Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.Di antar pulang
"Saya ucapkan terima kasih sama pak Andrew, yang sudah mau bekerja sama dengan saya," ucap pak Bam sambil tersenyum terhadap Andrew lalu menjabatkan tangannya.
"Iya sama-sama pak. Semoga saja dengan adanya kerja sama, membuat perusahaan kita jauh lebih baik dan berkembang pesat lagi," ucap Andrew membalas jabatan tangan pak Bam, dan tersenyum.
"Aamiin pak Andrew. Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Anda," pak Bam sambil melepaskan jabatan tangannya.
"Saya juga sangat senang bisa bertemu dengan Anda dan mau bekerja sama dengan saya. Dan saya ucapkan terima kasih banyak pak Bam."
"Sama-sama pak Andrew. Ya sudah karena pertemuan kita sudah selesai, saya pamit pemisi pulang pak Andrew," ucap pak Bam.
"Oh iya silahkan pak. Hati-hati dijalannya pak."
"Iya siap pak Andrew. Saya pamit dulu."
"Iya pak," jawab Andrew sambil tersenyum terhadap pak Bam.
Pak Bam pun pergi meninggalkan Andrew dan Tika, lalu berjalan menuju parkiran mobil.
"Tika ..." panggil Andrew sambil menatap Tika yang kelihatan sedang melamun.
Andrew pun hanya menggelengkan kepala saat Tika tidak menjawab perkataannya, kemudian menepak pundak Tika dengan lembut dan berkata,"Tika apakah kamu baik-baik saja?"
"Eh iya pak kenapa? Maaf tadi pak Andrew bicara apa?" tanya Tika karena tadi tidak mendengar ucapan Andrew.
"Kamu itu kenapa sih Tika, dari tadi saya perhatikan kamu itu melamun terus sih. Apakah kamu lagi sakit?" tanya Andrew sambil menempelkan tangannya ke kening Tika.
"Ih pak Andrew kalau bicara suka ngaco ya, saya sehat kok tidak sakit pak," jawab Tika sambil menghempaskan tangan Andrew yang menyentuh keningnya.
"Kalau tidak sakit, terus kamu kenapa dong? Saya perhatikan kamu dari tadi melamun terus, kayak ada masalah."
"Ka-kata siapa enggak kok pak. Lagi pula, itu cuma perasaaan pak Andrew saja saya kayak orang melamun banyak masalah. Dan ingat ya pak jangan perhatiin saya mulu nanti jatuh cinta loh," canda Tika.
"Ya ampun ini orang ngawur benar kalau bicara ya. Dengar ya Tika, saya mana mungkin jatuh cinta sama orang yang sudah punya suami. Lagi pula saya ini bukan pebinor ya!" ucap Andrew menatap Tika.
"Yaelah pak Andrew ngambek nih. Sory pak, saya cuma bercanda kok hehe." Tika sambil tersenyum cengengesan.
"Iya saya juga tahu kamu lagi bercanda kok. Oya serius kamu baik-baik saja nih?" tanya Andrew terhadap Tika.
"Iya serius pak, saya baik baik saja kok. Ya sudah pak karena pertemuan bersama klien sudah selesai, kita makan siang yuk." ajak Tika.
"Boleh. Ya sudah ayo kita berangkat ke restoran, kita makan siang," ucap Andrew.
"Iya pak."
Tika dan Andrew pergi menuju keluar dari cafe, lalu berjalan ke parkiran mobil.
'Ya ampun aku ini apa-apaan ya, berani sekali ngajak pak Andrew makan siang. Dia itu atasanmu Tika, tidak sopan sekali! Sudahlah, lagi pula ini juga terpaksa agar pak Andrew tidak mengetahui kalau saya ada masalah,' gumam Tika di dalam hati.
"Ayo kita masuk," ajak Andrew terhadap Tika saat sudah berada di mobil miliknya.
"Eh iya pak." Jawab Tika kemudian masuk ke dalam mobil tersebut.
Saat Tika dan Andrew sudah berada di dalam mobil, dengan segera Andrew pun menjalankan mobilnya pergi menuju restoran untuk makan siang.
*
*
"Sayang, kapan kamu nikahi aku? Katanya kamu akan segera menikahiku secepatnya," ucap wanita cantik dengan berpakaian seksi sambil menyender di pundak Chandra.
