena ia baru saja di hubungi Mario yang butuh bantuannya
"gin sorry aku nggak bisa nunggu lama,Mario habis telfon aku di suruh bantu,kamu balik bareng Faris saja ya...dah"melambaikan tangan langsung tancap gas
"eh kok aku di tinggalin,dih gimana sih!"menggerutu lalu tak lama Faris menarik tangan gina lalu ia ajak untuk masuk ke dalam mobilnya karena siang itu matahari sangat terik takut gina akan pusing karena cidera di kepalanya masih belum sembuh total
"eh eh ini kenapa main pegang dan tarik-tarik tangan aku,emang nya aku kambing,dih ini orang ga romantis banget"menggerutu sambil mengusap pergelangan tangannya yang tadi di cengkram sama Faris
"buruan masuk ke dalam,aku anterin pulang"jawab Faris datar kemudian membukakan pintu mobil bagian depan untuk gina karena dia sangat ingat wanita itu pernah bilang kalau dia tidak biasa duduk di belakang takut kalau kalau mabuk
Setelah gina masuk ke dalam,Faris kemudian mengitari mobilnya dan langsung masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengamannya setelah itu hendak melajukan mobilnya tapi dia menoleh kearah gina yang tidak memakai sabuk pengaman
"pakek sabuk pengamannya gina?"perintah Faris
"nggak ah sulit,tadi aja di mobil Maia nggak bisa-bisa"kata gina dengan nada kesal
"makanya belajar dong,kalau punya mobil sendiri jadi nggak akan susah!"ujar Faris penuh penekanan,wajahnya mengisyaratkan Jiak dia sedang terburu-buru jadi agak ketus berbicara.lalu kemudian membantu gina memakaikan sabuk pengamannya meski dengan marah marah seperti itu
Namun berbeda dengan gina saat Faris mengomeli dirinya,dia tak sengaja menatap wajah Faris yang begitu tampan dengan kaca mata bertengger di hidung mancung nya,gina juga bisa merasakan parfum milik Faris serta nafas Faris yang segar karena jaraknya dengan Faris memang sangat dekat
Faris menatap kearah gina yang tidak berkedip itu,lalu meniup mata gina
"huuuuft"meniup wajah gina,supaya tersadar akan lamunannya
"dih kenapa niup-niup sembarangan sih!"gina menggerutu kesal karena ulah Faris barusan
"kenapa menatap seperti itu,kamu tidak pernah lihat orang ganteng?"tanya Faris
Membuat gina terbelalak tak percaya"kamu tuh ternyata ga cuma nyebelin,dan suka cari kesempatan,kamu ternyata narsis juga,dih kenapa meski harus sama kamu sih,padahal kan rencananya aku mau interogasi temen ku Maia"ujar gina sebal dia pun memajukan bibirnya
"emang teman mu kenapa?"tanya Faris ikut penasaran
gina melirik kearah faris,"kamu nanya?kamu bertanya-tanya?"dengan wajah yang di menye-menye kan
Membuat Faris memutar bola matanya malas
"ya sudah ga perlu di jawab aku akan antar kamu sampai rumah"kata Faris
Wah akan ada yang luka tapi tak berdarah nih
Sampai sini dulu,maaf author bikin panjang
Mau dobel up anak ngereog terus,jadi di bikin panjang saja,sepanjang cinta mom sama kamu😘😘😘
Bersambung
pasti ingat terus kejadian kokop mengkokop