Kisah ber-genre fantasi yang menceritakan seorang anak konglomerat di suatu negara yang terjebak hubungan dengan dosennya sendiri. Violia Lavina seorang mahasiswi yang agak "unik" yang entah bagaimana bisa terjebak dengan dosennya sendiri, Leviandre. Dalam hubungan sakral yakni pernikahan.
Katanya terkait bisnis, bisnis gelap? Unit Pertahanan negara? Politik? SECRETS, mari kita lihat rahasia apa saja yang akan terkuak.
Violia said:
Demen ya pak? Tapi maaf, bapak bukan tipe gw.
And Leviandre said:
Berandalan kayak kamu juga benar-benar bukan tipe saya.
Disclaimer, cerita ini adalah cerita pertama dari sayaa, oleh karena itu isi novel ini jauh dari kata sempurna. Serta cerita ini memiliki alur yang santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FairyMoo_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Twenty Two
Vio terbangun dari tidurnya, ia berkali-kali mengerjapkan matanya guna memfokuskan pandangannya. Ia bangun dan melihat sekeliling, kamar itu kosong ia tak menemukan keberadaan Levi.
Jam yang ada di meja menunjukkan pukul setengah 4 sore. "Hah?! Udah sore aja?!" teriaknya seraya membelalakkan mata terkejut. Vio mengambil ponselnya dan keluar dari kamar, ia menuju dapur untuk minum air putih.
Vio mencari-cari keberadaan suaminya itu, ia berjalan menuju keluar Vila. Saat melewati ruang keluarga, ia menatap ruangan itu sebentar dan merasakan sesak di dadanya. Vio menggeleng kuat untuk menyadarkan perasaannya dan melanjutkan langkahnya.
Sebelum sampai pada pintu depan Vio mendengar suara dari pintu samping, tepatnya dari arah kolam. Vio berjalan kesana, ia yakin itu adalah suaminya. Benar saja, saat tiba Vio melihat Levi yang sedang berenang di kolam itu.
"Vi? Baru bangun?" sapa Levi saat ia melihat Vio datang. Vio hanya mengangguk canggung, ia terfokus pada Levi yang tidak mengenakan atasan, terlihat jelas di dalam air. Persis seperti dalam mimpinya Levi memiliki badan yang sangat bagus.
"Seger ya?" tanya Vio sambil berdiri di tepi kolam. Levi hanya mengangguk dari tengah kolam. Vio mengangguk dan berjalan ke pojok kolam, di sana ada ruang ganti yang di dalamnya sudah disiapkan baju renang.
Beberapa saat kemudian Vio telah siap dengan baju renangnya. Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin. "Gapapa, lagi pula dia gasuka cewek kok." ujar Vio meyakinkan dirinya yang awalnya malu dengan baju renang itu.
Vio keluar dari sana dengan baju renang berupa rok yang langsung celana sepaha dan tanktop yang hanya melindungi bagian dadanya. Ia berhenti di tepi kolam dan duduk disana sambil memainkan air dengan kakinya.
Levi yang menyadari Vio ingin ikut berenang cukup terkejut. "Mau ikut berenang?" tanyanya. "Iya, gerah banget soalnya." balas Vio mulai menjatuhkan dirinya ke kolam. Ia berenang menuju Levi yang berada di tengah kolam.
"Bapak udah makan siang?" tanyanya basa basi saat sampai di depan Levi. "Udah, kamu lapar? Biar saya masakin." balas Levi sembari bergerak hendak pergi.
"Gaperlu, bentar lagi udah jam makan malem, nanti aja sekalian makan malem." sahut Vio.
"Tapi kamu ga makan apa-apa Vi, terakhir kamu makan tadi pagi." ujar Levi khawatir. "Gapapa, biasa kalli." sahut Vio sambil memainkan air dengan tangannya.
"Itu tuh, alesan kamu ga bener tumbuhnya. Makan aja males." ucap Levi memandang Vio.
Saat ini Levi benar-benar berdiri di kolam, airnya mencapai bahu Levi otomatis Vio yang berada di depannya bertahan dengan menggoyang-goyangkan kakinya di bawah sana.
