NovelToon NovelToon
King Mafia And Queen Mafia

King Mafia And Queen Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:194k
Nilai: 5
Nama Author: Alif Irma

Squel Terpaksa Menikahi Tawanan-ku

Bagaimana jadinya jika king Mafia dan Queen Mafia disatukan dalam sebuah pernikahan. Apakah mereka akan saling mencintai atau sebaliknya malah saling membunuh? mengingat keduanya sama-sama kejam.

Begitu halnya yang dialami oleh King Ares Robinson dan Violet Matteo Manav. Dimana mereka selalu saja berdebat setiap kali bertemu, bahkan ingin saling membunuh.

Akankah ada ketertarikan diantara mereka? atau mungkin benih-benih cinta mulai bersemi seiring berjalannya waktu.

Yuk simak kisah mereka hanya di cerita King Mafia and Queen Mafia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akan segera menikah

"Ada apa ini!" ucap tuan Keynand hingga mengalihkan pandangannya pada sosok yang disayanginya.

"Kau sudah pulang sayang." ucapnya tersenyum. Violet bergerak mendekati ayahnya dan langsung berhambur memeluknya.

Evan memilih untuk diam, tidak mungkin juga ia langsung pergi tanpa berpamitan kepada mereka.

"Kenapa Daddy tidak ke kantor?" tanya Violet sambil melepaskan pelukannya.

"Bagaimana Daddy akan ke kantor? dia sangat mengkhawatirkan anak gadisnya yang dari semalam tidak pulang pulang. Pernah kah kau berpikir bahwa para orang tua begitu khawatir dan tak tenang jika putra atau putri mereka tidak pulang semalaman" timpal nyonya Viona sembari membawa nampan berisi secangkir kopi dan teh hangat lalu meletakkannya di atas meja.

Violet merasa terpojokkan mendengar ucapan ibunya. Ia melirik ayahnya dengan tatapan memohon. Sontak sang ayah kembali memeluknya dengan penuh kasih.

"Oh putriku sayang, akhirnya kau pulang. Bagaimana dengan pekerjaanmu? apakah berjalan lancar sayang? maafin Daddy, karena Daddy terlalu overprotektif kepadamu." ucap tuan Keynand sambil menepuk pelan punggung sang putri. "Jangan dengarkan ucapan mommy mu." tambahnya dengan berbisik.

"Baik Daddy." ucap Violet yang juga berbisik kepada ayahnya.

Violet melepaskan pelukannya lalu bergelayut manja di lengan ayahnya.

"Berkat Daddy pekerjaanku berjalan dengan lancar." ucap Violet tersenyum merekah sambil melirik ke arah ibunya yang berdiri tak jauh darinya.

"Syukurlah, sebaiknya kau beristirahat sayang." ucap ayahnya sambil mengelus puncak kepala Violet.

"Tunggu sebentar Daddy, bukankah kita kedatangan tamu istimewa." ucap Violet lalu mengalihkan pandangannya ke arah Evan yang masih setia berdiri di dekat sofa.

"Nak Evan silahkan duduk dulu, jangan buru-buru pulang. Bukankah nak Evan ingin bertemu dengan Violet." ucap Nyonya Viona dengan ramahnya.

"Baik Tante." ucap Evan tidak enak hati dan lekas duduk di sofa.

Violet, tuan Keynand dan Nyonya Viona ikut duduk di sofa bergabung dengan Evan. Mereka mengobrol bersama dan seolah seperti keluarga cemara.

Sementara itu, Ares menyelinap masuk di rumah mewah tuan Keynand melalui jendela kamar. Ia terlihat waspada disekelilingnya sembari mengamati suasana kamar yang berhasil ia masuki.

"Aku sangat yakin pemilik kamar ini adalah seorang wanita." gumam Ares sambil mengamati suasana kamar tersebut yang bercat pink.

Namun sayangnya tak ada satupun foto yang terpajang dalam kamar tersebut. Ares memutuskan masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar dan muncullah dua pelayan wanita membawa peralatan untuk membersihkan kamar tersebut.

Ares yang berada di dalam kamar mandi mendadak mendengar suara seorang wanita tengah mengobrol diluar. Sehingga ia memilih untuk berdiam diri di dalam kamar mandi sampai para wanita itu pergi.

***

Di ruang tamu, Violet maupun Evan saling curi-curi pandang dan sama sekali belum memulai obrolan ketika kedua orang tua Violet pamit kebelakang.

"Kenapa kau berubah wujud menjadi pendiam! biasanya kau terlalu banyak bicara dan suka bertindak sesuka hatimu!" ucap Violet dengan tatapan sinis.

"Memang begini sifat asliku. Terserah kau menilai ku seperti apa, yang jelas perlu kau ingat kita akan segera menikah." ucap Evan sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Violet dibuat pusing dengan tingkah pria itu. Terkadang pria itu memiliki kepribadian ganda, kadangkala cerewet dan super menyebalkan, kadangkala menjadi pria dingin dengan mulut yang terus terkunci rapat.

"Ya, kita memang akan segera menikah. Dan aku akan selalu mengingatnya di sini." ucap Violet sambil menunjuk kepalanya dengan tingkah mengejek. Kemudian bangkit berdiri dengan gaya angkuhnya.

Membuat Evan mengepalkan tangannya melihat tingkah menyebalkan gadis yang akan menjadi calon istrinya.

"Kurasa semuanya sudah jelas, jadi sebaiknya kau pergi!" ketus Violet sambil berbalik badan. Ia sudah bosan melihat wajah pria itu dan sudah berulangkali bertemu dengannya.

Violet dengan santainya melangkah menuju kamarnya, namun baru beberapa langkah ia langsung meringis kesakitan merasakan lengannya yang terluka kembali berdenyut nyeri.

