Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 17
🍁🍁🍁
Hari pun berganti seiringnya berjalan waktu, malam ini di mana Nayra akan melancarkan aksinya untuk berpura-pura menjadi pacar bohongan Andrian.
Terlihat Nayra sudah bersiap-siap. Nayra mengunakan dress yang sudah diberikan Andrian olehnya serta tak lupa Nayra berdandan walaupun dandannya terlihat begitu natural tapi tetap terlihat cantik.
Tapi sayangnya Nayra agak kurang nyaman dengan pakaiannya yang agak begitu sangat terbuka. Rasanya Nayra meriang dengan baju yang begitu seksi apalagi suasana malam begitu dingin.
Setelah selesai berdandan tak lama kemudian suara mobil terdengar berhenti di depan kontrakannya, dengan cepat Nayra keluar. Bila ada yang bertanya tentang di mana Alden, Alden sudah dititipkan oleh Nayra ke Baim jadi Nayra tak khawatir bila meninggalkan Alden pergi ke pesta.
"Apakah Nona sudah siapa?" tanya sopir Andrian yang bertugas untuk menjemput Nayra.
"Tunggu dulu Pak, saya mau kunci rumah dulu."
Setelah mengunci kontraknya Nayra langsung naik ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintu oleh sopirnya. Setelah Nayra naik tak lama kemudian sopir itu menancap gas pergi dari sana.
Sekitar kurang tiga puluh menit mereka pun sampai di tempat acara. Ketika Nayra masuk ke dalam pesta itu beberapa orang melihat Nayra. Bukan karena sesuatu tapi karena mereka kagum melihat aura Nayra begitu cantik malam ini.
Bahkan Andrian tak bisa memungkiri bahwa malam ini Nayra sangat begitu cantik, apalagi ditambah make up Nayra yang natural membuat tampilan Nayra begitu sempurna untuk malam ini.
Sedangkan Nayra begitu risih dengan orang-orang menatapnya seperti itu. Ingin sekali ia cepat-cepat selesai urusannya lalu pergi dari sini. Dari tadi Nayra melirik ke semua arah untuk mencari Andrian tapi Nayra tak sama sekali melihatnya.
"Kenapa kamu ada di sini? Ayok ikut denganku!"
Tiba-tiba saja Andrian sudah ada di depan Nayra dan menariknya tiba-tiba membuat Nayra kualahan untuk menyepadankan langkah kaki Andrian yang begitu lebar.
Andrian membawa Nayra ke sebuah ruangan kosong yang tak ada orang sama sekali dan jauh dari pesta.
"K-kenapa B-bapak membawa saya ke sini?" Nayra begitu takut melihat Andrian seperti ini. Apalagi mereka sekarang hanya berdua di dalam ruangan itu.
"Memangnya kamu pikir kita saat ini di sini untuk ngapain?" balik tanya Andrian.
Lama kelamaan Andrian memajukan langkahnya ke arah Nayra. Sedangkan Nayra yang ketakutan memundurkan langkahnya sampai berhenti karena ada tembok dibelakangnya.
Andrian menatap Nayra dengan tajam lalu menyenderkan tangannya ke arah tembok itu membuat Nayra begitu gugup. Pikirannya sudah kemana-mana saat ini.
"Bapak mau apa membawa saya ke sini?" Nayra mencoba untuk memjemakan matanya agar tak melihat wajah Andrian dari dekat.
"Kenapa kamu memejamkan matamu hm? Ayok buka sekarang!"
Dengan perlahan-lahan Nayra membuka matanya. Ia melihat Andrian sudah agak jauh dari tubuhnya membuatnya ia bernafas lega.
"Kamu pikir saya akan melakukan apa denganmu di sini? Saya ke sini membawamu untuk menjelaskan apa-apa yang harus kamu lakukan nanti di depan orang tau saya."
"I-itu s-saya kira Bapak..." Nayra tak bisa melanjutkan perkataannya.
"Kamu kira saya akan melakukan sesuatu padamu di sini?"
"T-tidak! Saya tidak berpikir sampai di situ Pak," Nayra sengaja berbohong untuk tidak mengakui bahwa perkataan Andrian benar bahwa pikirannya tadi Andrian akan melakukan sesuatu kepadanya.
