MISI KEPENULISAN NOVELTOON
Enam tahun hidup sebagai istri yang disia-siakan, cukup sudah. Saatnya bercerai!
Zetta menghabiskan waktu yang tak sebentar untuk mengabdikan dirinya pada Keenan Pieters, lelaki yang menikahinya, tapi tak sekalipun menganggapnya sebagai seorang istri.
Tak peduli Zetta sampai menjadi seperti seorang pelayan di keluarga Keenan, semua itu tak juga membuat hati Keenan luluh terhadap Zetta. Sampai pada akhirnya, Zetta pun memutuskan untuk menyudahi perjuangan cinta sepihaknya tersebut.
Namun, saat keduanya resmi bercerai, Keenan malah merasakan jika ada sesuatu yang hilang dari dalam hidupnya. Lelaki itu tanpa sadar tak bisa lepas dari setiap kenangan yang Zetta tinggalkan, di saat sang mantan istri justru bertekad membuang semua rasa yang tersisa untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Pada saat yang sama, Keenan yang saat ini sedang berada di ruang kerjanya juga baru saja menyaksikan video yang tengah viral itu. Dia juga membaca berita yang menyebutkan jika pelaku penabrakan di video tersebut adalah Zetta.
Wajah Keenan tampak sangat muram. Jelas terlihat jika lelaki itu tak senang dengan apa yang terjadi. Meskipun sejak dulu dia tak pernah menyukai Zetta, tapi dia juga tak ingin Zetta sampai terjerat masalah serius seperti ini, apalagi kalau sampai perempuan itu mendekam dalam penjara.
Gery kemudiann masuk ke dalam ruangan tersebut, lalu sedikit membungkukkan badannya pada Keenan.
"Beritanya sudah menyebar dengan sangat tak terkendali, Tuan. Rasa-rasanya hampir semua orang telah membaca berita itu," ujar Gery memberikan laporan.
Keenan bergeming. Tanpa Gery memberitahunya pun dia sudah tahu kalau berita tersebut telah menyebar luas.
"Apa yang harus kita lakukan. Tuan? Haruskah saya menghapus berita tersebut?" tanya Gery kemudian.
"Tidak perlu," sahut Keenan.
Gery terdiam sejenak dan tampak berpikir.
"Orang yang menyebar berita ini sudah jelas Paman Jordan," tambah Keenan lagi.
Tanpa Keenan jelaskan, Gery pun paham dengan apa yang dimaksud oleh bosnya itu. Sebentar lagi pernikahan Keenan dan Helia akan digelar, tentu Keenan tidak ingin sampai menyinggung calon mertuanya itu dengan menghapus berita tentang Zetta. Namun, sebenarnya Keenan melakukan bukan hanya karena tidak ingin membuat Jordan marah, melainkan juga karena tidak ingin Jordan melakukan hal yang lebih ekstrim lagi terhadap Zetta.
Keenan berpikir, hanya dengan tidak melakukan apa-apa seperti ini, Jordan akan merasa puas dan tak mengusik Zetta lagi.
"Apa tidak masalah membiarkan Nyonya Zetta menjadi bulan-bulanan publik dan dicap sebagai pelaku dari tabrakan tersebut, Tuan?" tanya Gery kemudian dengan hati-hati. Dia juga tahu kalau saat ini Keenan sendiri tengah galau.
"Untuk saat ini, biarkan saja seperti itu. Tidak ada yang bisa kita lakukan," sahut Keenan.
Gery mengangguk paham.
"Kalau tidak ada yang mau kamu sampaikan lagi, kamu boleh keluar," ujar Keenan kemudian. Pikirannya benar-benar kacau. Dia butuh ruang untuk sedikit memulihkan isi kepalanya.
"Baik, Tuan," sahut Gery sambil kembali membungkukkan badannya, kemudian keluar dari ruangan tersebut.
Sepeninggalan Gery, Keenan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, kemudian memejamkan matanya sejenak. Dia tak mengerti, kenapa perasaannya kacau seperti ini. Meskipun mempercayai jika Zettalah yang telah menabrak Helia enam tahun yang lalu, tetap saja Keenan tidak senang saat semua orang menghakiminya seperti sekarang ini.
Sesaat kemudian, Keenan membuka kembali matanya, lalu bangkit dari tempat duduknya. Dia memungut kertas sebelumnya dia remas tanpa alasan dan dimasukkannya ke dalam tempat sampah. Tanpa sengaja, dia pun melihat akta cerai yang di hari sebelumnya dia buang Keenan pun kemudian memungut kertas penting yang telah agak kusut itu.
Perasaan Keenan semakin tak menentu. Bukannya menjadi lebih tenang seperti yang dia harapkan saat menyuruh Gery keluar tadi, yang ada kepala Keenan malah menjadi semakin sakit. Meskipun jika dipikirkan lebih jauh, Keenan tak tahu sebenarnya dia merasa pusing karena apa.
