Novel ini diadaptasi dari 50% kisah nyata dan 50% fiksi.
Kaila merupakan istri dari Rangga. Dia dihianati oleh suaminya. Selingkuh di belakang Kaila dengan atasannya.
Kaila melihat dengan mata kepala sendiri ketika suaminya sedang bercumbu di dalam mobil dengan atasannya.
Bagaimana keputusan Kaila ketika mengetahui itu semua?
Ikuti kisahnya, hanya di noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Farida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jeritan Isi Hati Kaila
Aku berdandan dengan cantik karena aku tahu hari ini Rangga akan datang ke rumahku, untuk melihat anak kami yang baru saja lahir. Mungkin dia akan berubah pikiran demi anak-anak kami. Tapi harapanku itu hanyalah sebuah harapan palsu, bukannya Rangga menatapku dengan rasa cinta akan tetapi dia malah tidak menatapku sama sekali. Jangankan menatapku, melihat anak kami yang baru lahir saja dia tidak sudi.
Sungguh keterlaluan sekali dia, tidak menganggapku lagi bahkan anaknya, darah dagingnya dia tak mau akui. Aku terkejut karena tiba-tiba Bilah teman sewaktu aku kuliah datang ke rumahku, aku tidak pernah memberitahu kabar kepada teman-temanku bahwa aku hamil. Bilahpun terkejut melihat bayi yang baru aku lahirkan, Rangga melihat Bilah datang dia hanya terdiam duduk di bawah lantai kepalanya disandarkan ke tembok. Bilah tidak berlama-lama menghubungiku, hanya 30 menit lalu dia berpamitan pulang.
Ternyata Rangga datang bukan untuk melihat aku dan anakku yang masih merah, dia ingin aku menyetujui perceraian. Geram aku mengetahui niat dia itu, bercerai denganku lalu menikah dengan pelakor itu.
"Aku tidak akan mau ke pengadilan agama, jika alasan perceraian kita karena kamu berselingkuh dengan wanita tua itu dan diketahui oleh atasanmu. Maka kamu dan wanita tua itu akan kehilangan pekerjaanmu sebagai pegawai negeri."
Rangga tidak berani untuk berbuat kasar kepadaku, karena dia berada di rumah orang tuaku. Setelah aku berkata seperti itu, Rangga pergi tanpa berpamitan kepada kedua orang tuaku.
Setelah Rangga pergi, entah kenapa rasanya kepalaku ini terisi penuh, aku mendengar suara-suara bisikan yang mengajak untuk mati. Apakah aku ini terlalu terbebani pikiranku selama 1 tahun ini? sehingga aku berhalusinasi? tapi suara itu terus saya terdengar di telingaku. Otakku juga memutar ingatan ketika aku bersama dengan Rangga, sikap ketidak perduliannya, bentakannya, bahkan ketika dia memukulku.
Rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. Kenapa aku yang harus menerima ini semua? kenapa aku? Hatiku bergemuruh mencaci maki pasangan selingkuhan, menyumpahi mereka berdua agar mendapatkan karma. Semakin aku mengumpat mereka berdua, semakin suara-suara itu datang kepadaku.
“Kamu lebih baik mati saja, orang-orang tidak perduli dengan mu, mati kamu.”
Berulang-ulang suara itu terngiang ditelingaku. Ingin aku menghilangkan suara-suara setan ini. Makin lama otakku sudah tidak sinkron lagi.
Temanku Lila dan Vira datang melihatku, kenapa mereka datang tiba-tiba? Memangnya aku sakit apa? Melihat Lila temanku membuat aku mengingat kedatangannya ketika Rangga juga datang.
Aku menarik tangan Lila, lalu kuajak dia kedepan. Aku interogasi dia. Entahlah kenapa aku bisa mencurigai Lila padahal dia sangat baik kepadaku. Teman kampusku yang tidak banyak bicara.
“Kaila, jangan lakukan itu. Berhenti menyakiti dirimu sendiri.” Sayup-sayup ku dengar Bundaku memanggil aku. Aku tidak sadar apa yang aku telah lakukan.
Kata keluargaku dan orang-orang yang melihatku. Aku menjadi orang gila, aku melukai diriku sendiri dan membuat malu diriku sendiri. Aku mengirimi pesan singkat kepada teman laki-lakiku untuk menikahi aku, sungguh perbuatan gila itu membuatku malu ketika aku sadar.
Sepanjang malam aku menyakiti diriku, dengan membenturkan keningku ke tembok kamarku, ada rasa sakit saat itu? Tidak, Aku tidak merasakan sakit. Bundaku menjerit karena aku melakukan hal bodoh itu. Dahiku memar-memar.
