SIAPA KAMU

Arsen, mencekal lengan Camelia dan membawanya ke belakang sekolah. Lalu, menghimpit tubuhnya di dinding.

Camelia, langsung membuang muka ke arah lain. "Jangan macam-macam, Arsen. Aku peringatkan kamu!". Tegasnya, Camelia. Dari segi mananya,Arsen tampan? Jelas-jelas Jhonny, tak akan terkalahkan. Masih saja, Camelia memilih pria brengsek ini.

"Hussssttttt....!". Arsen, meletakkan jarinya tepat di bibir Camelia.Namun, Camelia langsung menepisnya.

Aku baru sadar,jika Camelia sangat cantik daripada biasanya. Lihatlah, bibirnya sangat menggoda.Batin Arsen,jiwanya meronta-ronta ingin merasakan bibir Camelia.

"Kenapa, Camelia? Aku merasakan aneh, dengan sikapmu ini. Oke, aku salah besar kepadamu. Di saat kamu,koma dan sadarkan diri. Aku tidak ada,aku minta maaf sekali. Ini soal oma ku, meninggal dunia dan harus pergi ke luar negeri". Arsen, menatap lekat manik-manik mata Camelia. Begitu sangat tajam,tak seperti dulu.

"Lepas! Jangan menyentuh ku, Arsen!". Bentak Camelia, langsung mendorong kuat tubuh Arsen. "Aku sudah memperingatkan kepadamu,jangan macam-macam dengan ku. Apa kamu tidak takut, menghadapi pamanku ha?". Kini Camelia, mengancamnya. Kau meminta maaf, percuma kali. Toh,aku tidak perduli dengan dirimu.

Arsen,tak lagi mendekati Camelia dan memberikan jarak. Sudah pasti,dia sangat takut dengan pamannya. Jangan dirinya, keluarganya pun tak bisa berkutik apa-apa.

Sial,aku tidak boleh melakukan pemaksaan terhadap Camelia. Dia bisa saja, menghancurkan kehidupan ku. Aaarghhh..Kenapa dia berubah, tidak menuruti perkataan ku?. Batinnya Arsen, mengepalkan tangannya.

"Camelia,aku mencintaimu". Ucap Arsen,meraih tangan Camelia. Semoga saja,dia luluh dengan ungkapan cinta ku ini. Mana ada wanita yang menolak cintaku,apa lagi aku sebagai ketua tim basket. Terbilang terpopuler di sekolah ini, maupun di sekolah lainnya.

Camelia, langsung menarik tangannya dan memberikan seringai tajam. "Ck,aku percaya begitu saja? Asalkan kamu tau, sedikitpun aku tidak menyukaimu. Apa lagi,kamu menginginkan diriku demi keuntungan keluargamu.Aku tau kok,jika kamu diam-diam menjalin hubungan dengan Gladis". Kata Camelia, tersenyum smrik. Hahahaha....Aku kira,aku tidak tau apa? Tentu saja,masih teringat di pikiran Camelia. Dimana Camelia dulu, memergoki kalian secara langsung. Ayolah,aku tidak sabar menyebarkan video panasnya Gladis yang aku dapat malam tadi.

Glekkkk...

Arsen, mengusap wajahnya dengan kasar. Darimana Camelia, mengetahui hubungan ku dan Gladis? Tidak mungkin, Gladis memberitahukan kepada Camelia. Aku sudah mengancamnya,kurang ajar siapa pelakunya?.Batin Arsen, gelabakan karena ketahuan berbohong.

"Camelia,kamu berbicara apa? Aku tidak mengerti,sama sekali". Arsen, sok-sokan tidak mengerti.

"Hahahaha....Arsen,jangan sok polos deh. Aku tidak bisa di bohongi,paham!". Camelia, mengibas-ngibas tangannya. Cowok playboy,aku bukan tipeku. Asap kan kamu tau, tipeku seperti Jhonny sekarang. Owowow... Sugar Daddy ku,yah...

"Camelia,cuman kamu yang aku cintai. Sudah lama menginginkan dirimu,". Arsen, berusaha meluluhkan hati Camelia. "Camelia, maukah kamu jadi pacarku". Tanpa basa-basi lagi, Arsen langsung mengajak jadi kekasihnya. Ada senyuman manis di sudut bibir,Arsen.

"Hahahaha.... Maaf,aku menolak mu mentah-mentah. Karena kamu bukan tipeku,Arsen". Jawab Camelia, dengan lantangnya.

Memang dulu, Camelia sangat mudah di Luluhkan hatinya. Bahkan,berani membentak pamannya dan membela Arsen. Dulu, Arsen meminta bantuan kepada Camelia untuk membantu perusahaan orangtuanya.

Dada Arsen,kembang kempis menahan diri. Bagaimana bisa,dia di tolak mentah-mentah oleh Camelia. Sungguh tak menyangka,akan terjadi dalam hidupnya.

