Dilarang boom like dan plagiat !!!
Zanna Allisya, seorang wanita yang baru beberapa bulan menyandang status seorang istri harus rela berpisah dengan suaminya dikarenakan pekerjaan.
Terpisah jarak, bukanlah hal yang sulit untuk Zanna dan juga suaminya. Sejak pacaran, mereka memang sering menjalani hubungan jarak jauh hingga tidak ada bedanya dengan saat ini.
Namun, lama-kelamaan. Sikap suami Zanna mulai berubah membuat dia merasa tidak nyaman dan juga dipenuhi oleh kecurigaan.
Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Zanna selanjutnya?
Akan kah kecurigaannya terbukti benar, atau ada hal lain yang menyebabkan suaminya berubah?
Yuk, ikuti kisah perjalanan Zanna yang penuh dengan kejutan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17. Tetangga Apartemen.
Tepat pukul 9 pagi, Calvin berangkat ke kantor dengan di antar sampai depan pintu oleh Zanna. Terlihat beberapa orang yang melintasi tempat itu memperhatikan mereka, tetapi Zanna pura-pura tidak mengetahui semua itu.
"Maaf karena meninggalkanmu sendiri, Sayang. Tapi tenang saja, jam 2 nanti aku pasti sudah pulang. Setelah itu, kita akan menghabiskan waktu bersama."
Zanna tersenyum simpul sambil menganggukkan kepalanya. "Tidak perlu khawatir dengan aku yang berada di rumah, Calvin. Karena aku sudah biasa bukan? Lebih khawatirlah dengan yang berada di luar, mungkin dia akan kembali bersama dengan yang lain."
Calvin kembali diam saat memdengar ucapan Zanna, sementara Zanna sendiri benar-benar susah sekali untuk mengendalikan diri.
"Baiklah. Hati-hati di jalan, Calvin. Aku akan menunggumu."
Calvin mengulas senyum tipis sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian dia segera berlalu dari tempat itu dengan menenteng tas kerjanya.
"Hah." Zanna memperhatikan Calvin sambil menghela napas kasar. Sungguh rasanya sangat sakit sekali saat harus berpura-pura seakan-akan semuanya baik-baik saja, dan itu sangat tidak adil sekali untuk dirinya sendiri.
"Bersabarlah, Zanna. Kau harus tetap kuat demi membalas mereka, dan jangan biarkan mereka bisa berjalan dengan menegakkan kepala mereka." Zanna lalu kembali masuk ke dalam apartemen untuk membersihkan diri.
Namun, saat akan menutup pintu apartemen itu. Tiba-tiba seorang wanita datang dan menahannya, membuat Zanna terpaksa kembali membuka pintu tersebut.
"Maaf, ada apa ya?" tanya Zanna sambil memperhatikan seorang wanita yang saat ini berdiri di hadapannya dengan membawa sesuatu.
"Ah, maafkan saya. Saya kira tadi Anda itu Nona Rere." Wanita itu menundukkan kepalanya karena merasa bersalah, dia lalu kembali melirik ke arah nomor unit apartemen yang tergantung di pintu.
"Benar kok, ini nomor unit apartemennya nona Rere. Tapi, kenapa yang keluar lain?" Dia merasa bingung sendiri.
Zanna yang seakan tahu kebingungan wanita itu tersenyum tipis. "Anda temannya Rere?"
Wanita itu lalu melihat ke arah Zanna. "Saya tinggal di apartemen ini juga, Nona. Di sana." Dia menunjuk ke arah unit apartemennya yang hanya berjarak 1 unit saja dari apartemen Calvin. "Jadi saya sering mengobrol dengan nona Rere jika beliau ada di rumah."
Zanna mengangguk-anggukkan kepalanya, dia lalu melihat ke arah sesuatu yang sedang di bawa oleh wanita itu. "Apa Anda membawa sesuatu untuk Rere?"
Wanita itu langsung mengangguk. "Saya memasak sup, dan berniat untuk membaginya pada nona Rere."
"Kalau gitu ayo masuk, kita bisa berbincang sebentar." Zanna membuka pintu apartemen itu dengan lebar dan mempersilahkan wanita itu untuk masuk. Dia merasa Tuhan sedang membantunya saat ini, mungkin dia bisa menggunakan wanita ini untuk mengorek informasi tentang Calvin dan juga Rere.