"Enak aja!!" sentak Vio yang langsung menyemburkan air kearah Levi. Levi terkekeh geli kemudian ikut membalas perbuatan Vio. Sebab Vio yang hanya bertahan dengan mengapung saat Levi menyemburkan air kepadanya ia kehilangan keseimbangan yang membuatnya hampir terjungkal.
Levi dengan cepat menangkapnya, badan mereka jadi menyatu akibatnya. Vio yang kaget juga refleks memeluk leher Levi. Levi menahan pinggang Vio agar ia tidak tenggelam. Levi yakin kaki Vio akan lelah jika terus terusan bergerak di bawah sana.
Vio menatap Levi yang tampak mencemaskannya. "Udah ih lepasin, gw gabakal tenggelem kok." ujar Vio minta dilepaskan.
"Gapapa, biar kamu ga cape ngambang-ngambang, kan kakinya ga nyampe." ujar Levi diikuti kekehan.
Levi yang merasa tidak nyaman memegang pinggang Vio, ia mengangkat Vio sedikit hingga ia memeluk bagian atas lutut Vio. Jadi wajah Vio sekarang berada lebih tinggi daripada wajah Levi. Levi harus melihat keatas untuk melihat wajah Vio.
"Hehehe, sekarang gw lebih tinggi." kekeh Vio menatap kebawah untuk melihat wajah Levi. Tangannya menangkup bahu Levi. Ia merasakan otot keras disana.
"Kok bisa bapak punya waktu buat olahraga?" tanya Vio memulai percakapan.
"Dulu dirumah papa saya ada ruang khusus buat olahraga, jadi saya bisa sempet-sempetin olahraga." balas Levi sengenanya.
"Kalau kamu?" tanyanya balik. "Gw?" ucap Vio menunjuk dirinya sendiri dan di anguki Levi. Levi bertanya karena melihat proporsi badan Vio yang bagus, perut Vio benar-benar rata.
Kalian tidak perlu heran darimana Levi mengetahuinya, sebab itu juga Vio pd untuk memakai pakaian yang mengekspos perutnya.
"Gw ga pernah ngegym atau semacamnya." ujar Vio. memang benar ia tak pernah pergi gym, ia hanya berolahraga sedikit dengan latihan fisik yang biasa ia lakukan dengan ILUSIONS.
"Masa sih? Kalo gitu, teknik bela diri?" tanya Levi lagi. "Eh, kok tau gw bisa seni bela diri?" heran Vio. Levi menatap Vio yang berada di atasnya datar. "Waktu itu kamu nyikut saya sampe pingsan kalo lupa." ujar Levi mengingatkan.
Vio ingat dan sedikit terkekeh, ia sudah merasa tidak nyaman dengan posisinya ia menggerakkan kakinya beralih melingkari bagian perut Levi, otomatis Levi menahan bagian belakang Vio. Wajah Vio telah setara dengan wajah Levi.
Vio mengusap rahang Levi yang dulu pernah ia pukul hingga Levi pingsan. "Dulu pas sma gw belajar buat pertahanan diri aja." ujarnya, memang benar ia belajar seni bela diri saat sma tapi bukan di sekolah melainkan di cam latihan UNPER. Tangan Vio masih betah mengusap rahang Levi dan satu tangannya berpegangan ke dada Levi.
"Pak, wajah bapak merah, bapak ga pake sunscreen ya?!" tanya Vio panik. "Ah iya, saya lupa." balas Levi sengenanya. Vio langsung menarik Levi dan mereka berdua tenggelam. Mereka berdua membuka matanya di dalam air.
Vio dapat melihat tubuh atas Levi yang polos dengan otot-otot yang terbentuk di bagian perut dan dada Levi. Sedangkan Levi menatap Vio dalam, Vio memang sudah biasa berpakaian terbuka, tapi tidak seterbuka dan seketat itu.
Karena Vio mengunakan rok, saat menenggelamkan diri roknya naik keatas dan mengambang melihatkan bagian hotpants nya.
Entah dorongan dari mana, Vio mendekat kearah Levi dan dengan tak berdosanya ia menyentuh otot perut Levi dengan jari telunjuknya. Levi tak bergeming, merasa semakin lama tangan Vio makin kebawah Levi menahan tangan Vio dan menggeleng pelan kearah Vio.
