Fang Lin seorang pemuda kultivator jenius yang dapat mencapai Immortal dalam 1000 tahun, Namun itu semua berkat buku Naga Emas Surgawi. Para kultivator yang mengetahui keberadaan buku Naga Emas Surgawi mencoba merebutnya dari Fang Lin. Hingga suatu saat Fang Lin dibuat terpojok oleh para kultivator kuat di lembah kematian, Karena terpaksa Fang Lin melompat ke jurang kematian tetapi dia berhasil selamat walaupun dalam keadaan sekarat.
Di jurang kematian Fang Lin menemukan Artefak Tuhan, Cawan Suci artefak yang dapat mengembalikan waktu, Hingga Fang Lin kembali ke masa lalu dan mendapatkan sebuah 'System'.
Sebuah System yang dapat membuat Fang Lin menjadi lebih kuat dalam waktu singkat tetapi akan ada banyak misteri yang menghampiri Fang Lin.
Gimana Kelanjutannya? Ikuti Terus Novel Ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XERA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolong Gadis kecil
Mendengar ucapan pria kurus tersebut Fang Lin hanya diam, Namun sesaat kemudian dia langsung melesat dan muncul seketika di hadapan pria kurus tersebut.
Sedangkan pria kurus yang melihat anak remaja tiba-tiba muncul di depan-nya tidak bisa untuk tidak terkejut. Pria kurus reflek ingin mengeluarkan pedang dari sarung-nya, Namun sebelum melakukan itu, Sebuah serangan mengarah ke diri-nya.
Di saat Fang Lin muncul di hadapan pria kurus tersebut, Ia langsung mengangkat kaki-nya dan dengan cepat menendang pria di depan-nya.
~Bughhhh~
~Brukkkkk~
Pria kurus tersebut terpental cukup jauh hingga akhir-nya dia menabrak tembok di belakang-nya, Ia langsung terjatuh dan memuntahkan darah segar dari mulut-nya.
~Couughhh~
~Couughhh~
Pria kurus tersebut terbatuk sambil mengelap darah di bibir-nya menggunakan tangan kanan-nya. Ia mendongak-kan kepala-nya ke arah diri-nya sebelum di tendang dan melihat sesosok anak kecil yang sedang menatap-nya.
Mata pria kurus tersebut langsung melebar saat melihat sosok anak kecil tersebut, Ia terkejut karena yang menendang-nya hingga terpental jauh bukan-lah seorang remaja, Melainkan seorang anak kecil yang bahkan umur-nya tidak sampai 15 tahun.
"Baru ku-tendang dengan sedikit tenaga saja sudah seperti orang sekarat, Apalagi menggunakan seluruh tenagaku? Mungkin tulang-tulangmu akan hancur" Ucap Fang Lin dengan nada sinis.
"Kau pikir aku bodoh?! Aku yakin tendangan-mu barusan sudah mengeluarkan banyak tenaga-mu!" Balas pria kurus dengan nada tidak percaya.
"Berani sekali anak kecil seperti-mu menggertak orang dewasa?! Hmph! Jangan pernah bermimpi" Timpal pria kurus mendengus kesal.
Melihat pria kurus di depan-nya tidak percaya dengan ucapan-nya, Fang Lin hanya menggelengkan kepala-nya pelan, "Ku-pikir bodoh itu ada batasan-nya, Ternyata aku salah" Gumam Fang Lin pelan.
Di sisi lain, Pria kurus yang melihat anak kecil di depan-nya terdiam hanya tersenyum lebar, Ia yakin kalau tendangan yang di keluarkan anak kecil tersebut sudah menggunakan semua tenaga-nya.
Pria kurus tersebut langsung membangun-kan diri-nya, Setelah berdiri ia langsung mengeluarkan pedang dari sarung-nya, "Hahaha... Seperti-nya kau benar hanya menggertak saja" Ucap pria kurus sambil tersenyum sinis.
Sedangkan Fang Lin hanya tersenyum tipis mendengar ucapan pria di depan-nya, Ia sungguh kasihan kepada orang itu karena tidak mengetahui apa-apa tentang diri-nya.
Melihat anak kecil di depan-nya begitu tenang, Pria kurus langsung berdecak kesal, "Ck, Bocah sialan! Jangan berpura-pura tenang kau!" Teriak pria kurus sambil melesat ke arah Fang Lin.
Pria kurus tersebut mengayunkan pedang-nya secara horizontal saat sudah berada di dekat anak kecil itu, Fang Lin sendiri hanya tersenyum tipis dan menghindari ayunan pedang yang di lancarkan pria kurus tersebut.
Pria kurus tersebut berdecak kesal ketika melihat serangan-nya di hindari dengan mudah, Ia terus mengayunkan pedang-nya ke berbagai arah, Namun itu semua dapat di hindari dengan mudah oleh Fang Lin.
Wajah pria kurus memerah karna marah, "Bocah sialan! Jangan terus menghindari serangan-ku!" Teriak pria kurus dengan nada penuh amarah.
Fang Lin yang mendengar teriakan pria kurus tersebut langsung mengorek kuping-nya dengan satu jari, "Apakah kau hobi berteriak? Kenapa kau terus membentak-ku?" Tanya Fang Lin dengan nada heran sambil menghindari serangan pria kurus tersebut.
"Cih, Jangan terlalu banyak gaya sialan! Tebasan burung pipit!" Teriak pria kurus sambil melapisi sedikit Qi di pedang-nya.
Fang Lin dengan segera menghindari serangan tersebut dan menaruh kedua telapak tangan-nya di bibir-nya, "Pfttt... Tebasan burung pipit? Apakah kau tidak punya ide lain selain nama 'Burung Pipit'?" Tanya Fang Lin mencoba menahan tawa.
