Sang Penguasa
Jutaan elemen asing bergerak seperti cahaya memenuhi semesta kehampaan yang gelap gulita tersebut, bergesekan dan saling bertabrakan, menghasilkan ledakan dahsyat yang terus memicu badai ruang dan waktu.
Di dalam semesta kehampaan tanpa batas itu, sebuah bola transparan yang terlihat seperti gelembung air terus bergerak, melesat menuju pusat badai.
Sesekali gelembung air transparan itu terkena hantaman elemen asing, membuatnya terpental, dan terombang-ambing dengan ekstrem.
" Dhuar...dhuar...." ledakan dahsyat terus bergema, menghadirkan percikan cahaya yang menyilaukan mata, namun tiga sosok yang berada di dalam gelembung air itu tidak terpengaruh sedikitpun.
Mereka adalah Qing Ruo, Sang Penguasa Benua Teratai Biru, bersama sang istri, Qing Ling yang juga seorang penguasa, dan pelayannya, Yu Jieru monster pelahap langit dari klan Dewa Ikan, Shen Yu.
Di dalam bola perisai Air Langit, Qing Ling dengan tenang terus mengirimkan kekuatan penyembuhan pada Qing Ruo, sedangkan Yu Jieru yang duduk Lima meter dari mereka, dengan tenang menjaga bola perisai Air Langit yang terus begerak.
Tiba-tiba Qing Ling panik, saat kekuatan dalam tubuh Qing Ruo tiba-tiba menjadi kacau kembali.
" Penguasa putri, apa yang terjadi?" tanya Yu Jieru ikut panik.
" Lianghao, aku juga tidak mengerti..." ucap Qing Ling sambil meminta Yu Jieru untuk tetap mengendalikan bola perisai transparan itu.
" Apakah hati iblis telah muncul, tapi bukankah itu seharusnya muncul di tahap lima atau tahap enam semi abadi. Gege sadarlah...." Qing Ling membatin, menatap Qing Ruo dengan khawatir.
Di dalam Alam bawah sadar. Qing Ruo berusaha untuk tetap tenang, mengendalikan kemarahan dan kekecewaannya. Kemarahan atas kelemahannya yang harus mengorbankan banyak orang terutama melukai Qing Ling, Yuan Bai dan rombongannya memasuki Badai Ruang dan Waktu. Kemarahannya atas kehadiran Dalu Wang Heng, serta kekuatan jahat lainnya yang berusaha mengganggu ketenangan Benua Teratai Biru, yang dapat menganggu dan membahayakan orang-orang yang dia sayangi.
Pada saat dirinya berusaha untuk menenangkan diri, Qing Ruo dikejutkan dengan kenangan buruk mengenai lalunya, yang disertai muncul sosok yang menyerupai dirinya.
" Argh..., Qing Ruo, diriku yang malang, apa yang kamu perjuangkan? Kematian di depan mata, tetapi apakah ada orang yang peduli? Kamu hanya manusia bodoh yang begitu Naif yang menganggap diri begitu berarti untuk orang lain. Apakah kamu ingat saat masih berada di Kota perak, kamu selalu dihina, dan dilecehkan oleh orang-orang, bahkan oleh anggota klan yang kamu lindungi dengan nyawamu..." sosok bermata gelap seperti dirinya itu mengoceh, memprovokasi, dan menggoyahkan tekad Qing Ruo.
" Pergi dan jangan ganggu aku!" ucap Qing Ruo pelan, mencoba melawan penindasan sosok itu.
" Qing Ruo yang malang. Aku adalah dirimu, dan dirimu adalah aku, lalu bagaimana bisa dirimu mengusir diriku. Kita berasal dari tempat yang sama, sama-sama naif dan bodoh, yang selalu memaksa diri dan mengandalkan orang lain. Tanpa darah emas Luo Feng, kamu hanyalah orang cacat yang lemah...."
" Argh..." Teriak Qing Ruo mulai ikut marah.
Di dunia luar.
" Suamiku, bertahanlah. Jangan biarkan kemarahan dan kebencian menguasai hati dan kesadaranmu," ucap Qing Ling sambil terus mengirimkan kekuatan penyembuhan, dan mengorbankan dirinya yang jug masih terluka.
Di dalam alam bawah sadar.
" Akhirnya. Kamu menunjukkan jati dirimu. Qing Ruo yang pemarah, pendendam dan sang pembantai tanpa ampun, keluarkan emosimu. Kamu yang begitu pemarah saat orang lain mengganggu ketenangan hidupmu, tetapi kamu tidak pernah memikirkan orang lain saat mereka diganggu oleh dirimu..." sosok bermata gelap itu tertawa bahagia.
" Pergi!" teriak Qing Ruo kesal, karena sosok itu terus mengganggu konsentrasinya.
" Qing Ruo, ternyata kamu mulai kasar, Aku suka itu. Selama ini kamu selalu menahan diri dan berperilaku sopan untuk menutupi kejahatan dan kekejamanmu, membangun citra diri yang baik agar dapat dianggap sebagai pahlawan. Qing Ruo, tanpa kekuatan yang diberikan oleh orang lain, kamu hanya omong kosong, bahkan pujian dan hormat yang kamu terima selama ini mungkin akan berganti dengan cacian dan hinanaan jika kamu itu lemah..."
" Jika tidak pergi, maka diam..." ucap Qing Ruo sekali lagi.
" Diam? Apakah ini sebuah negosiasi? Dan aku setuju, tetapi dengan syarat...." tersenyum licik.
" Aku tidak akan pernah bernegosiasi dengan makhluk seperti dirimu. Jika ingin bicara, silakan...." ucap Qing Ruo memejamkan matanya.
" Oh baik," jawab sosok itu lalu duduk di hadapan Qing Ruo.
" Dahulu kala, ada seorang pemuda cacat yang putus asa, menantang kematian dan berharap pada keberuntungan langit. Tiba-tiba langit mendengar, dan sang pemuda itu benar-benar bertemu dengan keuntungannya, bertemu dengan orang lain yang rela membagi kekuatan hidupnya, lalu bocah naif itu menjadi kuat, dan tiba-tiba di cintai semua orang, atau hanya perasaannya saja. Jika pemuda itu masih cacat, aku rasa dia hanya akan menjadi tukang sampah, bahkan wanita yang mengaku mencintainya, mungkin juga..." sosok itu tiba-tiba menghentikan kata-katanya saat merasakan aura kemarahan dari sosok Qing Ruo.
" Tutup mulutmu!" ucapnya dingin.
" Ayo lepaskan kemarahanmu," ucapnya senang, karena mengetahui kelemahan Qing Ruo.
" Jangan sombong. Jika kamu tidak kuat, apakah kamu yakin dia akan menjadi ibu dari anak-anakmu?"
" Argh...." Qing Ruo kesal, hingga memuntahkan darah segar dari mulutbya, membuat sosok itu tertawa terpingkal-pingkal.
" Penguasa putri apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Yu Jieru panik.
" Lianghao, jangan mendekat..." ucap Qing Ling cepat, saat merasakan ledakan aura marahan keluar dari tubuh Qing Ruo.
" Ini benar-benar serangan hati iblis.." Qing Ling membatin.
" Qing Ruo menyerahlah. Jika tidak, aku akan membiarkan luka itu membunuhmu. Jika kamu menyerah, aku akan membantumu, bahkan membuatmu menjadi semi abadi tingkat sembilan..." sosok bermata gelap itu terus merayu.
Qing Ruo terdiam sesaat lalu meminta sosok bermata hitam itu mendekatinya.
" Swhus..." Qing Ruo meraih lehernya dan mencekiknya.
" Ukh..." Qing Ruo tersedak dan erbatuk-batuk, sambil melepaskan cengkraman tangannya, membuat sosok itu tertawa terpingkal-pingkal.
" Bodoh! kamu tidak bisa membunuh dirimu sendiri. Jika kamu mau, maka biarkan aku yang melakukannya..." sambil mengeluarkan pisau hitam dengan aura kematian.
Qing Ruo terdiam, menatap sosok bermata gelap itu dengan tajam.
liam menit keheningan terjadi di antara mereka berdua, membuat suasana di dunia luar sedikit tenang.
" Aku tidak bisa membunuh diriku sendiri, tetapi sifat itulah yang akan membunuhku. Kemarahan, kebencian, dan keegoisan. Semua sifat yang berseberangan dengan kebaikan. Jika kamu adalah diriku, maka tinggalah bersamaku. Memahami diri sendiri dan menerima kelemahan bahwa itu adalah kenyataan bukanlah hal yang buruk. Kamu tidak bisa memaksa diri agar telihat kuat, apalagi memaksa diri agar disukai oleh banyak orang, dan kamu juga tidak bisa memaksa orang lain agar tetap mencintaimu. Dirikubyang lainnya, mari bersama bertarung melawan kepahitan dan memperjuangkan prinsip kebenaran tanpa pamrih," ucap Qing Ruo pelan, membuat sosok bermata gelap itu tiba-tiba lenyap.
Tiba-tiba aura kekacauan, kemarahan dan kebencian yang sebelumnya memenuhi bola perisai, kini perlahan hilang dan menjadi tenang kembali.
" Akhirnya..." ucap Qing Ling lega, sambil menenangkan Yu Jieru turut merasa senang.
👉👉👉
Teman-teman, author sudah membuka paket dukungan di **********. Bagi teman-teman yang berminat di persilahkan. Terima kasih.🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 341 Episodes
Comments
Ahmad R Laros
thoor mantab nyambungbteeuuus
2024-11-08
0
Jemmy Jeck
makin oke ..
2024-07-20
2
Roni Sakroni
sambungan dunia teratai biru nih
2024-06-18
1