bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rudi di Rawat.
"kamu kenapa Ndine?" Tanya Tante Sulis. Andine pun menghempaskan nafas dengan kasar.
"Bu Murni nelpon tante, katanya Mas Rudi sakit!" kata Andine membuat Tante Sulis menyeritkan kening.
"kenapa dia menghubungi kamu, dia pasti tau kan kalau kamu dengan anaknya sebentar lagi gak akan ada hubungan apapun!" kata Tante Sulis membuat Andine mengangkat kedua bahu nya.
"gatau tante, sudahlah biarin aja. Yuk kita tidur, udara di sini enak banget. Bikin pengen tidur terus!" kata Andine sedikit tekekeh.
Mereka pun merebahkan diri di kasur yang lumayan besar, tak sampai sepuluh menit keduanya pun terlelap.
Di Rumah Rudi, bu Murni yang membantu Rudi keluar dari kamar pun membuat Niken bangkit dari duduknya. Setelah taksi online yang di pesannya datang, mereka langsung berangkat menuju rumah sakit yang tak jauh dari rumah mereka.
"Mas kamu di bawa kesini ken?" tanya bu Murni.
"iyaa bu, kan rumah sakit ini yang paling deket dri rumah kita!" kata Niken.
"ck,, maksud ibu, kenapa kamu gak bawa mas mu ke klinik aja. Kalau kerumah sakit kan pasti bakalan banyak biaya niken!!" kata Bu Murni dengan nada geram.
"ck,, ibu ini gimana sih, tadi katanya minta bawa mas Rudi ke rumah sakit. Giliran aku carikan rumah sakit terdekat malah di protes, terus sekarang gimana? Mau ke rumah sakit apa ke klinik, mumpung belum jauh dari rumah!" kata Niken dengan kesal.
"yasudahlah,, sudah terlanjur juga!" kata bu Murni membuat niken mendengus.
Tiga puluh menit berlalu, Mereka sampai di pelataran rumah sakit.
"tolongg,,,, tolong anak saya sus!" kata bu Murni ketika seorang suster menghampiri di depan UGD.
"naikkan kesini bu Mas nya!" kata suster itu memberikan brangkar.
"Kenapa ini bu?" tanya suster itu sambil mendorong brangkar memasuki ruang UGD diikuti bu Murni dan juga niken yang sudah membayar ongkos taksi.
"tadi anak saya di pukuli oleh tidak di kenal sus, awalnya gapapa hanya memar begini aja. Tapi setelah maghrib tubuhnya tiba-tiba panas dan dia menggigil, sudah saya kompres dan kasih obat yang saya beli di apotik tapi belum juga ada hasilnya!" kata bu Murni membuat suster itu menganggukan kepala.
"ibu tunggu di sini dulu ya, biar mas nya di tangani sama dokter didalam!" kata suster itu melarang bu Murni dan niken masuk kedalam ruang pemeriksaan, Keduanya pun menganggukan kepala sebagai jawaban.
"gimana kalau sampai terjadi apa-apa sama mas mu ken?!" tanya bu Murni pada anak perempuannya.
"gapapa bu,, Niken yakin mas Rudi gak akan kenapa-kenapa, ibu udah hubungin mbak Andine? biar gimana pun kan mas Rudi masih suami dia!" kata Niken.
"sudah!" jawab bu Murni dengan singkat.
"lalu, apa jawabannya?" tanya Niken membuat bu Murni menggelengkan kepala.
"ck,, dasar istri durhaka, suami lagi kena masalah malahan dia enak-enakan di luar sana!" kata Niken membuat bu Murni langsung menatap anak perempuannya.
"Masalah apa memangnya ken? Setau ibu, mas mu hari ini baru aja di pecat dari perusahannya lalu gak sampai beberapa menit ada orang yang datang dan memukuli mas mu. Sebetulnya apa yang terjadi?" tanya bu Murni membuat Niken menghela nafas dan kembali memainkan ponselnya.
"ibu lihat saja sendiri!" kata Niken menyerahkan ponselnya ke pada bu Murni.
"jadi bener apa yang di bilang Rudi kalau foto dan vidio itu viral, bahkan sekarang sudah tranding topik. Apa itu yang bikin mas mu sekarang seperti ini, tapi siapa yang udah minta preman untuk memukuli mas mu ken?!" kata bu Murni.
"yaa palingan suami siri Nita bu, siapa lagi! Gak mungkin kan dia mendatangi mas Rudi secara langsung, bisa habis juga dia sama istrinya. Makanya dia menyuruh orang untuk menghajar mas Rudi!" kata niken yang mulai masuk di akal bu Murni.
"iyaa ken bener juga kamu, tapi siapa yang udah nyebarin foto dan vidio itu ya? Bagaimana bisa foto dan vidio fulgar seperti itu diviral kan, itu kan sama saja membuat malu!" kata bu Murni yang juga di angguki oleh niken.
"ibu bener! Tapi bu, sekarang kita juga ga bisa berbuat apa-apa. Karna aku yakin, orang yang menyebarkan itu juga bukan orang sembarangan!" kata Niken membuat bu Murni menatapnya dengan tajam.
"Maksud kamu?" tanyanya membuat Niken menghela nafas.