Pria kurus tersebut langsung menggertak-kan gigi-nya dengan kuat ketika mendengar jurus-nya di remehkan, "Jangan pernah menertawai jurus-ku!" Teriak pria kurus dengan nada penuh amarah dan kembali mengayunkan pedang-nya ke arah Fang Lin.
......................
10 Menit Berlalu.
Pria kurus tersebut terus menyerang Fang Lin dengan sekuat tenaga, Namun seluruh serangan-nya dapat di hindari dengan mudah, Bahkan tidak mengenai sedikit-pun pakaian yang Fang Lin kena-kan. Pria kurus tersebut langsung menghentikan serangan-nya yang tidak membuahkan hasil itu.
"Hmm? Kau sudah lelah?" Tanya Fang Lin sedikit menaik-kan alis-nya.
Pria kurus tersebut menatap Fang Lin dengan tatapan marah, "Haah... Haah, Berhenti-lah menghindari serangan-ku bangs*t" Ucap pria kurus dengan nafas yang memburu.
"Bodoh, Kau pikir aku boneka? Tentu aku menghindari serangan-mu karena aku tidak ingin terluka" Balas Fang Lin dengan nada sinis.
Fang Lin lalu mendongak-kan kepala-nya ke atas dan melihat langit yang mulai malam, "Sudahi dulu permainan-nya, Aku tidak ingin pulang malam" Ucap Fang Lin kembali melihat pria kurus di depan-nya sambil membuat pedang roh di samping-nya.
Melihat pedang roh tersebut membuat pria kurus tersebut takut, Ia ingin melarikan diri namun hanya ada jalan buntuk di belakang-nya.
~Swingggg~
~Jleebbbb~
Fang Lin langsung melesatkan pedang roh-nya ke arah pria kurus tersebut dan mengenai tepat di jantung-nya. Melihat pedang roh sudah menusuk jantung pria kurus tersebut, Dia langsung terjatuh sambil berteriak kesakitan, Namun tak butuh waktu lama teriakan tersebut menghilang saat kematian mendatangi pria kurus tersebut.
Usai memastik pria kurus tersebut mati Fang Lin langsung mengalihkan pandangan-nya ke arah anak perempuan seumuran-nya yang sedang terbaring lemas di tanah.
"Haah... Ini sungguh merepotkan" Ucap Fang Lin menghela nafas panjang sambil berjalan ke arah gadis tersebut.
Saat sampai di sana Fang Lin langsung mengangkat gadis itu di depan dada-nya dan langsung melesat ke arah luar gang.
Para warga yabg melihat Fang Lin sedang menggendong gadis cantik langsung menatap-nya dengan tatapan jijik, Mereka berpikir Fang Lin ingin melakukan hal aneh-aneh pada gadis tersebut.
Fang Lin yang menyadari tatapan tersebut hanya diam, Ia terus melesat hingga akhirnya dia sampai di depan penginapan. Fang Lin segera memasuki penginapan tersebut dan langsung di sambut oleh seorang pelayan.
"Selamat datang kembali tuan..." Sapa pelayan sambil tersenyum ramah.
Pelayan tersebut tau kalau Fang Lin adalah orang yang menginap di penginapan ini, Sebab diri-nya kemarin tidak sengaja melihat Fang Lin mengeluarkan koin emas untuk membayar sewa penginapan di resepsionis.
Mendengar sapaan pelayan tersebut Fang Lin hanya mengangguk-kan kepala-nya pelan, Ia lalu berjalan ke meja resepsionis dan di sadari oleh penjaga resepsionis.
Penjaga resepsionis langsung tersenyum ramah ketika Fang Lin sudah di dekat meja-nya, "Halo tuan muda, Ada yang bisa saya bantu?" Tanya penjaga resepsionis dengan nada sopan.
Fang Lin mengangguk-kan kepala-nya dan bertanya, "Um, Apakah ada kamar kosong yang dekat dengan kamarku?"
Penjaga resepsionis sedikit mengangkat alis-nya dan dengan segera membuka mulut-nya, "Tunggu sebentar tuan, Saya akan cek terlebih dahulu" Jawab penjaga resepsionis lalu mengambil buku catatan pengunjung.
......................
Beberapa saat mengecek buku tersebut, Penjaga meja resepsionis langsung berkata dengan nada sopan, "Sudah tidak ada kamar kosong di dekat kamar tuan, Tetapi ada beberapa kamar kosong yang letak-nya jauh dari kamar tuan"
Mendengar ucapan penjaga meja resepsionis, Fang Lin menghela nafas panjang, "Haah... Kalau begitu aku tidak jadi" Ucap Fang Lin sambil meninggalkan meja resepsionis.
Melihat raut wajah kecewa Fang Lin, Penjaga resepsionis langsung menunduk-kan badan-nya, "Maafkan saya tuan" Ucap penjaga resepsionis meminta maaf.
Fang Lin hanya mengangguk-kan kepala-nya pelan untuk menanggapi permintaan maaf penjaga tersebut, Ia lalu berjalan ke arah tangga lantai 2 sambil menggendong gadis cantik di depan-nya.
Bersambung...
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> COMMENT.
katanya perbedaan satu tingkat bagaikan langit dan bumi ?
nah disini MC sama lawan yang ini jadi terbalik kuat? ,padahal kultivasi mereka jauh beda.
jadi yang gw bingung siapa sih MC sebenarnya dari mereka berdua?
bahkan dua guru nya bukan tandingannya🤔