"Sabar sayang, kita jangan terlalu terburu-buru menikah. Lagi pula, aku pasti kok akan menikahimu," ucap Chandra sambil menatap sekilas wanita tersebut, kemudian kembali menyetir mobilnya.
"Loh kenapa emangnya? Bukannya lebih cepat menikah, lebih baik sayang. Atau jangan-jangan kamu hanya ingin mempermainkanku?" tanya Vika dengan menatap sendu wajah Chandra.
"Kenapa kamu berbicara seperti itu sayang? Masa kamu tidak percaya dengan cintaku! Terus buat apa bila aku selalu menuruti kemauanmu, dan selalu memberikan uang demi memenuhi kehidupanmu," ucap Chandra kemudian mengusap lembut rambut Vika.
Vika pun terdiam sebentar, lalu menatap Chandra dan berkata,"benar juga ya apa yang kamu bicarakan sayang. Maaf aku telah menuduhmu," ucap Vika kemudian mencium tangan Chandra.
"Iya tidak apa-apa sayang, aku pasti akan menikahimu kok. Tetapi bukan untuk saat ini. Lagi pula kamu tahu sendiri, kalau aku susah banget untuk bercerai dengan Tika. Karena keluarga dia sudah banyak membantu aku ketika perusahaanku hampir bangkrut. Jadi tunggu sajalah waktu yang tepat untuk kita menikah."
"Oke, baiklah sayang aku mengerti kok."
"Ya sudah aku antarkan kamu pulang ke rumah sebelum aku bekerja kembali ke kantor." ucap Chandra kemudian tersenyum terhadap Vika.
"Oke sayang."
Chandra pun dengan segera mempercepat mobilnya menuju kediaman rumah Vika untuk mengantarkan pulang.
*
*
Sore pun berganti malam. Tika masih ada di kantor karena harus lembur, ada banyak tugas yang harus di kerjakan.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, saatnya kini Tika pulang. Sebelum pulang, Tika terlebih dahulu membersihkan tempat kerjanya dan merapihkannya.
"Pak Andrew, saya pamit pulang duluan ya," ucap Tika sambil menatap Andrew yang masih mengerjakan pekerjaannya.
"Iya silahkan Tika, hati-hati di jalannya."
"Iya Pak." Jawab Tika dengan segera pergi dari ruangan kerjanya dan meninggalkan Andrew sendirian.
Ketika sampai di parkiran mobil, Tika pun merasa terkejut dengan apa yang di lihatnya, ada rasa kesal di dalam hati. Bagaimana bisa, ban mobilnya tiba-tiba kempes begitu saja.
'Aduh gimana ini? Mana sudah malam jauh lagi mau ke tempat bengkel mobil. Mau naik angkutan umum tetapi mana mungkin ada jam segini,' gumam Tika pada diri sendiri sambil menatap jam tangannya menunjukan pukul 9 malam.
Tiba-tiba Andrew pun datang dan berjalan menghampiri Tika lalu berkata,"Ternyata kamu masih ada disini, belum pulang?" tanya Andrew sambil menatap Tika.
"Belum pak. Lagi pula, mau pulang gimana lihatlah pak mobilku tiba-tiba kempes begitu saja," ucap Tika sambil menunjuk ke arah ban mobilnya yang kempes.
"Loh kok bisa?" tanya Andrew.
"Mana saya tahu pak! Saya bingung nih, pulangnya gimana nih? Mana sudah malam lagi."
"Enggak usah khawatir, kan ada saya yang akan mengantarmu pulang," ucap pak Andrew.
"Serius pak Andrew mau nganterin saya pulang? Terus mobilnya gimana?" tanya Tika.
"Tentu saja serius Tika. Kalau masalah mobil kamu enggak usah khawatir, nanti saya akan menyuruh orang untuk membawa mobilmu ke bengkel." Jawab Andrew.
"Oh. Baiklah kalau begitu."
"Ya sudah ayo masuk ke dalam mobil, saya anterin kamu sampai rumah," ucap Andrew.
Tika pun dengan segera masuk ke dalam mobil, begitu juga dengan Andrew. Lalu dengan segera Andrew menjalankan mobilnya meninggalkan perusahaan tersebut dan pergi menuju rumah Tika untuk mengantarkan pulang.
Bersambung...