NovelToon NovelToon
Teman Diatas Ranjang

Teman Diatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen School/College
Popularitas:17.6k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

[HOT!]

Catherine dulunya adalah murid kutu buku yang polos dan kerjaannya hanya belajar di perpustakaan. Namun suatu hari, dia terlibat taruhan dengan Bastian. Mereka mereka memulai sebuah taruhan gila dan semenjak itu hidup Catherine benar-benar berubah drastis. Bastian mengajarinya hal-hal aneh dan liar yang tidak pernah Catherine ketahui ataupun coba sebelumnya.

Intinya, Bastian dan Catherine adalah teman di atas ranjang.

Hubungan mereka hanya sebatas sebagai teman yang saling memanfaatkan untuk memuaskan nafsu.

Tidak kurang, tidak lebih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Berbahaya

Catherine menggigit bibir bawahnya sembari meantap ragu ke arah pria itu sebelum berjalan mendekatinya.

“Don’t bite that lips Catherine,” ujar Bastian lagi.

‘”Jangan memerintahku,” balas Catherine dengan nada tajamnya membaut Bastian hanya bisa tertawa pelan melihat sikap keras kepala wanita itu.

Padahal Bastian sedang duduk, tetapi karena postur tubuh mereka yang cukup memiliki jarak padahal Catherien sudah tinggi untuk ukuran seorang wanita, Catherine harus sedikit mendongak untuk mendaratkan bibirnya pada bibir Bastian.

Catherien akhirnya mencium Bastian, hanya sekedar tempelan bibir dan berangsung selama satu detik sebelum Catherine kembali menjauhkan wajahnya.

“Sudah,” ujar Catherine kepada Bastian.

“That is not a kiss,” balas Bastian lagi smebari menatap menantang ke arah Catherine.

“Yes it is,” jawab Catherine tetap bersikeras.

“Mendekatlah,” perintah Bastian lagi dan Catherine tampak ragu diawal sebelum menurut.

“Aku akan mengajarimu jadi perhatikan baik-baik,” ujar Bastian dan setelah ia menyelesaikan kalimatnya Bastian langsung meraih pinggang Catherine kemudian menariknya mendekat ke arahnya.

Bastian masih dalam posisi duduk dengan Catherine yang berdiri diantara pahanya, mereka berhadapan dan dengan jarak sedekat itu memudahkan Bastian untuk mendaratkan bibirnya pada bibir Catherine.

Wajah mereka saat ini sudah sangat dekat, mereka bisa merasakan deru napas satu sama lain saat Catherine tidak sengaja mertatapan mata dengan Lily yang sedang mengintip dari celah jendela dari arah luar ruangan itu.

“Lily melihat kita,” ujar Catherine sembari mendaratkan kedua tangannya pada bahu Bastian sebelum mendorongnya pelan untuk memperingati pria itu.

“Maka itu lebih baik. Bukankah itu yang kau mau?” tanya Bastian kepada Catherine.

“Tapi dia pacarmu.”

“Dia bukan pacarku, puas?”

Catherine terdiam setelah mendenagr pengakuan Bastian itu.

Catherine akhirnya menancapkan fokusnya kembali ke arah celah jendela, tepat dimana ia bisa memastikan bahwa dirinya itu menjalin kontak mata dengan milik Lily di ujung sana sebelum Catherine mendekatkan wajahnya dan mencium Bastian.

Bastian tersenyum ditengah tautan bibir mereka.

Lily menghentakkan kakinya kesal kemudian pergi dari sana.

Catherine kemudian menjauhkan wajahnya dan ia bisa melihat wajah tampan Bastian itu tengah tersenyum dengan begitu mempesonanya, seakan bangga dengan apa yang barusan Catherine lakukan itu.

“Sepertinya aku tidak perlu mengajarimu lagi,” ujar Bastian kemudian setelah itu ia langsung meraih bibir Catherine untuk menciuminya kembali. Bastian memperdalam ciuman mereka, melahap bibir Catherine secara rakus dan memaksa Catherine untuk membuka mulutnya.

