Menceritakan konflik antar aku dan kakak sepupuku Dia selalu menginginkan segala sesuatu yang ku punya maupun yang aku kerjakan.
Dari kecil dia tidak mau kalah denganku, karena dia dimanjakan orang tuanya.
Aku dan keluargaku mengalah bukan karena takut , tapi menghargai kekeluargaan yang sangat dekat.
kak sandra bahkan mengakui pacarku sebagai pacarnya, padahal sebelumnya dia juga sudah mengambil pekerjaanku sebagai pengajar paud di kelurahanku.
Tapi dia itu teryata ....
Kenapa kak sandra selalu iri padaku? Padahal aku merasa bisa saja.
bahkan hanya pelayan toko..
Ini adalah tulisan pertama ottor ya temans... dukung ottor terus jangan lupa like dan comentnya ottor tunggu. Terimakasih untuk semua temans ottor sudah mampir di tulisan ottor ini 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R Devi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Pagi- pagi hp ku berbunyi, aku baru selesai sholat subuh. kulihat bang Rizal yang menelfonku..
"Assalamualaikum..."
"waalaikummussalam... Din , nanti aku jemput ya, ! kamu hari ini mulai kerja kan?". jawab bang rizal.
" Iya bang.. tapi apa tidak apa- apa nanti ". jawabku.
" Tidak... nanti aku jemput setengah tujuh lewat, kamu siap- siap saja, ok!".
" ok bang ".
Aku bebersih dikamar , jam enam kurang aku kedapur ikut membatu ibu membuat sarapan, sarapan kami seperti biasa sarapan orang kampung , yaitu nasi lengkap dengan lauk. masakan minang khas chef ibu.
Aku hanya ikut menghidangkan di lesehan ruang keluarga depan tv , karena lauknya biasa sudah ibu masak semalam, paginya hanya menambah masak sayur.
Jam enam lewat kami sudah duduk berkeliling menghadapi sarapan pagi ini, ada goreng ikan balado, sayur bening labusiam, ada kerupuk ubi, dan juga ada goreng telur dadar barendo karena aku tidak suka ikan maka ibu menambah menu telur dadar.
Ibu akan menambah menu telur jika ibu membuat lauk ikan. Juga masih ada rendang lebaran kemaren yang sudah dipanaskan ibu, walaupun hanya tinggal sedikit hanya ada satu piring kecil.
Sarapan pagi seperti biasa kami bercerita kegiatan yang akan kami kerjakan dan yang akan di rencanakan .
" Kapan kalian mulai masuk sekolah putri, ilham?". tanya Ayah
"Aku senin depan yah ". jawab putri.
" Kalau aku besok yah, karena mau ujian akhir " jawab ilham.
" Kamu hari ini mulai kerja ya Din ?". tanya ayah
" Iya yah ". jawabku.
" Kamu hati- hati ya din, sandra sepertinya marah sama kamu, kemaren ayahnya sandravnelfon ayah, katanya gara- gara kamu rizal tidak msu nikah dengan sandra ". jelas ayah.
" Apa hubungannya sama Dini yah? kan sandra yang menganggu dini dan rizal , kok malah dini yang disalahkan? ". tanya ibu.
"Seperti tidak tahu mereka saja Nur ". jawab ayah. " ayah pesan sama kamu Din supaya kamu kalau bisa jangan sampai bertemu dulu dengan sandra dan keluarganya, mereka setiap bertemu pasti akan mempermalukan kamu lagi , apalagi dia masih marah sama kamu karena ditolak rizal ".
"Iya yah". jawabku
Selesai sarapan aku dan putri membawa piring kotor ke dapur, dan memasukan lauk ke dalam lemari dapur khusus makanan.
" Kak.. jualan online kita buka hari ini ya, aku kan masih libur beberapa hari lagib". putri berkata saat mengangkat piring kotor kedapur.
" Boleh put, kamu posting saja foto pakaian muslim dan mukena yang kemaren, nanti saat di tokobaku foto pakaian terbaru ". jawabku.
" kosmeetik bagsimana kak ?". tanya putri.
"Oo yaaa... nanti aku minta kirim foto brosur dan harga nya pada teman kakak yang di toko kosmetik". jawabku
Putri mengangguk paham, kami menyelesaikan membersihkan ruangan keluarga sekaligus tempat makan. Akupun siap-siap untuk berangkat bekerja kepasar karena hampir setegah tujuh.
Tidak lana setelah aku siap- siap untuk pergi tidsk lama bang rizal datang menjemputku, kulihat bang rizal turun dari motornya dan nenuju ke arah rumah samping. aku heran.
Ternyata bang rizal mendekat kearah ayah yang sedang ada di tempat duduk samping rumah, ayah juga sedang bersiap untuk pergi ke sawah atau ke kebun.
Ayah hanya membawa baju kerja kesawah, karena peralatan kesawah dan berkebun ada di pondok kecil yang ada di kebun, ayah membuat pondok kecil disana untuk isrirahat siang, pondok itu seperti rumah kecil dan di kunci. juga ada lesehan di depannya.
lesehan ini sangat berguna saat siang hari untuk istirahat, karena kita bisa tiduran sambil menikmati angin sepoi- sepoi.
" Assalamualaikum yah.. ". ucap bang rizal.
" Waalaikummussalam.. . jawab ayah. " apa kabar rizal.. sehat.."
" Alhamdulillah yah.. sehat.. Aku mau mita maaf sama ayah karena masalah kemaren, aku tidak tahu kalau sandra dan keluarganya akan berbuat seperti kemaren, sampai- sampai ayah dan dini juga di teror karena perbuatanku. Maaf.. akupun diteror tiap hari oleh sandra dan ayahnya ". jelas bang Rizal.
" Kami sudah biasa di teror mereka itu, jadi kamu jangan merasa bersalah. mereka itu saudaraku, dan sedari dulu memang sering begitu. jangan di ambil hati, kalau dilayani mereka akan terus ber ulah ". jelas ayah, tidak enak sebenarnya membicarakan saudara, tapi rizal harus tahu dengan kebiasaan mereka terhadap keluarga kami. agar bisa menghadapi sikap keluarga kak sandra.
" Iya yah.. setiap hari sandra menelfon, tapi tidak ku tanggapi, dia mendesak ku agar mengatakan dimana aku kerja, aku tidak jawab karena was-was akan buat masalah jika dia datang kesana, ke kosan saja dia pagi- pagi sudah datang mangil- mangil, untung ada pak madi yang menghadapinya.
sebab pernah sehari setelah kejadian dirumahnya itu dia mendatangi kosan, dia masuk saja kerumah, padahal itu kan kosan laki- laki, dan tau- tau dia sudah ada dalam kamarku tiduran ditempat tidurku, ketauannya saat seorang anak kos mendengar ada suara perempuan bernyanyi di kamarku maka dia memanggil pak madi yang sedang ada di bawah sedang menjaga warungnya yang ada disamping kosan. Pak madi mengusirnya keluar, tapi dia maksa akan menungguku. akhirya pak madi memanggil pak rt , karena takut akan menjadi bahan gosip. untung aku belum pulang kerja. sekarang kosan selalu dijaga pak madi takut kalau-kalau dia datang lagi, dan kamarku harus selalu di kunci saja saran pak madi ". jelas bang rizal.
Aku kaget mendengarnya, senekat itu kak sandra, sampai mem permalukan diri sendiri.
"Astaghfirullahallazimm... buat malu saja sandra itu ". ucap ayah. " Sekarang kalian harus hati-hati, jangan sampai sandra berbuat nekat pada kalian, lebih baik menghindar dari pada menjadi konflik dan bikin malu". tambah ayah lagi.
" Baik yah.. kami izin berangkat kerja dulu, aku ajak dini seperti biasa ". izin bang rizal pada ayah.
" Iya.. hati- hati dijalan". jawab ayah.
" Oo ya satu lagi yah... orang tuaku ingin bersiraturahmi ke sini, boleh kan yah?". tanya bang rizal lagi.
"Boleh .. sangat boleh, ayah juga ingin bertemu keluarga kamu, sudah lama tidak berjumpa".
" Baik yah... nanti aku kabari ". jawab bang rizal.
Kamipun berangkat bekerja ke pasar menaiki motor bang rizal.
Di persimpangan jalan dekat mesjid kami di kagetkan dengan kedatangan motor kak sandra yang tiba-tiba menghadang motor kami.
Dia turun sambil mencak- mencak dan berteriak kasar.
"Dasar wanita tidak tahu malu... masih saja jalan dengan calon suami ku, kamu sadar diri dong dini... rizal itu akan segera menikah denganku masih saja keganjenan kamu !!! ". ucap kak sandra sambil menarikku dari atas motor bang rizal.
" Heiii... kamu apa-apaan sih.. siapa yang mau menikah denganmu??. jangan halu kamu!!. kenal saja baru kemaren sudah mengaku- ngaku kamu !!". jawab bang rizal sambil melepaska tangan kak sandra yang mencengram tanganku.
Orang- orang yang ada di jalan itu melihat ke arah kami, dan semakin ramai orang- orang mendekat. aku malu karena ulah kak sandra, apa kak sandra tidak malu dilihat banyak orang.
Orang- orang yang berada di sana rata-rata aku kenal, ada yang masih satu kampung ,ada juga yang dari kampung sebelah karena disini sering angkot nunggu penumpang, jadi persimpangan ini selalu ramai.
Apalagi pagi- pagi begini, banyak orang yang mau kepasar berbelanja atau pergi bekerja. sebab dua bulan yang lalu aku juga setiap pagi nunggu angkot juga disini sebelum pulang pergi sama bang Rizal, jadi mereka banyak yang ku kenal ,
"Dini..... turun kamu, mau aku teriakin pelakor kamu, dasar ganjen kamu itu... ".
" Diam kamu...!!" hardik bang rizal. " jangan pernah ganggu kami lagi !!!".
Lalu bang rizal melajukan motornya meninggalkan keramaian . masih ku dengar kak sandra berteriak .
" Kamu itu hanya milik aku rizal..!!! dasar pelakor kamu... !!!" teriak kak sandra.
