Setelah mati tertembak, Ratu Mafia yang terkenal kejam, dan tidak memiliki belas kasihan. Tamara sang Ratu Mafia, mendapati dirinya bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang antagonis novel roman picisan bernama sama.
Harus menjalani pernikahan paksa dengan Reifan Adhitama, CEO berhati dingin dan ketua mafia yang tampan, dan juga terkenal kejam dan dingin. Duda Anak dua, yang ditakdirkan untuk jatuh ke pelukan wanita licik berkedok polos, Santi.
Dengan kecerdasan dan kemampuan tempur luar biasa yang masih melekat, Tamara yang baru ini punya satu misi. Hancurkan alur novel!
Tamara harus mengubah nasib tragis si antagonis, membuktikan dirinya bukan wanita lemah, dan membongkar kepalsuan Santi sebelum Reifan Adhitama terlena.
Mampukah sang Ratu Mafia menaklukkan pernikahan yang rumit, mertua yang membenci, serta dua anak tiri yang skeptis, sambil merancang strategi untuk mempertahankan singgasananya di hati sang Don?
Siapa bilang antagonis tak bisa jadi pemeran utama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MOBIL BARU
"Tipe California T. Ganti dengan model terbaru yang sejenis, tapi dengan performa lebih baik dan keamanan yang sama ketatnya dengan SUV anti peluru. Saya ingin dia merasa aman, dan terkesan," jawab Tamara, menjelaskan, dan berjalan menuju sudut pameran yang menampilkan mobil-mobil paling langka.
Manajer itu sedikit terkejut dengan permintaan spesifik mengenai keamanan, tetapi langsung mengerti bahwa pelanggan di depannya adalah seseorang dengan standar tinggi.
"Untuk yang serupa, kami punya Ferrari Portofino M terbaru. Tapi jika Nyonya ingin keamanan tambahan setara SUV anti peluru, kami harus memasang paket armored khusus. Itu akan memakan waktu," ucap Manajer itu, menjelaskan dengan sangat profesional.
"Tidak perlu menunggu. Berikan yang sudah siap, dan pastikan itu jauh lebih mewah dari Ferrari putih yang ringsek. Saya ingin teman saya terkejut," jawab Tamara menggeleng-gelengkan kepalanya.
Pandangan Tamara berhenti pada sebuah Bentley Continental GT Mulliner yang berwarna biru tua metalik yang elegan. Mobil ini memancarkan kemewahan yang tenang, tetapi di bawah kapnya menyimpan mesin yang bertenaga.
"Untuk teman saya, ambil Bentley yang itu. Kirimkan segera ke Hotel tempat kami menginap, nanti Saya kirim lokasinya, dan pastikan dia menerima surat kecil dariku," perintah Tamara, dingin.
"Baik, Nyonya. Dan untuk Nyonya sendiri?" jawab Manajer itu, sopan dan mengajukan pertanyaan.
Tamara tersenyum miring, tatapan mata nya, beralih ke sebuah mobil yang tampak sangar dan low profile namun jelas mobil mahal. Sebuah Mercedes-AMG G 63 (G-Wagon) yang dimodifikasi khusus dengan warna hitam doff. Mobil itu adalah perpaduan sempurna antara kekuatan dan dominasi.
"Saya butuh sesuatu yang lebih agresif. Ambil G-Wagon hitam itu. Lakukan modifikasi interior dan sistem keamanan Level B7 tanpa mengurangi kemampuan manuvernya. Saya ingin mobil yang bisa menghadapi granat, bukan hanya peluru," jawab Tamara, tanpa ragu menyebutkan tingkat keamanan tertinggi.
Manajer itu menahan napas. Permintaan ini jauh melampaui standar pelanggan biasa. Ini adalah permintaan yang biasa datang dari kalangan high risk, mafia atau pejabat tinggi.
"Permintaan khusus seperti itu akan memakan waktu. Kami harus mengirimkannya ke spesialis modifikasi," ucap manajer, mencoba tetap tenang.
"Berapa jam?" tanya Tamara.
"Paling cepat 12 jam, Nyonya. Dengan tim terbaik kami," jawab Manajer itu, hati-hati.
Manajer itu yakin, costumernya ini bukan dari kalangan orang biasa, makanya dia sebisa mungkin beberapa berbicara dengan sangat hati-hati, karena takut melakukan kesalahan.
"Lakukan! Saya ingin mobil itu sudah terparkir di parkiran hotel sebelum pesta pertunangan hari Sabtu. Biaya? Berikan tagihan total pada asisten saya. Jangan buang waktu saya," perintah Tamara, menyerahkan sebuah kartu nama.
Kartu nama itu tidak mencantumkan nama, hanya nomor telepon dan nama perusahaan fiktif.