"Sekarang kamu dengarkan saya! Apapun yang saya katakan kamu hanya menjawab 'ya' saja, apapun itu agar rencana kita tak terbongkar oleh orang tua saya."
"Baik Pak!"
"Untuk malam ini jangan panggil saya 'Pak'!"
"Lalu saya harus memanggil Anda dengan sebutan apa?"
"Panggil nama saya atau kamu bisa memanggil dengan sebutan Sayang."
Seketika Nayra merasa geli mendengar ia harus mengatakan Andrian 'Sayang' di depan orang-orang. Apalagi Nayra masih ada dendam terhadap Andrian membuat Nayra susah untuk bisa luluh hatinya terhadap Andrian.
"Biar saya panggil Bapak dengan sebutan Andrian saja, kalau panggilan 'Sayang' saya rasa itu khusus untuk hubungan antara sesama pasangan asli. Sedangkan kita hanya sebatas kerja sama."
"Terserah kamu saja, kalau gitu mari ikut saya sekarang!"
Lagi-lagi Andrian menarik tangan Nayra dengan tiba-tiba membuat Nayra kualahan untuk menyepadankan langkah Andrian.
Sesampainya di depan orang tua Andrian. Andrian seketika berubah menjadi lembut dan mengandeng tangan Nayra dengan pelan.
"Gandeng tanganku sekarang!" bisik Andrian di telinga Nayra. Nayra pun langsung mengandeng tangan Andrian juga.
"Mah, Pah... Ini kekasih Andrian yang kemarin Andrian ceritakan ke kalian."
"Hallo Om, Tante... Perkenalkan nama saya Nayra," sapa Nayra dengan ramah sambil tersenyum. Tak lupa ia mencium tangan orang tuanya Andrian satu per satu.
"Wah... Pacar kamu sangat cantik An," puji Tuan Wijaya.
"Iya, Pacar kamu sangat cantik. Kenapa baru sekarang kamu mau mengenalkan Mama dengan pacarmu ini?" puji lagi Nyonya Kumala.
Kedua orang tua Andrian langsung tertarik dengan Nayra yang mengaku-ngaku sebagai pacar Andrian. Saat ini Nayra hanya bisa tersenyum saja menangapi pujian dari mama dan papanya Andrian.
"Nayra orangnya pemalu, jadi Andrian baru bisa sekarang mengenalkan Nayra ke kalian."
"Kenapa harus malu Nak? Tante nggak galak orangnya, malah Andrian yang harus kamu takutin karena orangnya begitu galak," ujar Nyonya Kumala membuat Andrian terlihat malu karena dikatakan seperti itu di depan Nayra.
"Hahaha... Mamanya saja mengakui bahwa laki-laki beregsek ini galak. Memang benar sikapnya ganas seperti singa," Nayra tertawa di dalam hatinya mendegar ucapan mamanya Andrian.
"Terus kapan kalian akan merencanakan pernikahan kalian? Mama dan Papa tak sabar melihat kalian menikah dan mempunyai anak."
Seketika Nayra langsung melototkan matanya mendengarkan itu. Di dalam perjanjiannya tak ada kata pernikahan hanya menjadi pacar bohongan saja. Itupun berlaku untuk malam ini selebihnya tak ada apa-apa di antara mereka.
"Kalian kenapa diam saja?" tanya nyonya Kumala.
"Secepatnya! Ya, kita akan menikah secepatnya tapi ada yang harus kita urus untuk saat ini."
Seketika Nayra langsung menatap Andrian untuk meminta penjelasan. Terlihat Andrian kembali menatap mata Nayra seperti ingin mengatakan bahwa ia akan menjelaskan semua padanya.
"Baguslah kalau gitu, Mama tak sabar mengendong cucu dari kalian. Kalau gitu kami mau pergi dulu menyambut tamu." kedua orang tua Andrian pun pergi dari sana.
"Sekarang Bapak jelaskan ke saya kenapa Bapak mengatakan kita akan menikah? Sedangkan perjanjian kita hanya sebatas pacar bohongan saja."
Nayra membuka suaranya ketika orang tua Andrian sudah jauh dari sana.
"Saya terpaksa mengatakan itu pada orang tuaku, tapi kamu jangan khawatir karena perkataan ku hanyalah pembohong semata."
See you again..
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa