Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kamu keren,
Kresekkk!! Kreseeeekkk....! Bunyi berisik itu terdengar samar ditelinga Leo.
Bunyi keresekan kantong asoy yang tengah membungkus sesuatu dengan suara perdebatan kedua orang yang memegangnya. Mereka tengah mempeributkan cara untuk mengambil dan memilih pakaian yang mereka anggap mahal dan akan Ia masukkan kedalam kresek itu, dan baju baru Bellalah yang menjadi sasaran. Apalagi memang itu yang paling baru diantara yang lainnya
Leo tak langsung menyergap, Ia hanya membuka membuka matanya sedikit untuk terus mengawasi tindak tandu mereka disana. Mungkin juga Ia berfikir jika leo sama sekali tak bangun saat itu, karena terus saja terpejam tanpa respon sama sekali.
"Ini, celana dalemnya aja ketahuan mahal ini." lirih mereka yang rupanya sudah prfesional dengan harga barang yang mereka pegang saat itu, yang tak lain adalah pakaian dalam Leo.
"Ngekost ditempat kumuh, celana dalem begini? Mahalan harga ****** dari harga kostnya sebulan," tawa salah satu dari mereka sembari terus memilih semua yang ada dijemuran itu.
Leo menatap sebuah kayu yang sering Ia pakai untuk ganjal motornya, begitu dekat dan Ia segera meraihnya saat itu. Dengan perkiraan yang tepat, Ia melemparnya dan pas mendarat di dahi salah seorang dari mereka hingga menjerit sejadi-jadinya.
"Aaaaarrrghh! Mataku!" pekiknya sekuat tenaga. Barulah saat itu Leo membuka mata dan langsung menghampiri mereka yang tengah sibuk membersihkan darah yang ada.
Leo yang sudah semakin dekat lalu merebut kantong kresek yang penuh dengan pakaian itu. Dan rupanya tak hanya ditempat Leo saja, melainkan sudah menjelajah ketempat lainnya akrena kresek yang mereka bawa bukan hanya satu.
"Pengalaman rupanya. Tahu, harga ****** mahal dengan yang murah. Hhhh, dasar residivis kelas ******. Kalau mau nyolong tuh yang gede sekalian, hukumannya sama aja sama maling motor! Eeerrhh, dasar." tonyor Leo pada dahi yang berdarah itu hingga si maling kembali mengaduh ria karena kesakitan yang kembali Ia rasa. Apalagi terkena tepat diujung balok yang tajam.
Kegaduhan yang ada diluar seketika membuat Bella bangun dari tidurnya. Ia lantas keluar untuk memeriksa keadaan yang ada karena penasaran, dan saat itu Ia melihat Leo tengah memegang pakaian dalamnya dan membukanya dengan lebar dihadapan Dua pria yang lainnya.
"Leo!" pekiknya dan langsung berlari merbut benda pusaka itu dari sahabatnya. Ia kembali mengomel padanya karena berani menyentuh benda keramat miliknya itu dengan sembarangan apalagi Ia perlihatkan pada orang asing.
"kenapa marah? Kamu aja pegang punyaku kemarin?"
"Tapi kan aku cuciin, Leo! Ih , kamu...." tangan bella memukuli bahu leo saat itu, seketika mmebuat mereka tertawa dengan pemandangan yang ada.
"DIAM!!!" bentak Leo dan Bella bersamaan. Mereka seketika diam dan mengatupkan mulut bersama.
"Mereka siapa?" tanya Bella pada leo.
"Kang ngutil. Tuh, baju barumu mau mereka ambil seenaknya," tunjuk Leo dengan mulutnya. Bella yang seketika itu melotot membuat mereka semua ketakutan.
Kedua maling itu mencoba berlari, tapi tangan kekar Leo meraih kerah baju keduanya hingga berhenti ditempat. Dan saat itu, Bella menghajar mereka semua dengan kekuatan yang Ia miliki. Apalagi Leo menjadi kompor dalam keributan itu hingga Bella semakin menggila.
"Iya, Bel... Hajar, Bella. Mereka ini residivis, keluar masuk penjara gara-gara jadi kang ngutil. Hajar Bel," ucap Leo dengan penuh semangat untuk sahabatnya.
Hingga akhirnya dua pria itu memiliki kesempatan dan mereka berlari tunggang langgang meninggalkan Bella dengan ketakutan.
Bella lalu menoleh pada Leo disela segala rasa lelahnya,"Apa?" tatapnya ganas.
"Nggapapa... Kamu keren," puji Leo mengacungkan jempolnya saat itu.