"Aku tidak mudah kamu bujuk rayu, Arsen. Asalkan kamu tahu,aku bukan Camelia yang dulu. Selalu menuruti kemauan kalian, seakan-akan aku boneka yang gampang di gerakkan dan perintah. Sekali centil dengan jari, perusahaan keluarga mu akan hancur. Jadi,bujuk rayu lah kekasih mu itu. Untuk mengakui perbuatannya,karena dia sudah mencelakai dan koma.Bagaimana Arsen, apakah kamu bersedia? Oh, waktunya tinggal 4 hari lo". Camelia, berlalu pergi begitu saja.

Arsen, menatap kepergian Camelia yang terdiam membisu. Sekarang dirinya, ikut-ikutan dalam masalah Gladis. "Apa! Camelia, menolak ku. Sial,aku tidak percaya imi terjadi. Apa jangan-jangan, Camelia sengaja menyukai dulu. Aaarghhh... Beruntung sekali, tidak ada orang yang tau. Aku masih aman, jangan sampai aku di permalukan. Awas kamu, Camelia!". Decak Arsen, menampar dinding sekolah karena kesal.

Sedangkan Camelia,masuk kedalam kelas dengan perasaan senang.

"Apa yang kalian bicarakan, Camelia?". Tanya Cika, penasaran.

"Ada deh,". Jawab Camelia, cekikikan menahan tawanya.

"Huuu....Satu sekolahan ini, mengetahui kisah cinta kalian. Sama-sama suka,tapi gak jadian. Padahal kamu dan Arsen, terbilang sangat serasi". Goda Rika, mencolek pinggang Camelia.

"Tapi,itu dulu sayangku Rika. Sekarang tidak lagi,jijik tau melihat wajah Arsen". Kata Camelia, memutar bola matanya.

"Hmmmm....Dua hari lagi,ada pertandingan basket. Gak sabar deh,mau liat cogan sekolah lain". Kekehnya Cika, senyum-senyum sendiri.

"Eleehh....!". Camelia dan Rika, langsung memukul lengan Cika. Membuat sang empunya, langsung cemberut.

*************

Sedangkan di kediaman Sean.

Rendy, baru pulang dari rumah sakit. Penampilan acak-acakan,karena memikirkan istri dan buah hatinya.

Sungguh memuakkan bagi Rendy, melihat keluarga Doni tengah berbahagia. sebentar lagi, mereka akan masuk kedalam keluarga Allen.

"Pak Doni,aku memerlukan biaya besar untuk membayar rumah sakit". Ucap Rendy, sontak membuat Doni terkejut. Yah...Aku akan menjual perusahaan Sean, agar hartaku yang di simpan tak di ganggu gugat.

"Apa! Memangnya siapa,yang membeli perusahaan Sean? Kamukan tau sendiri, perusahaan Sean hampir bangkrut. Itupun tuan Jhonny,masih menolong". Doni, mengerutkan keningnya mendengar ucapan Rendy. Setau Doni, Rendy masih memiliki villa mewah untuk istrinya.

"Tuan Jhonny,dia sudah berbicara dengan ku. Bagaimana,mau gak?Hasil penjualan kita bagi dua,ini sudah sepakat dan masalah Katrina. Lepas. Jangan pernah mengungkit Katrina,di masa depan. Aku tidak mau ikut-ikutan". Rendy, sudah merundingkannya kepada Jhonny.

"Hmmmm... Baiklah,aku setuju dan hasil penjualan bagi dua. Apapun alasannya ke depan, jangan pernah mengancam atas nama Katrina. Kita jalani kehidupan masing-masing,kita lenyapkan semua hara Katrina. Kediaman Sean, lebih baik kita jual juga". Doni, langsung sepakat ide Rendy. Ini adalah jalan satu-satunya, untuk terlepas dari Rendy dan kematian Katrina.

"Oke,". Rendy, tersenyum sumringah. Akhirnya bisa membodohi Doni,harta yang di sembunyikan selama ini. Baik-baik saja, tanpa di ketahui Doni.

Rendy, berjalan menuju kamar dan mengambil beberapa pakaian untuk di bawa ke rumah sakit. Matanya tertuju pada tulisan di kaca, menggunakan lipstik berwarna merah menyala.

"Tidak,itu tidak mungkin... Semuanya bohong, pasti bohong!". Rendy,yang ketakutan sambil menghapus tulisan di kaca. Walaupun dia, sangat ketakutan sekali. "Tidak mungkin, Katrina bangkit. Tidaaaakkkk.... Tidaaaakkkk...". Rendy, mengacak-acak rambutnya dan terduduk di pojokan tempat tidur.

Matanya tertuju pada brangkas, langsung membuka dan mengambil sertifikat tanah yang di bangun perusahaan Sean di tumpukan berkas-berkas lainnya. Dia masih tidak curiga, sertifikat dan aset-aset berharga lainnya hilang karena tergesa-gesa dan ketakutan. Rendy, kurang fokus dengan penglihatannya.