NovelToon NovelToon
RATU YANG TERBUANG

RATU YANG TERBUANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Penyesalan Suami / Fantasi Wanita
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Kleo

Bercerita tentang seorang permaisuri bernama Calista Abriella, yang telah mengabdi pada kekaisaran selama 10 tahunnya lamanya. Calista begitu mencintai Kaisar dan rela melakukan apa saja untuknya, namun cinta tulus Calista tak pernah berbalas.

Sampai suatu peristiwa jatuhnya permaisuri ke kolam, membuat sifat Calista berubah. Ia tak lagi mengharap cinta kaisar dan hidup sesuai keinginannya tanpa mengikuti aturan lagi.

Kaisar yang menyadari perilaku Calista yang berbeda merasa kesal. Sosok yang selalu mengatakan cinta itu, kini selalu mengacuhkannya dan begitu dingin.

Akankah sifat Calista yang berbeda membuat kaisar semakin membencinya atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kleo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 - Kenapa Kau Begitu Baik?

“Sejak itu ibu berjanji pada orang tua Isabela dan orang-orang Lizel, untuk mengubah Lizel menjadi lebih baik, itu sebabnya ibu meminta banyak anggaran dari Ayahmu.”

“Dan sekarang orang-orang Lizel hidup bahagia tanpa kemiskinan itu lagi, kan?” sambung Theodore.

Calista mengangguk, “Ya, seperti yang Theo liat tentang Lizel, daerah itu sudah lebih baik dari sebelumnya.”

"Tapi, Bu. Karna itu banyak orang yang menyebar gosip jika ibu adalah orang yang sangat boros, dan hidup bermewah-mewah di bawah kemiskinan rakyatnya."

Calista kembali tersenyum, "Kan ibu sudah bilang, jangan pedulikan perkataan orang tehadap kita, jika kita mengikuti mereka itu tidak akan ada habisnya. Mereka hanya bisa menilai, tapi yang menjalaninya...?"

"Diri kita sendiri," balas Theodore menyambung perkataan sang ibu.

"Bagus, putra ibu memang pintar!" Puji Calista.

...****************...

Sesampainya di istana, Calista langsung mengantar Theodore ke istana pangeran barulah kemudian ia kembali ke istana putih. Calista tak menyadari jika dirinya di awasi oleh Leonardo.

Dari balkon, Leonardo mengawasi Calista yang berjalan pergi ke istana putih, entah mengapa hari ini ia begitu kesal, dan berharap Aaron segera pergi dari kerajaannya.

Baru kali ini Leonardo kesal dengan sahabatnya itu, bagaimana tidak, Aaron selalu saja mencari kesempatan untuk dekat dengan Calista.

Sejak kapan Aaron dekat dengan Calista, kenapa dia selalu ingin mendekati Calista? Leonardo.

Apa yang sebenarnya ia inginkan dari Calista. Leonardo.

Leonardo mengingat-ingat kembali bagaimana kunjungan Aaron di tahun-tahun sebelumnya ke Lezarde. Untuk beberapa saat ia memejamkan matanya, ingatan-ingatan masa lalu pun mulai bermunculan.

“Sejak dulu ia selalu mencoba dekat dengan Calista dan putraku. Rasanya tidak ada yang aneh dengan itu.”

“Apa mungkin karna aku merasa kesal, aku jadi berpikiran buruk tentangnya.”

“Sudahlah apa untungnya bagiku memikirkan wanita itu.”

Di sisi lain, Calista yang telah sampai di kamarnya tampak di sambut oleh Elisha.

“Selamat datang kembali Yang Mulia.”

“Elisha kau tidak pergi beristirahat? Bukankah jam kerja pelayan sudah berakhir sekarang.”

“Ya, Yang Mulia ada yang ingin saya sampaikan pada Anda.”

Mendengar hal tersebut Calista melirik ke kiri dan kanannya lalu dengan cepat menutup rapat pintu kamar. Wanita itu kemudian duduk di kursi meja riasnya.

“Sekarang katakan padaku ada apa Elisha?”