Catherine yang awalnya masih terkejut dengan perubahan ritme tautan mereka yang terkesan drastis itu hanya bisa membiarkan Bastian untuk memimpinnya. Tetapi lama-kelamaan sensasi asing itu mulai membuat Catherine terbuai, seakan terhipnotis Catherine membuka mulutnya, memberikan akses masuk bagi lidah Bastian untuk bermain disana.

Catherine melingkarkan lengannya pada leher Bastian sedangkan Bastian menaruh kedua tangannya pada pinggang ramping Catherine sembari menariknya semakin dekat, membuat tubuh mereka nyaris bersentuhan dan menempel secara sempurna.

Decakan bibir mereka terdengar begitu jelas, Bastian menciuminya layaknya seorang ahli. Menenggelamkan Catherine dalam ketidakjelasan hubungan mereka itu. Bahkan tanpa sadar kacamata yang Catherine pakai terlepas dari wajahnya dan terjatuh ke atas lantai saking ciuman mereka terlalu buas.

Semuanya terasa begitu panas, terasa begitu asing namun membuat Catherine ketagihan.

Bastian kemudian menjauhkan wajahnya saat dirasa Catherine membutuhkan pasokan udara disela ciuman panjang mereka itu. Bastian dapat meliaht betapa merahnya wajah Catherine sekarang yang tampak malu sebab sejatinya mereka berdua sama-sama menikmatinya.

“Thank you for the kiss,” ujar Bastian sembari mengedipkan matanya sekali sebelum pergi dari sana.

Catherine hanya menatap kosong ke arah kepergian Bastian itu. Setelah membuat kekacauan seperti ini, Bastian dengan kruang ajarnya malah pergi.

Catherine refleks memegangi jantungnya yang berdegup dengan sangat kencang. Perasaan apa itu?

Catherine kemudian mengacak rambutnya frustasi. Dirinya pasti sudah gila, bagaimana ia bisa melakukan hal seperti itu dengan Bastian.

Tetapi jujur, ciuman tadi sangatlah tidak waras.

Perasaan tidak nyaman itu.

Pandangan Catherine kemudian jatuh pada kacamatanya yang sudah pecah di atas lantai.

Bastian adalah makhluk yang berbahaya.

Tetapi Catherine menyukainya.

Sial.

 

Catherine berjalan kembali ke kamar asramanya dengan wajah bengongnya. Bayangan ciuman panasnya dengan Bastian beberapa waktu lalu berhasil meruntuhkan fokusnya dan sekarang kepalanya hanya dipenuhi oleh bagaimana bibir Bastian yang secara begitu mahir mengambil ahli kewarasan Catherine itu.

Catherine menggeleng pelan, mengacak rambutnya frustasi berusaha membuyarkan lamunan yang terus bersarang dalam kepalaya itu.

Catherine membuka pintu asramnya kemudian segera duduk di sisi kasurnya. Poppy yang melihat kedatangan Catherine itu lantas memanggilnya.

“Hai Catherine,” sapa Poppy namun sepertinya Catherine tidak mengengarnya atau barangkali wanita itu sedang melamun sehingga tidak mendengar sapaannya itu.

“Catherine?” panggil Poppy sekali lagi namun tidak ada jawaban.

Catherine hanya duduk di sisi kasurnya smebari menatap lurus ke depan dengan tatapan kosongnya itu.

“Cath!” teriak Poppy sedikit lebih keras dan panggilannya itu berhasil menyentak kesadaran Catherine.

Bahu Catherine tersentak kala ia menatap ke arah Poppy, “Telingaku masih berfungsi dengan baik Poppy, tidak usah berteriak begitu.”

“Really? Kupikir kau sudah budeg, aku sudah memanggilmu sedari tadi tapi kau dengar,” ujar Poppy kemudian menyerat kursi itu mendekat ke arah Catherine.

“Ada apa? Sepertinya kau sedang banyak pikiran?” tebak Poppy yang seakan bisa melihat dari raut Catherine bahwa wanita itu sedang tidak fokus sekarang.

“Maaf,” hanya itu yang bisa Catherine lakukan, ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya kepada Poppy.

Catherine bahkan juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri sekarang.

“Kenapa wajahmu merah sekali?” tanya Poppy lagi smebari menancapkan pandangan kepada pipi Catherine.

Catherine refleks langsung menangkupkan kedua pipinya menggunakan telapak tangannya, “Merah? Tidak mungkin, tidak ada apa-apa,” ujar Catherine langsung, berusaha tetap bersikap santai walaupun kentara sekali wantia itu terlihat panik diikuti gerakan canggungnya itu.

Poppy kemudian melempar tatapan penuh menelitinya.

“Apa karena Bastian?” terka Poppy yang tepat sasaran.

Catherine sontak langsung menatap Poppy dengan matanya yang membulat kaget.

“Tidak,” ujar Catherine, menggeleng keras kemudian segera bangkit dari kasurnya untuk menghindari sesi introgasi Poppy itu.

“Ayo ceritakan kepadaku, sudah sampai mana tahapan hubungan kalian? Aku penasaran,” ujar Poppy lagi berusaha membuju Catherine untuk bercerita sebab Poppy juga penasaran.

“Tidak ada apa-apa,” sanggah Catherine sembari mengemas beberapa buku ke dalam tasnya.

“Kalian sudah making out?” tanya Poppy to the point yang membaut pipi Catherine semakin memerah.

“Hei,” Catherine berseru kaget smebari berbalik menatap Poppy.

“Kenapa? Apakah sudah?” Poppy tiba-tiba berseru histeris.

Catherine terdiam sebelum menggeleng, ada baiknya tidak bercerita banyak kepada Poppy mengingat Poppy itu memiliki mulut yang bocor dan cenderung tidak bisa menjaga rahasia.

“Tidak ada apa-apa diantara kami dan taruhan itu sudah berakhir, jadi lupakan dan jangan tanyakan soal Bastian lagi kepadaku,” ujar Catherien dalam satu tarikan napas dan begitu cepat sebelum ia mengambil tasnya dan berjalan kelaur kamar.

Poppy masih menyipitkan seolah tidak percaya dnegan kalimat Catherine itu.

“Kau mau kemana?”

“Ke perpus.”

 

1
Uthie
menarik 👍
Uthie
Waoww 😂
Murnia Nia
jangan2 ian kecil temannya catherine sekarang bastian ya thor
Wineeeee: wihh mari kita lihattt

jago nih analisanya 🤭🤭
total 1 replies
partini
Bastian ga se pro Damian Thor Damian super duper HOTE
Wineeeee: wkwkwk tenang...masih pertama kali
total 1 replies
Elmi Varida
mau banget thor...sok lanjutken...ditunggu ya...😁
Wineeeee: Siapp🫡
total 1 replies
Elmi Varida
di awal ceritanya memang agak garing ya tp lama2 seru jg.
Elmi Varida: semangat berkarya!!abaikan kt garing drku ya🤭✌️😃
itu hanya buat kamu semangat. Tolong typonya di perhatikan jg.
Wineeeee: Terimakasih kak udah mau bacaaaa🤗🤗🤗
total 2 replies
Ripah Ajha
luar biasa🥰🥰🥰
Elmi Varida
harusnya Cathrin ngomongnya ke Lilly. Tunggu aku udah bosan baru di campakkan😄😄
Elmi Varida
ikut nyimak thor..
Chung Chung
Up
Chung Chung
Jangan up 1, up, 2,3 tak puas baca
Wineeeee: Ditunggu kakk, besok aku bakal usahain double updatee 😚
total 1 replies
Chung Chung
Up 2,3
Chung Chung
Up
partini
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!