Setelah menyelesaikan transaksi yang totalnya mencapai puluhan miliar rupiah dalam waktu kurang dari lima belas menit, Tamara meninggalkan showroom itu dengan taksi. Dia hanya menyisakan manajer penjualan yang masih terperangah, baru menyadari betapa berbahayanya wanita yang baru saja membeli dua mobil mewah dari mereka.
Sore harinya, Cindy terbangun dari tidurnya yang panjang.
Begitu ia membuka mata, ia langsung teringat pada Ferrari putih kesayangannya. Ia berlari keluar dari kamar, mencari Tamara, karena tadi Tamara sudah memberitahu bahwa mobil nya mengalami kecelakaan dan rusak parah.
"Tamara! Are you okay? Mobilku, mobil kita—"
Cindy terdiam di depan jendela kamar hotel mereka.
Di tempat parkir khusus hotel, di mana hanya mobil-mobil super mewah yang diparkir, terparkir sebuah Bentley Continental GT Mulliner biru tua yang berkilauan.
Mobil itu jauh lebih besar, lebih elegan, dan memancarkan kemewahan yang jauh melampaui Ferrari-nya. Di atas dasbor, terlihat sebuah kotak kecil beludru merah.
Cindy menatap Tamara, yang sedang membaca majalah fashion dengan tenang.
"Itu... mobil siapa?" tanya Cindy, suaranya tercekat.
"Hadiah permintaan maafku. Maaf karena aku menggunakan mobilmu untuk menabrak truk sampah," jawab Tamara tersenyum tipis, yang jarang dia tampilkan.
Mendengar jawaban dari Tamara, Cindy tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya.
Cindy berjalan mendekat ke jendela, lalu kembali menatap Tamara dengan mata lebar.
"Bentley? Continental GT? Tamara, ini gila! Ini harganya dua kali lipat dari Ferrari-ku!" teriak Cindy, dengan heboh.
"Ambil saja, Cindy. Mobil itu memiliki perlindungan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Aku tidak ingin kau terlibat dalam masalahku lagi. Buka kotak itu, itu kuncinya," ucap Tamara, kembali fokus pada majalahnya.
Cindy bergegas membuka kotak beludru itu. Di dalamnya, selain kunci mobil Bentley yang berlogo elegan, ada selembar kartu kecil bertuliskan tangan Tamara.
Untuk Ratu Sosialita, yang terpaksa bangun pagi karena ulahku.
Jangan pernah parkir di tempat yang bisa kulihat, jika kau tidak ingin ia ringsek lagi.
—T
Cindy tertawa kecil, meskipun ada sedikit rasa ngeri saat membaca kalimat ancaman terselubung di akhir surat itu.
"Kau benar-benar tidak bisa ditebak, Tamara. Kau menghancurkan dan kau membangun yang lebih baik. Tunggu, jika ini mobilku, lalu mobilmu apa?" tanya Cindy curiga.
"Sedang dalam perjalanan. Jangan khawatir, aku tidak akan meminjam mobilmu lagi," jawab Tamara, menutup majalahnya, tatapan matanya kini fokus dan dingin.
"Sekarang, Ratu sosialita, Siapkan dirimu. Reifan baru saja mengumumkan pesta pertunangan mewah pada hari Sabtu. Aku ingin kau mencari tahu koneksi sosialita yang akan hadir, dan fokuskan perhatianmu pada istri-istri dan kekasih anggota Black Dragon. Kita harus tahu kelemahan mereka," perintah Tamara, nada suaranya berubah otoritatif.
Cindy, yang teralihkan dari mobil mewahnya, segera kembali serius.
"Pesta pertunangan? Bukan kah kalian akan langsung melakukan pernikahan dua hari lagi? Kenapa tiba-tiba menjadi pesta pertunangan? Dia pasti sedang bermain," tanya Cindy, memicing matanya.
"Seperti nya calon suami ku, memang ingin bermain-main dengan calon istri nya ini, sebelum sah menjadi Nyonya Adhitama," jawab Tamara tersenyum miring.
"Seperti biasa, kita ikuti permainan nya, dan yang pasti, aku yang akan memang kendali dalam permainan itu," lanjut Tamara.
"Segera lakukan tugas mu Ratu Sosialita!" perintah Tamara, kembali fokus pada majalah fashion di tangan nya.
"Siap, Boss. Aku akan menjadi mata dan telinga kita di dunia sosialita. Dan Bentley ini, aku akan menggunakannya untuk membuat kesan!" jawab Cindy sangat bersemangat.
Dengan semangat Cindy berlalu pergi untuk bersiap, menjalankan aksinya menyenangkan nya, tersenyum licik tersungging di wajah cantik nya.
"Seperti nya hidup ku kedepan nya akan jauh lebih menyenangkan," ucap Cindy, tersenyum miring.
Cindy tahu, di balik kemewahan dan keamanannya, mobil baru yang di berikan oleh Tamara itu adalah pertanda bahwa permainan yang mereka masuki baru saja menjadi sangat, sangat berbahaya.