Orang tuaku membawa aku untuk ruqiah, aku sadar tapi pas aku pulang kesadaranku mulai hilang kembali karena aku mendengar ocehan lagi ditelingaku, “Mati kamu…mati…”
Mataku tidak bisa kupejam selama 1 hari 1 malam. Bundaku cerita aku seperti mayat hidup yang berbaring di tempat tidur tidak bergerak dan mata melotot melihat lagit-langit atap.
Keluargaku tidak menyerah untuk mengobatiku, keesokan harinya aku di ruqiah lagi. Ustadz membacakan ayat-ayat ruqiah, tubuhku terasa panas, berguling bergelora aku ditanah. Panas rasa tubuh ini.
“Pak, jaga anak Bapak agar pikirannya tidak kosong. Intinya 1 Pak untuk anak Bapak iklaskan,” ucap ustadz.
“Maaf ustadz anak saya ini kekeh tidak mau menerima perceraian di pengadilan agama, tapi dia sudah ditalak oleh suaminya,” ucap Abah.
“Iya Pak, itu yang menjadi masalah. Anak Bapak terlalu banyak masalah yang dia pendam sehingga masalah itu menumpuk di kepalanya, berat Pak jadinya,” ucap Ustadz.
“Apakah tidak bisa disembuhkan ustadz?” tanya Abahku.
“Semua penyakit ada obatnya Pak, kecuali 1 yaitu kematian,” ucap Ustadz.
“Tolong Pak ustadz doakan anak saya,” ucap Abah.
Ustadz mendoakan aku, dan pulangnya aku diberikan air doa. Aku harus mengiklaskan? berat, sungguh terasa berat yang kurasakan. Orang-orang sungguh mudah berbicara tapi aku yang merasakannya
Karena aku tidak ada perubahan, maka orang tuaku membawa aku ke psikiater. Di gedung putih tinggi aku di bawa, aku diperiksa. Seperti dihipnotis aku, dimasukan sugesti kedalam diriku agar bisa menerima kenyataan hidup ini. Live is mush go on, hidup harus terus berjalan. Dari hasil pemeriksaan aku terkena skizofrenia.
Skizofrenia adalah gangguan mental yang dapat memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi. Penderita skizofrenia dapat mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Perlu diketahui bahwa penderita skizofrenia berisiko 2–3 kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda.
Aku minum obat seumur hidupku agar skizofreniaku tidak kumat lagi. Dulu candaan waktu kuliah ketika teman-temanku error ada kalimat candaan ‘Kenapa kamu gak nyambung? dia kumat lagi, habis obatnya?’ kalimat itu benar-benat kandang. Habis obat maka aku akan kumat.
Rangga masih mengirim pesan kepadaku, dia mengumpat aku. Dasar laki-laki pengecut. Hai Rangga kamu lihat nanti, anak-anak yang ku rawat akan menjadi orang besar dan suatu nanti kamu akan mengakui mereka sebagai anakmu tapi mereka tidak akan mengakui kamu sebagai ayah mereka. Mereka berpikir ayahnya sudah mati.
Sejak kesadaranku kembali, aku lebih banyak mengikuti pengajian, siraman rohani agar pikiranku tidak kosong dan terpaku dengan masalah rumah tanggaku.
Aku tidak mengurus perceraianku dengan suamiku di departemen agama, Tanggapan yang rajin mengurus itu semua.
Aku sudah melupakan? Belum aku belum bisa melupakan rasa sakit ini. Kadang aku menangis sendiri. Orang-orang yang mencintai ku menjaga aku agar pikiranku tidak kosong lagi.
Pertama kali ketika kesadaranku kembali, ku gendong bayi kecilku, bayi yang tidak mempunyai dosa, bayi yang tidak diakui oleh ayahnya.
Aku meminta uang kepada Rangga untuk memasukan Cia di sekolah barunya, karena aku telat untuk mendaftar, bangku yang tersisa hanya kelas bilingual yang biaya masuk sangat mahal bagiku yaitu 15 juta, Rangga mentransfer uang sebanyak itu untuk Cia. Memang itu menjadi tanggung jawab dia sebagai ayah dari Cia. Tapi setelah dia mengeluarkan 15 juta, tidak ada lagi yang transferan untuk anak-anak.
Entah pikirannya di mana dia. Atau wanita tua itu yang mengajari Rangga agar tidak mengeluarkan uang untuk anak-anak. Licik sekali wanita ular itu, sudah mengambil suamiku dan dia ingin memisahkan anak-anakku dari ayahnya.
Bersambung
***
Novel ini ikut lomba, mohon dukungannya. Jika memang sebagian uangnya akan aku kasih kepada anaknya Kaila.
***
Hai reader dukung novel ini dengan komen yang banyak, like, SUBSCRIBE dan follow agar novel ini banyak yang lihat.
Baca Novel ku yang lain
5 tahun menikah tanpa cinta
Salah lamar
Berteman di sosmed sama aku yuk
fb @Farida (R)
ig @kak_farida
semoga real Kayla semakin strong 💪💪💪💪