“Y-yang Mulia, Anda tahu pelayan yang waktu itu menjadi mata-mata Marquis Kheil, hari ini saat saya ingin menjual lagi gaun Anda, Yang Mulia, pelayan itu datang padaku,”

Calista yang tengah menyisir rambutnya, tiba-tiba berhenti dari aktivitas, ia menatap Elisha dari kaca.

“Dia datang ke kota Ini? Lalu apa yang ia katakan padamu?”

“Ya, Yang Mulia, dialah yang lebih dulu menghampiri saya, dan dia datang kemari untuk menjenguk adik-adiknya yang Mulia.”

“Lalu keadaannya apa dia baik-baik saja?” tanya Calista sembari menyisir rambutnya kembali.

“Ya, dia baik-baik saja, kedatangannya kemari pun untuk membawa adik-adiknya ikut serta bersamanya.”

“Apa dia sudah memikirkan tindakannya, hal itu akan membuat orang-orang tahu bahwa dia masih hidup sampai sekarang, kenapa dia melakukan hal nekat seperti itu?”

“Yang Mulia, saat Anda sakit, kedua orang tuanya meninggal dan tidak ada satu pun yang mau merawat adik-adiknya, jadi diam-diam dia kembali kemari.”

“Besok malam ia akan pergi dari sini, dan ia sangat berterima kasih pada Anda yang telah memberikannya kesempatan baru.”

Elisha mengeluarkan surat dari kantongnya dan memberikannya pada Calista.

“Dia meninggalkan surat ini untuk Anda.”

Calista menyambut surat tersebut dan langsung membukanya.

...Yang Mulia, saya menulis surat ini untuk mengucapkan rasa terima kasih yang begitu dalam untuk Anda. Berkat Anda saya bisa memulai kehidupan yang baru, saya berterima kasih telah menjamin keselamatan bagi keluarga saya....

... Maaf saya tidak menepati janji dan kembali lagi kemari, tapi besok saya akan pergi dari sini. Saya juga turut bahagia mendengar kesembuhan Anda, semoga kebahagiaan selalu memenuhi kehidupan Anda, Yang Mulia. ...

“Elisha besok malam bawa aku menemuinya,” perintah Calista sembari memasukkan kembali surat tersebut ke dalam amplop.

“Baik Yang Mulia,” yang tak bisa menyembunyikan senyumnya.

Yang Mulia, sebenarnya terbuat dari apa Anda, sampai-sampai begitu baiknya pada kami. Kau merusak nama baikmu sendiri, hanya demi pelayan yang terbukti menjadi mata-mata para bangsawan. Elisha

Bagi para bangsawan nyawa rakyat biasa seperti kami hannyalah mainan, jika tidak mau mengikuti mereka, maka akan di bunuh dengan mudah. Tapi kau tidak seperti itu, kau malah membantu mereka untuk pergi dari cengkeraman para bangsawan. Elisha.

Kau rela disebut sebagai permaisuri kejam, sampai orang-orang mengira para pelayan yang hilang itu semua karna kau lah yang membunuhnya. Tapi nyatanya kau membantu mereka pergi. Elisha.

Aku bersyukur bisa menjadi pelayanmu Yang Mulia, meski aku hannyalah rakyat biasa, tapi kau menunjukku sebagai pelayan pribadi yang hanya bisa diisi oleh para bangsawan. Elisha.

“Elisha kau tahu hari ini aku pergi ke Lizel,” ucap Calista membuka pembicaraan baru.

“Benarkah? Pasti orang-orang Lizel sangat senang.”

Calista menggeleng pelan dan berjalan menghampiri Elisha sembari membawa mahkota bunga buatan Gabriela.

“Bukan mereka yang senang, tapi aku.”

“Elisha sekarang Lizel sudah berbeda. Dan aku berhasil menepati janjiku pada mereka,”

Seulas senyum muncul di wajah Calista, “Lihatlah karangan bunga ini Elisha, Gabriela lah yang membuatkan ini untukku?”

“Anak itu sudah sembuh? Ah, pasti dia sangat senang bisa bermain lagi.”

Calista mengangguk, “Kau benar, rasanya aku tidak ingin bunga-bunga ini layu, sehingga ketika melihatnya aku bisa mengingat mereka.”

