NovelToon NovelToon
Sweet Marriage With You (Season 1)

Sweet Marriage With You (Season 1)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sendu

Mesya merasa sedih karena dijodohkan saat ia masih kuliah. Namun berjalannya waktu, perlakuan Sandi yang begitu lembut kepada Mesya berhasil meluluhkan hati Mesya dan membuat Mesya jatuh cinta seiring berjalannya waktu pernikahan mereka... Saat cinta keduanya mulai tumbuh, sosok wanita di masa lalu Sandi yang tiba-tiba datang mencoba menghancurkan kebahagiaan mereka dengan terus membuat kesalah pahaman dan pertikaian diantara hubungan keduanya. Di saat hubungan keduanya mulai renggang, sosok pria yang mencintai Mesya pun ikut muncul dan menambah keruhnya rumah tangga mereka. . . . Dapatkan mereka mempertahankan hubungan rumah tangga mereka? Atau pernikahan mereka akan hancur dengan kemunculan orang yang mereka cinta di masa lalu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sendu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 9

"Apa yang kamu inginkan?! Tak bisakah kau berhenti menggangguku"

Dinda gemetar ketakutan saat mengetahui penelepon rahasia itu adalah mantan kekasihnya. Meski telah putus satu tahun lalu, Aldo sang mantan kekasih terus menguntit Dinda dan hampir membuat Dinda gila dengan kelakuannya.

["Kembalilah padaku Dinda!!"]

"Aku tidak mau!!"

Dinda mengakhiri panggilannya sepihak, namun beberapa saat kemudian nomor itu beberapa kali kembali menghubunginya hingga akhirnya Dinda memblokir nomor tersebut, tak sampai disitu setelah memblokir nomor tersebut Dinda justru mendapat panggilan lain dari nomor baru yang tak dikenalnya. Merasa dirinya terancam, Dinda mematikan ponselnya bahkan membuka kartu SIM dari ponselnya.

"Gak!! Gak mungkin dia menemukan aku disini kan?!! Tidak!! Bagaimana bisa dia mengetahui nomorku?"

Dinda meremas rambutnya karena stres menghadapi kegilaan mantannya itu. Setelah mendapat panggilan tersebut Dinda terlihat gelisah, bahkan  ia sangat sensitif dengan segala hal yang ada di sekitarnya. Bahkan gesekan daun yang tertiup angin di luar jendela kamarnya membuat Dinda ketakutan.

"Tidaaaakkk!!!!"

Teriakan Dinda menarik perhatian seluruh keluarga Sandi yang tengah makan malam. Mendengar suara teriakan berasal dari kamar Dinda membuat Sri bergegas berlalu untuk mengecek keadaan putrinya.

"Brrak!!!"

Suara pintu kamar dibuka cukup keras. Sri melihat Dinda tengah duduk gemetar di pojok ruangan dengan menekuk kedua kakinya. Melihat hal itu Sri tentu saja sontak merasa khawatir dengan keadaan Dinda, hal itu untuk pertama kalinya kembali terjadi setelah enam bulan berlalu namun Sri merasa jika mental putrinya kali ini  sudah benar-benar tidak bisa diabaikan lagi.

"Apa yang terjadi dengan Dinda, Sri?!!" Tanya Handi, ayah Sandi.

Sri menceritakan bagaimana mantan kekasih Dinda mencoba untuk melecehkan Dinda satu tahun lalu, karena tragedi tersebut membuat mental Dinda terganggu. Meski telah menjalani perawatan, Dinda kerap mengalami depresi dan ketakutan berlebihan sewaktu-waktu.

Sri menjelaskan jika keadaan Dinda sudah membaik sejak enam bulan yang lalu, namun kejadian hari itu di luar prediksi Sri.

"Kenapa ini bisa terjadi?! Seharusnya Dinda sudah sembuh enam bulan lalu. Bahkan selama enam bulan pun aku tidak pernah melihat Dinda kambuh" ujar Sri

"Kak Sandi... Kak Sandi...." Lirih Dinda

Seluruh keluarga mendengar Dinda terus memanggil nama Sandi, namun malam itu Sandi tidak ada sehingga seluruh keluarga kebingungan.

"Mengapa Dinda terus memanggil nama Sandi?!" Tanya Handi.

"Aku pun tidak tau kakak ipar, setiap kambuh Dinda akan menyebut nama Sandi"

"Apa sebaiknya kita telepon Sandi untuk pulang dulu?!" Ucap Santi.

Mendengar kalimat itu Handi termenung, karena bagaimana pun Sandi pulang ke rumah keluarga Gandi untuk menemani Mesya istrinya. Rasanya tidak enak jika mereka meminta Sandi untuk pulang.

"Sebaiknya kamu berikan obat penenang dulu untuk Dinda, Sri. Karena bagaimana pun kita tidak mungkin meminta Sandi untuk pulang" jelas Handi

Berbagai macam cara dilakukan untuk menenangkan Dinda, hingga pada tengah malam Dinda mulai tenang dan tertidur di pelukan sang Ibu.

"Bagaimana keadaan Dinda?!" Tanya Nirma yang melihat Sri keluar dari kamar Dinda

"Dia sudah tenang, sekarang dia tertidur" Jawab Sri yang terlihat sedih.

Nirma mengajak Sri untuk duduk di sofa. Bahkan Handi yang saat itu masih terjaga menanyakan secara rinci tentang apa yang terjadi satu tahun lalu dengan Dinda. Sehingga memungkinkan mereka untuk mengetahui penyebab kambuhnya Dinda saat itu dengan tanda-tanda yang mungkin terlihat beberapa waktu sebelumnya.

"Aku bingung harus melakukan apa Kak" Ucap Sri

"Kamu tenang saja, kita akan mencari jalan keluar dari masalah ini ya"

"Sebelumnya Dinda memang sering merasa gelisah dan ketakutan, namun tidak separah kali ini. Bahkan beberapa kali Dinda juga meminta untuk bertemu dengan Sandi"

"Apakah mungkin Sandi mengetahui sesuatu?!" Ucap Nirma yang melirik suaminya.

*****

Sandi membuka pintu kamar dan melihat Mesya tengah tertidur, takut membangunkan Mesya Sandi pun berjalan mengendap-endap dan menyimpan tas nya disamping lemari.

"Aku simpan disini dulu saja deh"

"Kak Sand?!"

Sandi terkejut karena tiba-tiba mendengar suara Mesya memanggilnya. Sandi perlahan menoleh ke arah belakang dan melihat Mesya tengah menatap dirinya.

"Eh Mesya, kamu belum tidur ternyata"

"Kak Sand kenapa jalan mengendap-endap seperti pencuri begitu?!" Tanya Mesya

"Eh itu, tadi Sandi liat kamu sudah tertidur. Jadi Sandi gak mau kalau kamu sampai terbangun"

Mata sayu Mesya yang terlihat masih mengantuk itu menjadi pemandangan baru untuk Sandi. Untuk pertama kalinya Sandi berada di dalam satu kamar yang sama dengan wanita, terlebih ia istrinya.

"Bagaimana kaki kamu sekarang?! Apakah masih sakit?"

Sandi berjalan mendekati tempat tidur dan duduk disamping Mesya yang tengah berbaring.

"Sudah membaik kak Sand, sekarang sudah tidak terlalu sakit saat di gerakan"

"Syukurlah" ucap Sandi yang merasa lega.

"Kak Sand, dimana es jelly nya?!"

Mendengar kalimat pertanyaan itu sontak mata Sandi membulat dengan mulut ternganga, karena ia benar-benar lupa untuk membelikan es jelly kesukaan Mesya. Padahal sebelum pergi Sandi sudah berjanji akan membelikannya untuk Mesya.

"Ya ampun, Sand benar-benr lupa Mesya" Ucap Sandi yang merasa bersalah

Sandi takut jika Mesya akan marah lagi kepadanya, sehingga dia berkali-kali meminta maaf kepada Mesya.