Vio yang tersadar langsung menarik tangannya dan naik kepermukaan air diikuti Levi. "Ekhm, maaf." ujar Vio tanpa menatap Levi. "Pak, gw mau makan diluar nanti malam." ujar Vio mengalihkan topik, ia malu karena kelakuannya tadi.
"Makan diluar gimana? Kita sedang di pulau sendirian Vi." ujar Levi. "Gw tau, maksud gw tuh kita makannnya diluar rumah, di depan Vila ini kan ada taman kecil, kita bawa meja dan makan disana." ujar Vio menjelaskan maksudnya.
"Oh gitu, yaudah oke. Kalau gitu kita harus mulai berkemas dari sekarang." ujar Levi berenang menepi.
Vio masih menyempatkan dirinya untuk tenggelam sebentar. Lalu ia berenang perlahan dari dalam air dan tiba-tiba kepalanya sudah nyembul di tepi kolam. Ia sudah tak melihat Levi, terlihat sepasang jejak kaki mengarah ke ruang ganti.
...✥...
Mereka mulai mendekor taman dengan lampu-lampu dan membawa meja serta alat panggang beserta alat masaknya sekali. Jam 9 malam mereka telah selesai dengan acara makan malamnya, tetapi mereka melanjutkan dengan acara minum-minum. Kali ini Vio dapat mengontrolnya, dia sudah berhenti sebelum mabuk.
Beberapa saat kemudian mereka telah di kamar, Vio terbaring di sofa kamar sambil memainkan ponselnya dan Levi seperti biasa habis minum ia akan mandi. Vio mengecek pesan satu persatu, pesan banyak berdatangan dari grup chat bernama ILUSIONS di sana.
Levi telah selesai dengan acara mandinya, ia merebahkan diri dikasur. "Vi, belum mau tidur?" tanya Levi disana. "Belum." balas Vio seraya bangkit dari sofa. Ia mengarah ke kamar mandi berniat mandi guna menghilangkan efek pengar seperti Levi.
Sebelum memasuki kamar mandi tak lupa Vio mengambil pakaiannya di ruang ganti terlebih dahulu.
Vio memandangi baju-baju nya, fokusnya tertuju pada satu dress tipis di sana. "Sayang banget, padahal Al udah susah-susah beliin gw ini. Mana ni baju mahal banget lagi." ujar Vio membelai baju itu.
"Apa gw pake aja ya? Buat difoto dan tunjukin ke Al, biar dia tau hadiah dari dia gw pake." monolognya menimbang-nimbang keputusan.
"Yaudah deh, gw juga penasaran bentukan ni baju kalo di pake. Lagian punya laki juga ga normal, ga masalah kan?" ujarnya acuh. Ia mengambil set baju itu dan keluar dari sana.
"Vi, kamu mau ngapain?" tanya Levi saat Vio keluar dari ruangan yang menyimpan pakaian mereka itu. "Mau mandi juga." ucapnya sambil berjalan kearah kamar mandi. "Tumben?" heran Levi. "Gerah, sekalian ngikutin bapak, buat ngilangin pengar." ujarnya langsung masuk ke kamar mandi.
... ✥...
"Wih, kece nih baju." ujar Vio, ia melihat pantulan dirinya dari kaca yang ada di sana. Baju tipis berwarna hitam itu telah melekat pada Vio, kali ini bukan hanya perut Vio yang terekspos melainkan hanya sedikit bagian yang tertutup. Tanpa beban Vio melangkah keluar kamar mandi.
Suara pintu terbuka mengalihkan fokus Levi, ia langsung membelalakkan matanya melihat Vio yang keluar kamar mandi dengan baju itu. Matanya terus mengikuti pergerakan Vio dari keluar kamar mandi, mengambil ponselnya di sofa, hingga Vio telah duduk di tepi ranjang.
Vio ikut berbaring di sana, ia menoleh pada Levi sebentar, "Good night sir." ujarnya lalu berbalik membelakangi Levi dan ia mulai sibuk pada ponselnya.
Vio sama sekali belum di hampiri rasa kantuk karena ia tidur cukup lama tadi siang.
...»»---->To Be Continued<----««...
...Haii~ mau tau kelanjutannya? Ayo vote duluuu. ...
...Mungkin beberapa bab ini akan "tidak ramah" untuk di baca. Jadi mohon bijaklah dalam membaca. ...
...Oke byee guys, see you in next part👋🏻...