"ibu tau, sedari siang tadi aku sudah meminta pacar ku untuk menyelidiki siapa yang menyebarkan vidio dan foto itu tanpa diminta mas Rudi. Karna aku sudah melihatnya sedari pagi, tapi pacarku yang notabane nya adalah ahli IT tidak bisa melacak siapa orang yang lebih dulu mengunggah vidio itu!" kata Niken.
"berarti orang itu jauh lebih hebat dari pacar kamu itu Ken!" kata bu Murni dijawab anggukan kepala oleh Niken.
"iyaa bu,,, dan yang pasti, orang yang membayarnya pun bukan orang sembarangan mampu membayar hacker profesional seperti itu!" kata Niken membuat bu Murni terdiam.
"tapi ken, mas mu curiga kalau yang menyebarkan vidio dan foto itu Andine!" kata bu Murni membuat Niken mendongak.
"mbak Andine,, yang bener aja bu, mana mungkin mbak Andine bayar hacker profesional yang pasti nya bayarannya juga mahal!" kata Niken membuat bu Murni menganggukan kepala.
"bener kamu Ken, tapi siapa yaa?" tanyanya lagi sambil menatap putri satu-satunya itu.
"ntahlah bu,,, bahkan saat ini foto dan vidio itu sama sekali gak bisa di take down!" kata Niken membuat bu Murni menghela nafas kasar.
"kasian Mas mu ken, dia pasti malu banget habis ini. Belum lagi dengan keadaan dia yang seperti ini, pasti gak akan memungkinkan dia buat datang ke persidangan selanjutnya!" kata bu Murni membuat Niken menganggukan kepala.
"ibu bener,, tapi, Niken punya cara bu!" kata Niken dengan senyum kecil.
"cara apa?" tanya bu Murni.
"Niken punya cara supaya Mas Rudi mendapatkan sebagian harta milik Mbak Andine, nanti setelah Mas Rudi sadar Niken akan minta Mas Rudi membuat klarifikasi atas apa yang tersebar hari ini!" kata Niken membuat bu Murni menyeritkan kening.
Tak lama, dokter pun keluar dari ruang UGD.
"dok,, gimana keadaan putra saya dok?" tanya Bu Murni yang lebih dulu melihat dokter keluar dari ruangan itu.
"ibu keluarga pasien Rudi?" tanya dokter dijawab anggukan kepala oleh wanita itu.
"Mas Rudi gapapa bu, gak ada luka dalam yang serius. Hanya saja luka nya infeksi, jadi harus dirawat di sini untuk beberapa hari!" kata dokter membuat bu Murni menghela nafas lega.
"Alhamdulillah, terimakasih banyak dok!" katanya dengan senyum mengembang.
"sama-sama bu, segera urus adminitrasinya agar pasien bisa segera dipindah ke ruang rawat!" kata dokter membuat bu Murni menganggukan kepala.
"kamu urus administrasi mas mu dulu sana ken, ini tadi ibu bawa kartu ATM mas mu!" kata Bu Murni membuka tasnya dan memgambil kartu ATM milik Rudi yang ia bawa untuk persiapan.
"tapi bu,,, bukannya uang itu untuk sewa pengacara?" tanya Niken.
"halaaahh pengacara apaan, mendingan sekarang kamu bayar dulu. Sewa pengacara juga percuma kalau mas mu ada di sini!!" kata Bu Murni membuat Niken langsung mengerjakan apa yang ibu nya suruh.
lima belas menit kemudian, niken pun kembali dengan rincian biaya ditangannya.
"ini bu!" kata Niken menyerahkan rincian biaya itu dan juga ATM milik Rudi.
"astagfirullah kaya gini aja habisnya dua juta Ken?" tanya bu Murni yang langsung mendapat anggukan dari Niken.
"iyaa bu,,, itu Mas Rudi hanya perlu perawatan di sini, kalau sampai ada hal serius pasti lebih mahal lagi!" kata Niken membuat bu Murni menganggukan kepala.
"iyaa,, tau gitu kita bawa ke klinik aja tadi, palingan habis lima ratus ribu gak perlu rawat inap pula!" kata Bu Murni, kini gantian Niken yang menganggukan kepala membanarkan.
Tak berapa lama, dorongan brangkar mengalihkan pembicaraan keduanya.
"maaf bu,, pasien Rudi mau di bawa ke ruang rawat!" kata salah satu suster yang mendorong brangkar itu.
"iyaa susu, kami ikuti dibelakang!" kata Niken membuat kedua suster itu menganggukan kepala.
"Bagaimana rencana kita? Berjalan muluskan?" kata seseorang yang tengah menghadap jendela besar disalah satu gedung tertinggi di kota itu.
"tentu sajaa,, lelaki itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit! Miskin tidak tau diri, sudahlah miskin peselingkuh pula!!" gumam seseorang di sampingnya.
"cih,,, seperti kau tidak saja!" jawab lelaki itu melirik sinis orang disebelahnya.
######
MARHABAN YA RAMADHAN
Selamat menunaikan ibadah puasa 1446 H bagi yang menjalan kan😊🙏
Terimakasih untuk support dan partisipasinya untuk novel kesayangan kita semua ini, teruntuk kemarin yang hanya update 1 bab saya memohon maaf yang sebesar-besarnya🙏😊
Terus dukung, jangan lupa like, komen, vote dan juga share🙏😊