Idzam Maliq Barzakh seorang pengusaha muda yang sukses dalam karir nya namun tidak dalam urusan asmara. Karena jenuh dengan kisah asmaranya yang selalu bertemu wanita yang salah, ia berganti profesi menjadi penjual kebab di sebuah mini market atas saran sahabatnya Davin. Ia ingin mencari Bidadari yang tulus mencintainya tanpa memandang harta. Namun perjalanan kisah cintanya ketika menjadi penjual kebab selalu mengalami kegagalan. Karena rata-rata orang tua sang wanita langsung tidak setuju ketika tahu apa profesi Izam sebenarnya. Mereka beralasan jika anak mereka menikah dengan Izam akan menderita dan melarat karena tidak punya harta dari menjual kebab tersebut. Karena hampir putus asa, ia di sarankan sahabatnya fahri untuk tinggal di sebuah pesantren sederhana untuk memperdalam ilmu agama dan di sana lah ia bertemu bidadari yang sesungguhnya yang mau menerimanya apa adanya bukan ada apanya.
Mohon untuk tidak Boomlike teman-teman, untuk menghargai karya para author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anita bersitegang dengan orang tuanya
Izam masih mengobrol bersama Davin di depan teras rumahnya sambil ngemil kacang kulit oven yang ia ambil di lemari stok snack jika ia menonton televisi sendiri.
"Elo hari ini gak jualan Bro? " tanya Davin sambil mengunyah kacang nya.
"Ya jualan lah! Rugi bandar kalau gue gak jualan! Gue aja sampai gak nyangka kalau pembeli nya ramai kayak gini! Sepertinya jika nanti misi gue selesai, gue bakal bikin gerobak kebab banyak-banyak, terus gue cari tuh yang mau jualin nya! " jawabnya dengan penuh semangat.
"Jelas aja pembelinya banyak! Orang mereka sambil ngecengin elo! Coba aja kalau loe itu muka nya pas-pasan, pasti jualan loe sepi! " cibir Davin dengan sinis.
"Ha... Ha.... Ha... Muka gue ini lah penglaris nya Vin! Pembawa hoki dan keberuntungan! " jawab Izam dengan pede nya.
"Cih, pembawa hoki apaan! Orang mau punya pacar aja gagal terus, dimana keberuntungan nya! " cibir Davin lagi dengan nada mengejek.
"Sialan loe! Kalau mau ngejek ngaca dulu! Jomblo abadi aja bangga! " jawab Izam dengan kesal sambil menendang kaki Davin.
"Gue bukan Jomblo! Gue mah single! Itu udah bawaan dari lahir menjadi single sebelum bertemu bidadari gue yang sesungguhnya. " sahut Davin tidak mau kalah.
"Gue potong gaji loe baru tau rasa! " gerutu Izam sambil masuk ke dalam rumah.
"Eh jangan! Gue mau naikin Emak naik haji ini! Seenaknya aja main potong gaji, gue do'ain gak dapet jodoh baru tau rasa! " teriak Davin dari luar rumah.
Izam tidak memperdulikan teriakan sahabat durjana nya itu yang selalu bicara ceplas-ceplos. Ia masuk karena akan mempersiapkan keperluan nya berjualan sehabis Asar nanti.
🌾🌾🌾
Di rumah Haji Amir...
Suasana di rumah itu sedang sangat tegang dan suram karena dari siang Haji Amir berusaha untuk berbicara dengan putri bungsu nya. Namun Anita kekeh dengan pendiriannya untuk tidak membukakan pintu.
"Dik, Anita! Ini Mas, Anita! Buka pintunya! Ayo kita makan! Kita makan sama-sama karena Mas bawa agak banyakan ini! " bujuk Ahyar dengan lembut.
"Mas makan aja sendiri! Anita gak laper, Anita kenyang! " jawab Anita dengan suara serak karena kelamaan menangis
Ahyar hanya menghela nafas panjang karena Anita tetap dengan pendirian nya untuk tidak keluar dari kamar nya.
"Udah, biarin aja dia di dalam! Biar tau rasa dia kelaparan! Anak perempuan kok sikap nya kayak gitu! Gak ada bagus-bagus nya dengan orang yang lebih tua! " omel Bude Maryam dengan ketus di depan pintu kamar Anita.
"Bisa gak Mbak ngomongnya jangan kasar begitu! Mbak juga, udah tua ngomong nya gak pernah di saring, seenaknya saja bicara tentang Anita! " tegur Haji Amir dengan nada tidak suka.
"Kamu itu gak becus mendidik anak mu itu! Lihatlah Anita, sikapnya yang seperti itu pasti karena didikan mu yang kampungan itu! " jawab Bude Maryam tidak kalah sewot.
"Kalau Mbak mau menyalahkan, salahkan adik Mbak yang selama ini mendidik Anita yang mendidiknya dari kecil hingga sekarang ini! Mbak pikir gampang mendidik anak, Mbak gak pernah melahirkan dan punya anak sehingga dengan entengnya berkata seperti itu kepada ku! " ucap Haji Amir dengan wajah geram.
