Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - Tawaran Lain
BAB 17
“Kenapa Leon tidak menghampiriku?”, Megan bertanya-tanya dalam hatinya. “Ayo Leon peluk aku , mendekat lah”, harap Megan.
Di luar dugaan seorang Megan, Leon hanya tersenyum ke arah pintu, “Kenapa kau hanya diam di sana? Tidak pegal? Duduklah”, memerintah pada Megan duduk di sofa tanpa menurunkan Pamela.
“Kau tetap di sini”, Leon membelai pipi serta punggung Pamela yang hendak turun dari pangkuan suaminya, hal ini membuat istri dari Leon tersentuh karena tidak mengabaikannya disaat mantan kekasih datang kembali.
“Leon kita makan siang dimana?”, tanya Megan berdiri dan mendekati kekasihnya.
“Alonso sudah memesan tempat untuk kita”
“Kita? Kau dan aku?”, tanya Megan memastikan bahwa wanita lain dalam ruangan tak akan ikut mengganggu acara makan siangnya.
“Tidak, tapi kita”, dingin Leon.
“Tuan, lebih baik aku pulang”, cicit Pamela.
“No, kau harus ikut”, Leon menarik dagu Pamela dan menciumnya singkat, sontak bola mata Megan nyaris keluar, menggelengkan kepala tanda tidak percaya apa yang dilihatnya nyata.
“L-leon?”, lirih Megan menerima hantaman keras dalam dada.
“Kau berjanji akan melakukan apapun bukankah begitu istriku?”, bisik Leon, Pamela bergidik ngeri mendengarnya.
“I-iya tuan”.
Leon mengajak kedua wanita itu makan bersama, “Sebaiknya kita berangkat sekarang”, menurunkan Pamela sangat hati-hati.
Megan yang kesal memilih jalan lebih dulu, “Awas saja wanita itu tidak akan bisa merebut Leon dariku, hah sebenarnya siapa dia?”, geram Megan dalam hati.
Sementara Pamela mengekor di belakang suaminya sembari menunduk, tak di sangka Leon merangkul istrinya untuk berjalan sejajar. “Perhatikan jalanmu dengan baik, aku tidak mau sampai aset ku terjatuh”.
“Hah? I-iya”, Pamela mengangguk sembari degup jantungnya semakin cepat, entahlah ia harus senang atau tidak mendapat perhatian dari suaminya. Ada setitik bahagia Leon memegang pinggangnya posesif dan kini keduanya menjadi pusat perhatian siapa pun yang memandang.
.
.
Di Restoran, tepatnya private room, Megan selalu ingin mencari perhatian Leon dan duduk sangat dekat, “Kamu mau mencoba makanan milikku sayang?”, suara mendayu Megan.
“Cobalah ini enak, buka mulutmu sayang”, Megan memberi potongan daging seraya melirik pada Pamela di depannya. “Kau lihat kan wanita murahan, Leon hanya mempermainkan mu”, umpatnya dalam hati.
“Aku bisa makan sendiri Megan”, tolak Leon bukan karena Pamela namun ia memang tak makan satu peralatan dengan orang lain.
“Baiklah”, kecewa Megan.
Model cantik ini pun mencari perhatian lain dari kekasihnya, berani menyentuh tangan serta dada Leon. “Aku merindukanmu Leon, jangan tinggalkan aku lagi”.
“Tentu”, Leon mengusap kepala dan punggung Megan menenangkan wanitanya. Pamela hanya menatap diam tanpa bersuara
“Terima kasih Leon, aku mencintaimu calon suamiku”, tiba-tiba wanita yang duduk di sisi suaminya itu mencium pipi serta bibir Leon, bahkan tautan bibir itu terlihat liar sungguh Megan bernyali besar melakukannya tanpa persetujuan dari Leon.
Seketika Pamela melebarkan kedua matanya, hatinya teriris sakit menyaksikan hal yang tidak sepantasnya. Tangan kekar Leon pun sudah menjalar, menyentuh lembut pipi dan leher wanita seksi yang lancang mencium suaminya.
“T-tuan”, tenggorokan Pamela seakan tercekat, kedua tangannya gemetar, mungkinkah ini hukuman Leon untuknya? Meminta wanita ini datang ke kantor, mengajaknya makan siang hanya untuk mempertunjukan hubungan mereka yang kembali bersemi. Tidak cukupkah Leon menyiksa batin dan fisiknya dengan kata-kata kasar, lebih baik ia diam di penthouse tanpa tahu suaminya sedang apa, dimana dan bersama siapa.