"Yaudah tidak apa-apa Kak Sand"

Meski mendengar jawaban yang begitu lembut dari Mesya, namun dalam hati kecil Sandi tetap merasa bersalah karena tak membelikan es jelly kesukaan istrinya itu.

"Maafkan Sand ya, nanti kalau kaki kamu membaik kita membelinya sama-sama, oke?!"

Mesya mengangguk pelan, tak lama dari itu Mesya kembali memejamkan matanya. Melihat Mesya yang sudah tertidur, Sandi pun menarik selimut dan tertidur disamping Mesya, malam itu menjadi malam pertama mereka tidur bersama setelah mereka menikah.

Pada tengah malam Sandi mengucek matanya dan terperanjat saat melihat Mesya tengah tertidur disampingnya.

Jantung Sandi berdegup kencang ketakutan karena telah tidur bersama dengan wanita. Meski sebelumnya Sandi pernah berpacaran, namun Sandi tak pernah melakukan hal diluar batas bersama dengan mantan kekasihnya itu. Sehingga melihat keberadaan Mesya tertidur disampingnya  membuat Sandi syok berat.

"Kak Sand?!..."

Mesya yang terbangun karena pergerakan Sandi yang berisik melihat Sandi telah terjatuh dari tempat tidur dengan ekspresi pucat.

Setelah kesadaran Sandi terkumpul, perlahan ia mengingat jika dirinya elah menikah dengan Mesya. Sehingga Sandi pun bernafas lega dan mengusap dadanya secara perlahan.

"Kak Sand kenapa?!" Tanya kembali Mesya

Sandi kembali ke tempat tidurnya dan melihat Mesya  yang menatap ke arahnya dengan ekspresi kebingungan.

"Haha,,, Sand membangunkan kamu ya?! Maafkan Sand ya"

"Kak Sand kenapa?! Kok tidur di lantai"

"Tidak apa-apa, Sand hanya....ah sudah lupakan, sebaiknya kamu kembali tidur"

Sandi melihat jika waktu menunjukan pukul satu malam, sehingga Sandi meminta Mesya untuk kembali tidur. Mesya yang masih mengantuk pun hanya menuruti permintaan Sandi dan kembali tertidur.

Sandi menarik nafas lega. Ini untuk pertama kalinya Sandi tidur bersama dengan seorang wanita, biasanya saat terbangun yang ia lihat hanyalah bantal kosong dan semua peralatan miliknya. Bahkan malam itu Sandi tidak sadar jika ia pun tertidur di kamar Mesya dan bukan di kamarnya.

Namun sesaat kemudian Sandi tersenyum dan menoleh ke arah Mesya yang tertidur disampingnya. Sandi masih tidak percaya jika dirinya kini telah memiliki istri, terlebih itu adalah wanita yang sudah lama dicintainya.

"Hah... Sandi, Sandi"

Sandi memutuskan kembali tertidur dan memiringkan tubuhnya agar bisa menatap Mesya. Wanita yang telah menjadi istrinya itu nampak terlihat imut saat tertidur.

Sandi menelan saliva nya saat melihat bibir tipis kecil Mesya yang berwarna merah muda itu seakan menggodanya. Bahkan Sandi mengingat jika dirinya telah melakukan dosa dengan mencium bibir wanita dihadapannya itu sebelum menikah. Ciuman pertama gadis itu telah direnggut oleh dirinya.

Jantung Sandi berdebar semakin cepat, nafasnya semakin tak beraturan dan pikiran gila Sandi mulai menguasai nya. Sebagai seorang pria normal, tentu saja Sandi ingin melakukan hal itu terlebih wanita dihadapannya itu telah halal untuk ia gauli.

Mesya yang belum sepenuhnya tertidur pun kembali membuka matanya saat merasakan hembusan nafas Sandi terus mengenai wajahnya. Melihat Mesya terbangun dan menatap dirinya membuat Sandi menggretakkan giginya

"Mesya.....bolehkan Sand meminta hak Sand malam ini?!"

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!