Kami terus berlalu tanpa menghiraukan kak sandra, terserah dia, dia sendiri yang mempermalu kan diri dia sendiri. aku tidak perduli.
Sekarang aku tidak akan lagi mengalah dengan nya, selama ini aku diam bukan aku takut, tapi aku menghargainya sebagai saudara. Karena ayah selalu berpesan agar kami selalu menghargai sesama keluarga.
Sepanjang jalan kami hanya diam saja, aku berfikir kenapa terjadi lagi, kenapa kak sandra selalu meniginkan segala sesuatu yang ada pada ku yang aku punya, yang aku pakai, yang aku kerjakan, yang aku nikmati.
katanya dia lebih dari ku, tapi... entahlah . akupun tidak tahu maksud dari kak sandra seolah- olah yang ada padaku atau yang ada di sekitarku tidak pantas dan tidak cocok denganku.. katanya .
Aku dikejutkan bang Rizal saat telah sampai di parkiran bank tempat bang Rizal bekerja. ternyata aku melamun.
"Din.. hati- hati ya !, jangan melamun terus, semangat kejanya, ini masih pagi dan hari pertama kerja, sana cepat nanti telat, sudah pas jam tujuh ini ". semangat bang rizal.
"Baik bang ". ucapku tersenyum sambil berlalu meyebrang jalan menuju toko tempatku bekerja.
Ternyata aku agak telat datang ketoko, karena toko sudah terbuka roling doornya, teman perempuan sudah mulai menyapu, dan yang lain juga sedang menyusun pajagan toko .
" Assalamualaikum semua... maaf yaa, agak telat ". sapaku saat masuk ke toko.
" Waalaikummussalam.. tidak apa- apa din, baru mulai juga ini " balas salah satu teman kerjaku.
Aku meletak kan tasku di sebuah rak dibelakang meja buk bos , karena di rak itu tertutup, jadi aman menaro barang seperti tas.
Saat akan menyusun pajangan ternyata ada pelangan yang akan berbelanja, karena aku yang tidak sedang bersih- bersih maka aku yang melayani pelangan.
Ternyata pelangan ini seorang pedagang eceran dari luar kota jadi banyak juga dia memborong pakaian muslim. Katanya dangangannya laku saat ramadhan kemaren, sekarang dia stok lagi, biasanya sehabis lebaran banyak juga orang yang berbelanja katanya.
Aku mencatat pesanannya, dia menyebut jenis pakaian, macam warna, ukuran, jumlah di pesanan , aku menulis semua di nota toko. pelangan mengambil beberapa jenis dan menaro nya dilantai tempat barang akan di kemas tanda dia menginginkan yang itu.
Saat semua telah di tulis aku mencek belanjaan pelanggan itu dan mengikat sesuai mode pakaian.
" model A satu kodi warna lengkap cek, model B setengah kodi warna lengkap cek, setengah kodi full putihcek, model C warna lengkap satu kodi cek, full putih setengah kodi cek. .... bla... bla...." aku mencek pesanan pelangan dengan teliti sesuai nota yang di tulis.
Semua belanjaan pelangan telah tersusun dilantai tempat mengemas barang dan telah diikat sesuai jenis.
" Bang... tolong bantu kemasin pesanan ibu ini bang !!" kataku minta tolong pada karyawan laki- laki yang biasa mengemas barang. Dan semua ada dua karung plastik merk toko, sementara barangnya di kemas pelangan membayar biaya belanjaanya.
karena bu bos belum datang maka aku yang duduk di meja kasir bu bos,
" jumlahnya Rp. ******** ya buk, ini nota nya ..". jelasku. sambil memberikan nota tersebut. Ibu itu memberikan uang nya , aku menghitung uang yang di berikan pelanggan itu. Uangnya pas maka aku menstempel lunas dan memberikan yang asli pada ibu itu , dan yang merah ku tempatkan pada keranjang nota penjualan. agar nanti dicek ibu bos.
ku ikat dan kumasukan uang penjualan ke dalam laci kasir bu bos.
Setelah pelangan itu pergi dan barangnya dibawa oleh porter toko, Aku duduk sebentar di kursi bu bos, menikmati jadi kasir atau bos sesaat karena bu bos belum datang, aku senyum- senyum sendiri sambil mengoyang- goyangkan kursi putar bu bos kekiri dan kekanan.
Saat aku melihat ke depan arah kesamping kiri aku di kejutkan dengan seorang laki- laki yang berdiri menatapku tanpa berkedip sambil mengangkat kedua jempolnya 👍👍, rasanya aku pernah melihatnya, tapi aku lupa, siapa dia , dimana aku melihatnya...
.
.
.
Nah loh... Dini... kamu masih di buru sandra lo din... Rizal juga sedang was-was dengan sandra...
..
Terima kasih ya temans otor yang telah mampir di karya otor ini.. jangan lupa .. like dan komen ya temans semua...
5f thor..🙏
moga2 tidak salah😁
kalau mmg seting cerita di ranah
minang,ada di salah satu bab yg
agak janggal mengenai panggilan kpdn
variasi