Jika saja ia memiliki kuasa, pasti akan memisahkan kedua orang itu. Sama seperti yang Leon inginkan, tak mau wanitanya di sentuh oleh pria lain, begitupun Pamela sangat ingin Leon hanya menyentuhnya, tidak dengan wanita lain.
Leon melepas belitan l-id-ah diantara ia dan Megan, lalu melirik tajam pada Pamela yang diam memegang sendok di tangannya. Leon melihat kedua mata istrinya berkaca-kaca. Ia menghubungi seseorang dan Pamela tahu siapa itu, Alonso ya benar, ia berharap bukan dirinya yang diminta meninggalkan tempat ini.
“Alonso antar dia pulang”, Leon memerintahkan Alonso mengantar Pamela pulang, karena ia ingin berdua bersama Megan.
“Baik tuan, mari nyonya”, Alonso tidak tega pada nyonya mudanya.
Tubuh Pamela seakan berat, gravitasi yang menariknya begitu kuat menempel pada kursi, hatinya menjerit ingin menolak tapi apa dayanya harus selalu menuruti perintah pria kejam di hadapannya ini.
“Kau, pulanglah bersama Alonso”, suara datar dan dingin Leon menghujam tepat pada jantung yang sebelumnya berdetak gugup kini berganti menjadi rasa sakit.
“Baik, aku permisi”, Pamela menganggukkan kepalanya, bukankah ia telah berjanji pada suaminya akan melakukan apapun yang di perintah maka ini saatnya menuruti pria kejam itu.
Megan tertawa puas dalam hati, bersorak senang Leon hanya miliknya ya milik Megan seorang.
“Ayo, nyonya”, Alonso menunggu di depan pintu private room.
“Terima kasih Alonso”, ucap Pamela.
Tiba di parkiran mobil, Pamela hanya diam tidak memasuki mobil mewah itu padahal pintu telah terbuka. “Alonso aku tidak bisa”.
“Jangan lakukan hal nekat, nyonya jangan”, cegah Alonso hanya sebatas kata, tak bisa menyentuh atau menarik tangan istri dari tuannya.
“Aku memerlukan waktu sendiri Alonso”, ucap Pamela.
Pamela tidak pulang bersama asisten pribadi Leon, ia memilih naik bus dan turun di suatu tempat.
Dylan mengetahui apa yang terjadi terus mengikuti wanita pujaannya. “Sialan Kau Leon, membuat wanitaku menangis, awas saja”.
“Jangan kamu tangisi pria kejam itu Pamela”, ucap Dylan pada setir mobil. Dylan masih setia mengikuti bus di depannya, berhenti di setiap halte pun ia lakukan, menerima banyak protes dari pengendara lain tak apa asal bisa menjaga Pamela dari jauh.
Pamela menangisi jalan hidupnya, menjadi istri rahasia sekaligus wanita bayaran bagi Leon ternyata sangat sakit. “Mungkinkah aku bisa bertahan”, menutup wajah dengan kedua tangannya.
Salah, Pamela selalu gugup dan berharap lebih saat Leon memperlakukannya sangat baik, tak pernah belajar dari sebelumnya, bahwa Leon hanya menganggapnya mainan tidak lebih dan kini suaminya kembali pada mantan kekasihnya.
“Sepertinya aku harus bersiap di depak oleh Leon, tak apa Pamela, aku akan mencari pekerjaan layak untuk membayar biaya pengobatan nenek”, ucapnya di dengar oleh pria yang berdiri tepat di belakangnya.
“Pamela?”
“Hah, ya ampun anda mengagetkan ku tuan”
“Maaf, sedang apa di sini?”, tanya Dylan pura-pura.
“Aku hanya ingin mencari udara segar”
“Boleh aku duduk? Sepertinya kau sedang sedih, ada masalah apa?”, selidik Dylan sangat penasaran apa hubungan antara Leon dan Pamela.
“Ah, tidak ada tuan, tidak ada”, jawab Pamela menyusut air mata di pipi.
Dylan mencoba menghibur dan menawarkan diri untuk membebaskan Pamela dari Leon. “Kalau kau ingin, tawaranku masih tetap berlaku untuk mu Pamela, kau jangan takut, aku akan melindungi mu”.
“Kenapa?”, tanya Dylan mendapat tatapan tajam dari Pamela.
“Baiklah, bagaimana kalau kita berteman. Aku juga membutuhkan teman cerita”, Kali ini tidak menggunakan uang tetapi sebuah pertemanan Dylan tawarkan.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat