Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Malam itu Bumi sengaja tidur di apartemennya sendiri , ia khawatir terjadi apa apa pada Air . Biar bagaimanapun ia yang membuat wanita itu terluka .
Pagi harinya saat bangun tidur indera penciumannya mencium bau wangi dari arah dapurnya . Bau wangi yang menggelitik perutnya karena sejak tadi malam memang ia belum makan apapun .
Karena penasaran Bumi turun ke arah dapur , ia tertegun ketika melihat Air yang masih sibuk membuat sesuatu di sana . Hatinya merasa hangat melihat kesibukan wanita itu di dapurnya . Dilihatnya di atas meja sudah ada beberapa jenis kue yang dari wanginya ataupun bentuknya sangat menggoda selera .
Jika saja bukan Air yang membuat pasti ia sudah kalap memakan kue kue itu , ia sangat sangat suka kue kue yang dibuat dengan cara dikukus , bukan menggunakan open . Bau kue yang dikukus lebih khas dan wangi .
" Mas ... "
Air memaksakan diri untuk menyapa pria yang sedang tak ingin dilihatnya saat ini . Sakit hatinya masih sangat terasa perihnya . Tapi apapun itu dia masih menjadi istri seorang Bumi . Sudah menjadi tugasnya untuk melayaninya .
" Mas ingin aku buatkan kopi ? Atau aku buatkan sesuatu untuk sarapan ? "
Air menghela nafasnya ketika pria itu tak menanggapi satupun kata katanya . Air mengalah ... ia melanjutkan kegiatannya yang belum selesai .
Hari ini Air ingin menyerahkan sampel rotinya pada Varo . Dia sudah niat untuk menjalani usaha ini , setidaknya hasilnya cukup untuk kebutuhannya sehari hari .
Karena ia merasa belum berhak meminta nafkah lahir pada Bumi . Karena sampai saat ini ia juga belum bisa memberikan nafkah batin pada suaminya .
Bumi kembali naik ke kamarnya tanpa mengatakan apapun , dan Air pun tidak lagi mau pusing dengan tingkah arogan suaminya itu . Setelah semuanya selesai Air meletakkan kue kue itu ke dalam sebuah box yang cukup besar .
Ketika semua sudah beres Janu terdengar menangis , anak itu terbangun dari tidurnya dan Air segera menyusuinya , setelah selesai mereka bersiap siap untuk pergi ke supermarket milik Alvaro .
Air mengernyitkan keningnya karena box kuenya telah terbuka dan isinya sedikit acak acakan . Tapi senyumnya mengembang karena ia tahu pasti Bumi yang mengambil beberapa kuenya untuk sarapan .
" Dasar tuan arogan ... gengsinya setinggi langit " gumam Air merasa lucu . Ternyata tuan arogan itu masih mau memakan kue buatannya .
Ketika ingin keluar dari apartemen Air melihat Bumi yang masih memakai piyama tidurnya duduk diruang tamu dengan memangku laptopnya . Pria itu mungkin sedang menyelesaikan pekerjaannya .
" Mas .. aku dan Janu akan keluar sebentar . Apa Mas ingin aku buatkan secangkir kopi dulu ?! " Air masih mencoba bersikap lunak .
Air melanjutkan langkahnya ketika kata katanya sekali lagi tidak mendapat tanggapan . Bagi Air yang penting ia sudah punya niat baik untuk melayani sang suami , jika Bumi tidak mau menerima niatnya maka ia tidak akan memaksanya .
Bumi melihat Air yang masih berjalan terpincang-pincang kesulitan membawa box yang berisi kue kue . Apalagi Air juga sedang menggendong Janu . Tapi Bumi mencoba mengabaikannya , ia masih yakin jika Air adalah wanita penggoda laki laki hidung belang . Wanita itu tidak pantas untuk ia kasihani .
Tidak lama kemudian Air sampai juga di depan supermarket , karena jaraknya yang cukup dekat air hanya jalan kaki . Dengan masih tertatih ia membawa box itu ke dalam sana berharap bisa segera menemui Varo .
": Hai Air ... kenapa kakimu ? Kau baik baik saja ? Apa perlu aku antarkan dulu kerumah sakit ?! "
Pertanyaan Varo yang bertubi malah membuat Air tersenyum lebar . Laki laki lain malah terlihat sangat mengkhawatirkan dirinya , sedangkan suaminya bahkan tak melihat sedikitpun padanya .
" Kaki Air baik baik saja Mas , ini kue kuenya sudah Air bawa kesini . lni cuma sampel , sengaja Air bikin banyak biar pegawai disini bisa ikut mencicipi "
" Baik kau bilang ? Telapak tangan , lutut dan kakimu terluka begitu banyak . Kita kerumah sakit sekarang !! "
" Mas Varo ... "
Suara lembut Air membuat Varo sadar dari kepanikannya .
" Jika Air tidak baik baik saja maka Air tidak bisa membuat kue sebanyak ini Mas "
" Oh my God !! You're right bro .. she's georgeus !! "
Air mendongak ke arah suara seorang laki laki yang terdengar dari belakang Varo . Seorang laki laki tampan dengan tubuh kekar menuju ke arahnya . Air sama sekali tidak mengenal laki laki itu .
" Dia sepupuku , Deniel namanya " Varo mencoba menjelaskan . Varo menatap Deniel seakan menyuruh laki laki itu pergi dari tempat itu . Ia sedang menikmati waktunya dengan Air , walau hanya dengan berbicara saja .
" Saya Air ... " Air pun memperkenalkan dirinya tanpa menyambut uluran tangan dari Deniel .
Varo tertawa menang dalam hatinya , mungkin Air tahu bahwa sepupunya itu memang seorang mata keranjang . Tapi sepupu bandelnya itu sama sekali tidak mau pergi , matanya dengan jelas menunjukkan ketertarikannya pada Air .
Baru sekali ini Deniel benar benar jatuh pada pesona seorang wanita . Walau sudah memiliki seorang anak wanita didepannya itu terlihat sangat cantik , senyumnya sangat manis dan dia terlihat sangat spesial walaupun dibalut dengan penampilan yang sangat sederhana .
Baru kali ini Deniel bisa melihat wanita dari sisi warasnya , bukan dari sisi nafsunya . Air ... Deniel merasa tenang ketika melihat raut sederhana itu !
Berarti sama kelakuan nya astika dan jasmine..
Lain kali jangan mandi dulu diva biar mandi bareng aja daripada mandi 2x wkwkwk
Liat aja nanti gilang dan diana akan menyesal dan bangkrut karna ulah mereka sendiri 😏
gilang kali yg kurang kerjaan...