Prolog.
Seorang artis populer tiba-tiba saja berpindah ke tubuh seorang perempuan yang gemuk dan selalu hidup dengan penghinaan hingga mengejutkan semua orang dengan perubahannya.
"Kenapa dia tiba-tiba jadi pandai?"
"Kemana perempuan bodoh yang selama ini mereka kenal?"
"Dia jadi cantik? Kalau begini, tuan muda pertama akan jatuh cinta padanya! Padahal akulah yang harusnya dicintai oleh Tuan Muda pertama!"
Gawat, banyak orang merasa terancam.
Tetapi Diana tidak akan berhenti sampai semua orang mendapatkan balasan atas semua perbuatan mereka selama ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Alasan Adrian tidak berbicara dengan Diana
Setelah berganti pakaian, Diana turun ke lantai bawah dan mendapati seorang dokter baru saja keluar dari kamar ibunya.
"Bagaimana keadaan ibu saya?" Tanya Diana pada dokter.
"Hanya pingsan biasa, sepertinya kelelahan dan juga ada stres yang berlebihan. Saya sudah meresepkan obat untuknya, tetapi jika dia masih terus mengalami keadaan seperti itu, maka dia perlu berkonsultasi dengan dokter psikologi," ucap sang dokter.
"Hah,,,"Diana menghela nafas, "mungkin Ibu seperti itu karena ditinggal oleh ayah," kata Diana sambil melirik pintu kamar ibunya.
"Saya turut berduka cita atas apa yang menimpa keluarga kalian, semoga ibumu cepat pulih. Pastikan dia rutin minum obat dan sesekali ajak dia jalan-jalan," ucap sang dokter.
"Terima kasih banyak dokter," ucap Diana sebelum berpisah dengan dokter tersebut dan memasuki kamar ibunya.
Begitu masuk ke kamar, dilihatnya ibunya sudah sadar dan sedang duduk sambil menatap ke arahnya.
"Bagaimana perasaan ibu?" Tanya Diana sambil menghampiri ibunya.
"Hah,,," Naomi menghela nafas, "kemarin Ibu bermimpi buruk tentang ayahmu, membuat Ibu tidak bisa tidur," ucap Naomi.
"Itu hanya Bunga tidur saja Bu, jangan terlalu dipikirkan," kata Diana.
"Ibu dengar semua ikan Ayahmu di akuarium sudah mati? Apa yang terjadi?" Tanya Naomi.
"Itu,," Diana menatap seorang pelayan disana, dia kesal bahwa pelayan itu langsung mengatakan kejadian seperti itu pada orang yang baru saja pingsan.
Sang pelayan yang ditatap langsung menunduk hingga membuat Diana melanjutkan ucapannya, "pelayan salah memberi makan, itu sebabnya semua ikannya mati. Nanti aku akan mengganti semua ikan yang ada di sana, Jadi Ibu tidak perlu khawatir. Sekarang istirahatlah, aku akan menyuruh pelayan membuatkan bubur lembut untuk ibu," ucap Diana.
Naomi sedikit terkejut dengan ketenangan putrinya, "Baiklah," kata Naomi menganggukkan kepalanya hingga Diana keluar dari kamar dan memerintahkan pelayan untuk membuat bubur bagi ibunya.
Pada saat itu juga, suaminya telah datang, jadi Diana menghampiri suaminya dan langsung memeluk pria itu dengan hangat.
"Aku sangat merindukanmu!" Ucap Diana dengan suara yang manja.
"Hm,, Bagaimana keadaan ibu?" Tanya Adrian sambil menyentuh helaian rambut Diana.
"Baru saja siuman, jadi masih butuh istirahat. Duduklah di sini sebentar biar ku ambilkan minuman," ucap Diana segera meninggalkan suaminya untuk membuat minuman secara pribadi.
Saat tiba di dapur, ia melihat seorang pelayan telah membuatkan minuman sehingga Diana berkata, "aku akan membuat minuman untuknya, yang itu biar aku yang meminumnya."
"Baik, Nyonya Muda," kata sang pelayan sambil meletakkan minuman tersebut di nampan yang telah Ia sediakan.
Kirana membuat americano menggunakan mesin espresso yang terletak di dapur. Tetapi dia menambahkan sedikit vanila yang merupakan kopi kesukaan suaminya di kehidupan sebelumnya.
Setelah menyelesaikan pembuatan kopinya, Diana kembali menghampiri suaminya dan melihat suaminya sedang berdiri di dinding menatap lekat sebuah foto.
Diana tidak terlalu ingat foto apa yang ada di sana sehingga dia Yang penasaran langsung menghampiri suaminya setelah meletakkan minuman di meja.
"Apa yang kau lihat?" Tanya Diana sambil berdiri di samping suaminya dan terkejut melihat foto seorang perempuan yang menggunakan seragam SMP.
Perempuan cantik dengan lesung pipi dan tubuh yang langsing langsung membuat Diana merasa iri sekaligus kesal.
"Kenapa kau memandangi foto itu?" Tanya Diana kini mengalihkan tatapannya menatap wajah suaminya.
"Cantik," jawab Adrian sambil tersenyum.
"Ah,,, jadi aku yang sudah gemuk sekarang tidak cantik lagi?" Tanya Diana.
Adrian tersenyum menatap istrinya, "tetap cantik asal itu kau," kata Adrian membuat pipi Diana Langsung merah padam.
'Cantik?' Diana menggigit Bibir bawahnya sambil menghindari tatapan suaminya, 'kau orang pertama yang mengataiku cantik dalam wujud ini,' ucap Diana dalam hati sambil berjalan ke arah sofa dan duduk di sana mengipas tubuhnya yang terasa panas.
Adrian pun menyusul Diana sambil berkata, "Aku senang melihat perubahanmu sekarang tapi aku juga sedikit cemas."
"Apa maksudmu?" Tanya Diana.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Adrian.
Diana mengangkat sebelah alisnya, Sudah berapa kali pria itu menanyakan hal tersebut?
"Aku baik-baik saja?" Jawab Diana.
"Syukurlah, Aku cemas karena kau terlihat sangat berubah sejak ayahmu meninggal," kata Adrian.
Diana menatap lekat suaminya, "bukankah kau juga berubah? Dulu kau sama sekali tidak mau berbicara denganku dan selalu menghindari aku dan--"
"Aku tidak melakukannya," sela Adrian.
"Kau melakukannya!" Tegas Diana yang dalam ingatan Diana yang lama jelas sekali bahwa suaminya sangat menghindarinya.
Adrian tersenyum, pria itu kembali mengingat pertemuan mereka rumah duka saat Ayah Diana meninggal.
Saat ketika jantungnya berdegup kencang setelah mendapatkan pelukan pertama dari istrinya setelah beberapa tahun menikah.
"Aku takut kau tidak nyaman," ucap Adrian.
"Apa?!" Diana semakin terkejut, 'jadi dia melakukannya karena takut istrinya tidak nyaman? Apa dia tidak sadar gara-gara apa yang dia lakukan itu membuat Diana seperti hidup di neraka selama menikah. Tapi itu benar juga, Diana selalu takut pada semua orang di keluarga itu, termasuk suaminya sendiri,' ucap Diana dalam hati.
maaf ya otor salah sendiri namanya susah disebut ganger ntah ranger🤣🤣
🥰🥰