***
Malam diadakannya acara jamuan oleh kedua orang tua Helia akhirnya tiba. Keluarga Fernandez yang menjadi tuan rumah adalah salah satu keluarga paling berpengaruh di kota itu. Mereka memiliki bisnis besar yang menggurita, juga memiliki koneksi dengan para pejabat pemerintah. Kaya dan berkuasa, itulah dua kata yang tepat menggambarkan seperti apa keluarga tersebut.
Itulah yang membuat Nyonya Brenda begitu berhasrat menjadi besan Jordan Fernandez. Perempuan itu berpikir jika masa depan putranya akan semakin cemerlang jika berdampingan dengan Helia yang memiliki latar belakang keluarga sehebat itu.
Jordan bersama istrinya menyambut para tamu dengan ramah. Pasangan paruh baya itu tampak sangat sempurna malam ini. Mereka terlihat sangat memukau dengan penampilan yang begitu memanjakan mata. Dari hanya melihat sekilas saja sudah bisa dinilai jika mereka adalah pasangan yang bermartabat dan memiliki kedudukan tinggi.
Acara pun dimulai dengan sebuah pertunjukan permainan piano. Irama dari tuts-tuts piano yang saat ini sedang dimainkan terdengar begitu indah dan memanjakan telinga, membuat siapa saja terbuai dan tak ingin suara musik tersebut usai. Dari atas panggung terlihat seorang perempuan muda duduk di belakang piano sembari memainkannya dengan penuh penghayatan.
Dia tak lain Helia, bintang pesta jamuan yang diadakan oleh keluarga Fernandez malam ini. Perempuan muda itu tampak mengenakan gaun indah berwarna hijau, kontas dengan kulitnya yang seputih susu. Helia terlihat begitu luar biasa layaknya peri. Dari kejauhan dia bahkan terlihat seperti batu zambrud yang berkilauan.
Setelah beberapa saat, permainan piano perempuan muda itu pun berakhir, yang tentu saja langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan. Keenan tampak datang menghampiri Helia dan mengulurkan tangannya pada gadis itu. Sudah pasti Helia menyambut uluran tangan Keenan dengan senyum yang merekah lebar. Mereka kemudian melangkah turun dari atas panggung dengan tangan yang saling bergandengan.
Jordan menyambut Helia dan Keenan yang baru turun dari atas panggung dengan senyum yang tak kalah lebar. Lelaki itu kemudian meminta waktu sebentar kepada para tamu yang hadir untuk mengumumkan sesuatu yang penting.
"Saudara-saudara, terima kasih karena telah datang memenuhi undangan saya malam ini." Jordan membuka suara. "Saya benar-benar bersyukur, Helia putri saya tercinta akhirnya bisa sembuh kembali setelah sekian lama hanya terbaring di rumah sakit."
Para undangan tampak hening sejenak. Mendengar ungkapan penuh perasaan dari seorang Jordan Fernandez, mereka semua jadi teringat pada berita video yang sedang viral saat ini. Tanpa sadar mereka ikut merasa terharu untuk Helia dan mengutuk orang yang menabrak gadis itu, yang tentu saja bagi mereka orang itu adalah Zetta.
"Selama bertahun-tahun putri saya harus menderita karena sebuah kecelakaan yang terjadi entah itu ada unsur kesengajaan atau tidak di dalamnya, saya tidak mau menduga-duga," ujar Jordan lagi. Ucapannya seolah dia tak mau menyalahkan orang lain, tapi sebenarnya dia sedang menekankan jika putrinya mengalami kecelakaan karena niat jahat orang lain.
"Sebagai ayah, tentu saja saya ikut menderita melihat penderitaan putri saya ini. Tapi untunglah dia orang yang kuat dan pantang menyerah. Dia berjuang untuk bisa sembuh hingga akhirnya bisa berdiri di tengah-tengah kita seperti sekarang." Jordan mengarahkan satu tangannya pada Helia yang saat ini tampak tersenyum dengan sedikit malu-malu. Benar-benar terlihat seperti seorang gadis lugu dan polos sehingga menambah rasa suka orang-orang padanya.
"Sebenarnya jamuan ini bukan hanya merayakan kesembuhan putri saya saja. Malam ini, saya ingin mengumumkan jika saat ini putri saya resmi bertunangan dengan lelaki yang sangat dia cintai, sekaligus lelaki yang setia mendampinginya selama dia sakit, Keenan Pieters."
Tepuk tangan langsung menyambut pengumuman tersebut. Bersamaan dengan itu, Keenan tampak berlutut dengan bertumpu pada satu kakinya di hadapan Helia, layaknya seorang ksatria yang hendak meminang seorang tuan putri, membuat para undangan kembali hening untuk memberikan Keenan dan Helia momen.
"Astaga, manis sekali." Tiba-tiba suara menawan dari seorang perempuan merusak momen syahdu tersebut.
Semua orang menoleh pada sumber suara tersebut. Dan rupanya suara itu berasal dari tamu yang datang tanpa undangan.
"Maaf, apa sekarang saya sudah terlambat untuk mengikuti acaranya?" tanyanya lagi tanpa beban.