Refleks Evan yang melihatnya langsung bergerak mendekati Violet.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Evan sambil menyentuh bahu Violet. Seketika Violet menoleh kearah Evan hingga pandangan mata mereka bertemu.

Diluar dugaan Ares yang baru saja keluar dari kamar langsung disuguhkan pemandangan yang membuat tubuhnya seolah terbakar api. Kedua tangannya di kepal kuat, bahkan kedua matanya memancarkan kilatan amarah melihat gadis incarannya bersama dengan seorang pria. Ingin rasanya ia menghajar habis-habisan pria itu karena begitu lancang mendekati gadis incarannya.

Tapi tiba-tiba Ares mendengar suara seseorang yang begitu hebohnya, sontak ia kembali bergegas masuk ke dalam kamar untuk bersembunyi.

"Wah wah wah kalian semakin akrab saja." ucap Nyonya Viona yang sedang menggoda putrinya.

Baik Violet dan Evan kompak mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Tanpa aba-aba Violet langsung menendang betis Evan sebelum menjauhinya.

"Awwww" Evan meringis kesakitan sambil membungkuk menyentuh betisnya yang habis ditendang oleh Violet.

Dasar gadis berandal. Batin Evan.

"Itulah akibatnya karena kau tidak mau pergi dari rumahku!" ucap Violet dengan tatapan sinis lalu melenggang pergi menuju kamarnya.

"Violet!" Nyonya Viona mencoba menghentikan putrinya, namun tidak dihiraukan oleh putrinya.

Wanita paruh baya itu lekas menghampiri Evan untuk meminta maaf kepadanya atas tingkah laku putrinya.

"Maafin putri tante, nak Evan. Terkadang sikapnya masih kekanak-kanakan. Mungkin setelah dia menjadi istrimu, sikapnya akan berubah dan lebih menghormatimu." ucap Nyonya Viona tak enak hati.

"Tidak apa-apa Tante." ucap Evan santai dan mengaggap semuanya biasa-biasa saja.

"Kalau begitu saya permisi." pamitnya undur diri dari hadapan calon ibu mertuanya.

"Iya, hati-hati di jalan. Salam untuk ayahmu." ucap Nyonya Viona tersenyum dan Evan hanya mengangguk menanggapi ucapan calon ibu mertuanya. Kemudian melenggang pergi.

Sementara Ares yang bersembunyi di dalam kamar terlihat begitu marah besar setelah menyaksikan langsung kedekatan Violet dengan seorang pria.

Ditambah ia sempat mendengar obrolan wanita paruh baya yang diyakini adalah ibu Violet dengan sosok pria yang bersama dengan Violet. Pikirannya sudah tak menentu, apalagi ia sudah mengklaim bahwa Violet adalah miliknya sampai kapanpun.

"Aku tidak akan membiarkan Violet menikah dengan pria itu." gumamnya lalu mengusap dagunya yang sedang dirundung masalah.

"Sial! aku tidak sempat melihat dengan jelas wajah pria itu. Sebaiknya aku hubungi saja mata-mataku untuk mencari tahu tentang pria yang sedang mendekati milikku." ucapnya kesal lalu meninju dinding berulangkali meluapkan amarahnya.

Ares menghentikan aksinya saat mendengar ponselnya berbunyi. Ia langsung merogoh ponselnya dari saku celananya.

"Mama" gumamnya melihat nama yang tertera di layar ponselnya. "Kenapa mama menghubungiku di jam seperti ini." ucapnya heran, kemudian memilih mengangkat panggilan masuk dari ibunya.

"Halo mama." ucap Ares di ujung telepon.

"Pulang sekarang! ada hal penting yang mau Oma bicarakan kepada kita." ucap Ibunya dengan tegasnya

"Maaf Mama, aku ada urusan....."

"Ares, tolong dengarkan ucapan mama kali ini. Mama mohon agar kau mau pulang. Jangan membuat Oma menunggu lama." ucap nyonya Laurent di ujung telepon.

Ares menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu mengiyakan ucapan ibunya. Ia bisa kembali ke kediaman Violet setelah urusan dengan keluarganya selesai.

Bersambung....

Terima kasih atas dukungannya teman-teman 🤧

1
Dini Mulyati
Luar biasa
Claudia f Umboh
ternyata hamil juga
Fahmi Fahmi
menarik
Ana Hidayati
Luar biasa
GuGuGaGa_90
tq Thor ceritanya sgt² best...
Alif_Cha: makasih atas komentarnya 🙏
total 1 replies
GuGuGaGa_90
kesian sekali hana/Scowl/
GuGuGaGa_90
/Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
GuGuGaGa_90
adehhh..sllu tanpa disedari....dup dap
GuGuGaGa_90
nicee
GuGuGaGa_90
/Drool//Drool//Drool//Drool/
GuGuGaGa_90
mulai ada rasa ke tu🤣🤣🤣
GuGuGaGa_90
niceeee
GuGuGaGa_90
Luar biasa
GuGuGaGa_90
nnt awk juga jatuh hati kat violet tuh...
Ririn Nursisminingsih
hadeh knapa harus amnesia
Leng Loy
Gak usah cerailah Evan,nti kamu nyesel klo sudah kehilangan Aileen ☺️
Leng Loy
Klo Violet amnesia pasti gak inget sm Ares klo Ares suaminya 😥
Leng Loy
Jangan galak" Evan sm Aileen ☺️
Leng Loy
Wah berani sekali Aileen mencium Evan,hati Evan jd ketar ketir nech,trus salting ☺️
Leng Loy
Evan udah tau siapa pencuri nya,hayoloh Aileen takut" dech lho, sebenarnya Aileen gx mau jd pencuri,tp Krn terpaksa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!