Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 17 - Frustrasi?
Malam harinya, Gilang terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi. Naomi yang memperhatikannya sejak tadi bertanya-tanya. Mau kemana lagi suaminya itu pergi. Meski penasaran, namun Naomi memilih untuk tidak mempertanyakannya sampai akhirnya Gilang keluar dari dalam kamar tanpa permisi dulu pada dirinya.
Brak!
Naomi terperanjat kaget saat pintu tertutup cukup keras dari luar oleh Gilang. “Dia itu kenapa?” Gumam Naomi sambil mengusap dadanya secara berulang. Semakin hari, Naomi semakin tidak paham saja dengan sikap Gilang.
“Apa dia memiliki masalah sampai bersikap begitu?” Sambung Naomi. Jika dibandingkan dengan dirinya, Naomi rasanya lebih bisa mengontrol emosinya. Meski memiliki cukup banyak masalah di tempat kerja, Naomi tidak pernah membawa masalahnya sampai ke rumah. Apa lagi melampiaskannya pada Gilang.
Tiga puluh menit kemudian, Gilang sudah berada di apartemen milik Kala. Kedatangannya memasang wajah kurang bersahabat lantas membuat Kala bertanya.
“Ada apa denganmu. Kenapa wajahnya kusut begitu?” Tanya Kala. Verel yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi pun memusatkan pandangan pada Gilang yang baru saja masuk ke apartemen.
Gilang tak menjawab. Dia justru mengusap kasar wajahnya dan menjatuhkan bokong dengan kasar di atas sofa.
“Makin hari kamu terlihat kacau saja.” Komentar Verel sembari ikut menjatuhkan bokong di atas sofa yang berhadapan dengan Gilang.
Tatapan mata Gilang menghunus tajam ke arah Verel. Membuat Verel bergedik ngeri dibuatnya.
“Ada masalah apa lagi?” Tanya Kala tanpa peduli dengan tatapan mata Gilang yang nampak tajam. Kala yakin kalau ada masalah pada Gilang.
Gilang tak langsung menjawab. Dia justru menatap kosong ke sembarang arah lebih dulu.
“Apa ada hubungannya dengan Naomi?” Tebak Kala. Rasanya tidak ada hal yang membuat Gilang seperti itu jika bukan karena Naomi.
Gilang berdehem tanda membenarkan perkataan Kala. Membuat Kala menyerngit menatap wajah Gilang.
“Ada masalah apa kamu dama Naomi. Bukannya sekarang Naomi sudah tak lagi bersikap seperti dulu? Kulihat dia lebih kalem semenjak menjadi dokter. Dia tidak mungkin mencari masalah dengan kamu.”
“Tau apa kamu tentang dirinya? Dia memang tidak membuat masalah denganku. Tapi, kekasihnya itu yang membuat masalah denganku!” Balas Gilang. Wajahnya kelihatan geram saat menjawab perkataan Kala.
“Naomi punya kekasih?” Kedua bola mata Kala melotot. Pun dengan Verel. Rasanya mereka berdua tidak percaya dengan yang Gilang katakan.
Gilang membenarkannya. Dia pun menceritakan kepergian Naomi dengan pria yang Gilang maksud sebagai kekasih Naomi. Tak lupa Gilang juga menceritakan sikap pria itu padanya tadi sore.
“Kamu cemburu lihat Naomi pergi sama pria itu?” Tanya Verel. Lidahnya tak tahan juga jika hanya diam begitu saja.
“Sembarangan! Siapa yang cemburu padanya!” Sahut Gilang.
“Tapi dari yang aku lihat kamu sepertinya cemburu padanya. Buktinya kamu sampai marah-marah gak jelas begini.”
Tatapan mata Gilang nampak tajam menatap wajah Verel. Namun, kali ini Verel sudah tidak takut untuk membalas tatapan mata Gilang.
“Gilang, apa yang Verel katakan itu benar. Kamu seperti orang yang sedang cemburut pada istrimu.” Kala ikut-ikutan berkomentar. Membuat Gilang cepat menyahutinya.
“Aku tidak cemburu. Aku hanya tidak suka karena dia tidak mengetahui batasannya setelah menjadi istriku!”
“Benarkah begitu? Tapi bukannya kamu sendiri yang berkata saat itu jika kamu tidak peduli kalau Naomi pergi dengan siapa saja dan berteman dengan siapa saja. Tapi kenapa kamu justru mempermasalahkannya?” Sahut Verel dengan sebelah alis mata terangkat ke atas.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya. Terima kasih🌺
Gilang marah tidak ya Naomi pulang ke rumah mamanya untuk menemui kak Nadira tidak mengajaknya