Elisha ikut tersenyum, “Tapi sayangnya itu tidak mungkin Yang Mulia.”

...****************

...

Keesokan harinya Calista melakukan rutinitas paginya seperti biasa, tapi bedanya kali ini wanita itu ikut berlatih menunggang kuda bersama putranya.

“Kau bisa menaikinya Theo?”

“Ya, Ibu sebenarnya ini bagian yang paling susah bagiku sekarang,” balas Theo sembari menatap kuda berwarna cokelat tersebut.

“Kalai begitu maukah Theo menaiki kuda yang sama dengan ibu?”

“Benarkah? Ya, aku mau!”

Calista segera menyuruh sang pelayan membawa kuda putih miliknya dan mengembalikan kuda berwarna cokelat milik Theo ke kandang. Ia terlebih dahulu menaikkan Theo, barulah selanjutnya Calista menaiki kuda tersebut.

“Ibu apa kuda ini memiliki nama?”

Calista yang menunggang kudanya dengan pelan mengangguk.

“Nama apa yang ibu berikan padanya?”

“Blanca.”

“Blanca, tolong jangan buat ibuku terluka, ya. Dia sangat menyayangimu juga,” ucap Theo.

Seolah mengerti, kuda tersebut meringkik. Membuat Theodore dan Calista tertawa bersamaan. Calista menunggangi kudanya mengelilingi taman dan barulah kemudian memasuki hutan.

“Theo persiapkan dirimu, kita akan melaju.” Calista langsung menarik tali kekang.

Kuda putih itu pun melaju memasuki areal hutan yang jalannya telah dibuat khusus. Karna belum siap Theo yang takut menutup matanya.

“Ibu aku takut,” keluh Theo.

“Theo jangan takut, cobalah buka matamu secara perlahan.”

Theodore mengikuti arahan sang ibu, ia membuka matanya secara perlahan. “Wow, ibu ini sangat menyenangkan!” teriak Theodore.

“Ha, ha, benarkan yang ibu bilang.”

Kedua ibu dan anak itu sangat menikmati waktunya, sampai-sampai Calista tak menyadari ikat rambutnya terlepas dan membuat rambut panjangnya terurai.

Di sisi lain, Leonardo yang sendiri tadi duduk di balkon kamarnya, selalu memandang ke arah Calista dan Theodore yang tak sengaja ia lihat dari kejauhan.

Ia menatap lekat sosok yang menunggangi kuda itu, meski dari kejauhan Leonardo dapat melihat wajah yang tampak sangat bahagia tersebut.

Apalagi melihat rambut terurainya yang beterbangan karna angin, membuat Leonardo mengingat masa lalunya dulu saat Calista secara resmi memulai acara debutnya.

Hari di mana ia tahu siapa Calista sesungguhnya dan hari di mana ia sangat membencinya.

1
Rini Astria
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
cuma jatoh dari pohon gak bakal koma selama 6 bulan.. pas di kolam gak bisa berenang malah dibiarin gelooo
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
emang gue pikirin
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
ngarep dot com km Leonardo 🤣🤣🤣
Julia Juliawati
saha shazia Thor?
wiga ciwaruga
Luar biasa
wiga ciwaruga
bagussbagusbagusss ceritanyaaaaa...terharuuuu
Alza Nur
sedih banget sampai Q nangis 😭😭 baru ini cerita yg oke
Bzaa
otewe....
Bzaa
terimakasih otot, vote sudah otewe..
Bzaa
kerennnn... happy ending, akhir hidup bahagia dengan hidupnya masing2
Bzaa
senang berakhir dgn bahagia
Bzaa
aih Anastasia mata2 ternyata
Bzaa
fix lah Isabel jodohnya theo 😘
Bzaa
semangat terus ya tor💪
Bzaa
semoga ada kebahagiaan di balik kesedihan
Bzaa
semoga Calista masih bisa merawat ayahny
Bzaa
sedihhh bangett
Bzaa
Aaron biar kena batunya dulu..
sblmnya aku mendukung Aaron, skrg males banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!