Bude Maryam tertegun mendengar adik iparnya yang menjelekkan kekurangan nya sebagai seorang wanita.
"Lancang kamu Amir berbicara seperti itu kepadaku! Kalau bukan karena orang tuaku yang menjual kebun mereka, kau tidak akan menjadi sukses seperti ini! " teriak Bude Maryam dengan penuh amarah.
"Mbak, kenapa Mbak berkata seperti itu? Apa Mbak lupa jika uang yang di berikan modal oleh orang tua kita sudah di kembalikan Mas Amir ketika Umi dan Abi berangkat Haji? Mbak lupa kah? " sahut Marlena adiknya dengan nada tidak suka kakaknya membentak suaminya dan menyangkut kan kekayaan mereka dengan orang tuanya.
"Mbak dengar sendiri kan apa yang di katakan adik mbak! Lebih baik Mbak urus saja urusan Mbak, dan jangan ikut campur dengan cara ku mendidik anak! " ucap Haji Amir dengan tegas dan datar.
"Dan kau Marlena, kau bujuk Anita! Ini semua karena ulah mu, dan kau juga yang harus membujuk nya! Sekarang kau rasakan sendiri karena sudah memanjakannya selama ini. " ucap Haji Amir lagi sambil berlalu pergi dari hadapan istrinya.
Setelah mengatakan semua itu, Haji Amir pergi dari lantai atas ke lantai bawah untuk menenangkan amarahnya karena perkataan kakak ipar nya itu.
"Dasar adik kurang ajar! aku tidak akan tinggal diam karena kau dan suamimu itu sudah membuatku marah dan menghina kekurangan ku selama ini! Aku juga tidak sudi datang ke rumah ini lagi, dan aku bersumpah kalau anak mu Anita tidak akan pernah menikah dengan laki-laki kaya walaupun kau menyetujui nya dan ia akan hidup menderita seorang diri! " ucap Bude Maryam dengan emosi dan pergi dari hadapan Marlena adiknya.
Umi Anita termenung mendengar sumpah serapah kakaknya akan nasib anak perempuan nya. Tapi bagaimana pun juga ia juga tidak akan setuju jika Anita kekeuh mempertahankan Izam. Umi Anita bertekad akan menjodohkan Anita dengan laki-laki kaya pilihannya karena ia tidak akan membiarkan sumpah kakaknya terwujud.
Marlena membuka pintu kamar Anita dengan kunci serap yang ia ambil dari lemari dapur.
"Mau apa Umi masuk ke kamar ku? " ucap Anita dengan ketus.
"Kau sudah pandai membantah omongan Umi mu Anita? Membantah omongan perempuan yang sudah mengandung dan melahirkan mu ke dunia ini? " sahut Umi nya yang langsung membuat Anita menoleh kebelakang.
"Apakah pernah selama Anita kecil hingga beberapa jam yang lalu membantah omongan Umi? Apa pernah Anita menolak keinginan Umi untuk kuliah di universitas yang Anita tidak suka? Apa pernah Anita membantah kalau Anita benci di kekang seperti seekor burung? Apa pernah Umi? " jawab Anita dengan linangan air mata di pipinya.
Marlena seketika tersentil hatinya mendengar keluhan yang selama ini tidak pernah di ungkap kan putri nya itu. Ia menatap nanar wajah Anita yang bengkak karena kelamaan nangis.
"Umi benar-benar egois! Anita hanya mencintai Mas Izam. Apakah salah jika Anita ingin bersama dengan orang yang Anita cintai! Anita tidak minta apapun Umi, tapi kali ini saja tolong restui Anita bersama Mas Izam! " ucap Anita dengan mengatup kedua tangannya di dada dengan suara yang terisak-isak.
"Umi hanya ingin kau mendapatkan laki-laki yang terbaik Anita. Yang membuat hidupmu aman dan tidak kekurangan. Apa Umi salah menginginkan yang terbaik untuk anaknya? " jawab Umi dengan pelan.
"Yang terbaik itu yang seperti apa Umi? Yang kaya, punya harta banyak, punya rumah mewah, mobil banyak, itukah yang Umi maksud? " ucap Anita dengan sinis.
"Pernikahan ini Anita yang menjalaninya Umi, bukan Umi atau pun orang lain. Kenapa gak Umi saja yang menikah dengan laki-laki seperti itu, biar Umi hidup aman bergelimang harta seperti yang Umi bilang tadi! " ucap Anita dengan ketus.
"Plak"
Bersambung...
Selamat membaca dan selamat beraktivitas readers semuanya..
Semoga hari kalian menyenangkan 💕😍..
tulisannya juga nggak banyak yang salah.
sampai di sini belum kelihatan tanda-tanda mau tamat.
sebetulnya akan bagus kalau dibuat season 1,2,3 dst
begitu kak..
maaf ya 🙏🙏