Kemudian kedua wanita itu duduk di sofa yang ada di ruang tamu, dengan makanan dan minuman yang sudah Zanna sajikan untuk wanita itu.
"Sebelum itu perkenalkan, nama saya Zanna." Zanna menyodorkan tangannya ke hadapan wanita itu membuat wanita itu tersentak.
"Sa-saya Naomi, Nona," ucap Naomi sambil melepaskan jabatan tangan itu.
Zanna melihat wanita itu dengan bingung, karena tadi Naomi sempat kaget saat mendengar namanya. Namun, dia mencoba untuk melupakan semua itu.
"Panggil aku Zanna saja, sepertinya kita seumuran."
Naomi segera menganggukkan kepalanya, dia senang karena Zanna begitu baik dan ramah padanya.
"Apa kau ini saudaranya nona Rere?" tanya Naomi.
"Aku ini istri dari laki-laki yang selama ini tinggal bersama dengan Rere." Ingin sekali Zanna mengatakan semua itu, tetapi tidak mungkin dia melakukannya.
"Aku saudaranya Calvin. Tapi, apa sudah lama kau dekat dengan Rere?" tanya Zanna kemudian.
"Ooh, saudaranya tuan Calvin." Wanita itu mengangguk.
Lalu Zanna mulai mengobrol ria dengan wanita itu, sembari bertanya-tanya soal hubungan Rere dan juga Calvin.
"Maaf, aku tidak terlalu tau karena baru saja dekat dengannya," ucap Naomi penuh sesal. Baru sebulan dia pindah ke apartemen ini, dan baru seminggu dia mengobrol dengan Rere.
"Tidak apa-apa. Aku cuma mau tau bagaimana sifat dari calon istri saudaraku, itu sebabnya aku bertanya tentangnya."
Naomi menganggukkan kepalanya sambil memikirkan sesuatu. "Apa kau sudah menikah?"
Zanna tertawa saat mendengar pertanyaan Naomi. "Aku ... sudah menikah, hanya saja rumah tanggaku rusak dan mungkin akan berujung dengan perceraian."
"Aku ikut sedih dengan apa yang terjadi." Naomi mengusap bahu Zanna seakan ikut merasakan masalah yang sedang wanita itu hadapi.
Setelah menghabiskan beberapa waktu, Naomi pamit untuk kembali ke apartemennya karena ada pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Zanna mengantar kepergian Naomi sampai ke depan pintu, dia lalu kembali masuk dan langsung menelepon seseorang.
"Halo, apa ini Toko Surya?" tanya Zanna saat panggilan teleponnya sudah tersambung dengan seseorang.
"Benar, Nona. Apa ada yang bisa kami bantu?"
"Saya ingin memasang beberapa cctv di apartemen, bisakah Anda datang ke sini?"
"Tentu saja, Nona. Silahkan kirim alamat Anda pada kami, agar kami bisa segera datang ke sana,"
"Baik, Tuan. Saya akan mengirimkannya, dan saya harap Anda bisa datang saat ini juga. Soalnya saya sedang buru-buru,"
"Baik, Nona. Kami akan segera menuju ke sana,"
"Baiklah, terima kasih." Zanna segera mematikan panggilan itu setelah selesai mengatakan apa yang di inginkan. Dia ingin memasang cctv disetiap sudut apartemen ini, agar bisa melihat sesuatu yang Calvin dan Rera lakukan saat dia tidak ada.
Pada saat yang sama, Naomi yang sudah berada di dalam apartemen terlihat sedang menelepon seseorang.
"Halo, Tuan,"
"Ya, ada apa?"
"Saya ingin mengatakan sesuatu pada Anda," ucap Naomi.
"Lanjutkan!"
"Hari ini, saya berkenalan dengan seorang wanita bernama Zanna. Dia adalah saudara tuan Calvin yang baru saja datang ke tempat ini." Naomi melaporkan tentang pertemuannya dengan Zanna tadi.
"Lalu, apa ada yang terjadi?" tanya seorang lelaki yang ada disebrang telpon."
"Tidak, Tuan. Hanya saja, wajah wanita bernama Zanna itu sangat mirip sekali dengan Nyonya,"
"Apa?"
•
•
•
Tbc.
zanna cuman dimanfaatin aja.
smoga aja cepet terbongkar
brti mrmnag sdh direncanakan mereka berdua
sukses selalu ya thor