"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
"Gimana nak Regos sudah tidak kegerahan lagi kan?"
"Sudah tidak bu."
"Syukurlah kalau begitu."
"Perasaan ibu perhatian banget sama dia padahal ada anak ibu loh kenapa malah lebih sayang anak orang. Padahal aku juga baru pulang kali ini seharusnya ibu lebih perhatian sama aku."
"Hush...jangan bilang gitu di depan nak Regos enggak enak, lagian menjamu tamu dengan baik kan baik jadi wajar dong."
"Ya ya terserah ibu saja lah, ini bapak ada dimana bu kok dari tadi enggak kelihatan sama sekali?"
"Bapakmu jam segini biasanya masih ada di kebun mengawasi para pekerja dan mengontrol tumbuhan yang dia tanam agar tumbuh dengan baik dan panen banyak."
"Bapak masih suka ke kebun toh bu, padahalkan sudah ada orang kepercayaannya kan bu untuk merawat kebun itu."
"Iya memang sudah ada tapi katanya bapakmu itu kurang puas kalau dia enggak lihat dan ngawasi sendiri, sebenarnya bapakmu itu bosan kalau hanya di rumah saja makanya dia cari kesibukan dengan pergi ke kebun."
"Aku pengen susul bapak ke kebun bu."
"Ngapain? Enggak usah nanti bapakmu itu sebentar lagi juga pasti akan pulang lagian disini ada nak Regos masa kamu pergi gitu aja ninggalin dia."
"Tapi aku kangen banget sama bapak."
"Tunggu sebentar lagi nanti juga pulang kok, itu tuh suara motornya."
Tanpa menunggu lama Riri langsung menghampiri bapaknya yang ada di depan rumah. Herman bapak Riri tengah mencuci kaki dan tangannya sebelum masuk ke dalam rumah.
"Bapak Riri pulang!" mendengar teriakkan seseorang membuat Herman berjingkat kaget, Herman lalu mendongakkan kepalanya. Di depan pintu rumahnya anaknya berdiri memandangnya.
"Ya Allah anak bapak akhirnya pulang."
Herman segera merampungkan mencuci tangan dan kakinya lalu menghampiri anaknya. Riri tersenyum senang melihat bapaknya masih sehat walafiat. Riri segera merangkul bapaknya melampiaskan rasa rindu karena sudah lama tidak bertemu.
Riri dan Herman saling melepaskan pelukan. "Gimana nak kamu sehat kan? Di sana apa terlalu enak hingga tidak ingat pulang?"
"Aku sehat pak, disana ya biasa aja tapi karena pekerjaan yang padat aku jadi enggak bisa pulang dengan leluasa."
"Sudah sini ayo masuk pak, kangen-kangenan nya dilanjut didalam kasihan nak Regos ada didalam sendirian" Riyanti masuk ke rumah lebih dulu.
"Regos siapa nak? kamu bawa teman pulang?"
"Nanti bapak akan tahu, ayo masuk pak istirahat dulu pasti bapak capek mengurusi kebun terus."
Bapak dan anak itu pun masuk rumah dengan Herman menggandeng tangan Riri. Riri merupakan anak kesayangan Herman, bagaimana Herman tidak sayang kalau Riri adalah anak satu-satunya dari pasangan suami istri Herman dan Riyanti.
Saat masuk ke dalam Herman langsung melihat satu laki-laki yang terlihat bukan orang biasa. Regos pun berdiri saat melihat bapak Riri masuk ke dalam rumah. Regos menjabat tangan Herman.
"Perkenalkan saya Regos pacar Riri pak."
"Pacar? kamu bawa pacar kamu pulang nak?"
"Biarkan saja pak memang sudah sepantasnya Riri membawa dan mengenalkan pacarnya kepada kita, kan umur Riri sudah pas untuk menjalankan rumah tangga."
Herman hanya bisa menggelengkan kepalanya, istrinya ini pasti mendesak anaknya untuk segera menikah hanya karena omongan tetangga. Riyanti terus mendesak Riri untuk segera menikah karena setiap hari di nyinyiri para tetangga dan menghina Riri perawan tua makanya Riyanti getol sekali mendesak anaknya untuk membawa pulang calon suaminya.