NovelToon NovelToon
Warisan Dari Sang Kultivator

Warisan Dari Sang Kultivator

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Harem / Balas Dendam
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sarif Hidayat

Seorang pemuda berusia 25 tahun, harus turun gunung setelah kepergian sang guru. Dia adalah adi saputra.. sosok oemuda yang memiliki masa lalu yang kelam, di tinggalkan oleh kedua orang tuanya ketika dirinya masih berusia lima tahun.

20 tahun yang lalu terjadi pembantaian oleh sekelompok orang tak di kenal yang menewaskan kedua orang tuanya berikut seluruh keluarga dari mendiang sang ibu menjadi korban.

Untung saja, adi yang saat itu masih berusia lima tahun di selamatkan okeh sosok misterius merawatnya dengan baik dari kecil hingga ia berusia 25 tahun. sosok misterius itu adalah guru sekaligus kakek bagi Adi saputra mengajarkan banyak hal termasuk keahliah medis dan menjadi kultivator dari jaman kuno.

lalu apa tujuan adi saputra turun gunung?

Jelasnya sebelum gurunya meninggal dunia, dia berpesan padanya untuk mencari jalan hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarif Hidayat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 menolong seseorang

"To-tolong... siapapun tolong suami saya!"

Rayan dan Maudy tersentak mendengar teriakan seorang wanita paruh baya dari luar. Begitu juga dengan semua orang yang berada di sekitar sana, mereka semua bergegas menghampiri wanita yang berteriak histeris itu.

"Kak, sepertinya ada seseorang yang meminta tolong di luar," ujar Maudy yang pendengarannya tidak setajam Rayan, ia hanya samar-samar mendengarnya. Apalagi mereka berada di dalam toko.

"Mari kita lihat." Melihat wanita pemilik toko itu tak kunjung kembali, Rayan mengajak Maudy untuk keluar dari toko, melihat siapa yang meminta tolong itu.

"Tuan, Nona, Anda mau ke mana?" teriak sang pegawai melihat Rayan dan Maudy keluar dari tokonya.

Setelah keluar dari toko itu, Rayan dan Maudy melihat kerumunan orang di seberang sana. Terdapat seorang wanita paruh baya tampak sedang menangisi suaminya.

"Astaga, apakah dia keracunan?" seru salah seorang yang berada di sana.

"Bu... ada apa dengan suamimu, kenapa dia bisa seperti ini?" tanyanya.

"Sa-saya tidak tahu. Kami baru saja berbelanja, tiba-tiba suamiku mengalami kejang-kejang dan langsung terjatuh tak sadarkan diri!" Wanita paruh baya itu terus menangis sambil menahan tubuh sang suami di pangkuannya.

"Apakah sudah ada yang menghubungi ambulans?" seru seorang pria pada kerumunan orang.

"Saya—saya baru saja menghubungi ambulans," jawab seorang wanita dengan ponsel masih ia genggam.

"Bu, tenanglah mungkin sebentar lagi ambulans akan segera tiba." Orang-orang di sana hanya bisa menenangkan wanita paruh baya itu. Mereka jelas tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berharap semoga ambulans segera tiba.

"Permisi-permisi, bolehkah saya memeriksa beliau?" Tiba-tiba sosok pemuda menerobos kerumunan, dan langsung berjongkok memegang pergelangan tangan pria paruh baya itu..

"Ka-kamu... apa yang kamu lakukan?" Wanita paruh baya itu terkejut tiba-tiba ada seorang pemuda langsung menggenggam pergelangan tangan suaminya.

"Astaga! Orang udik dari mana ini? Bocah, apa yang kamu lakukan, apakah kamu seorang dokter? Bagaimana bisa kamu begitu berani menyentuhnya?" ucap salah seorang yang berada di sana.

"Hei, anak muda, sebaiknya kamu jangan bertingkah sembarangan. Orang itu sedang sakit, bagaimana kalau penyakitnya semakin parah, aku rasa kamu tidak akan bisa menanggung akibatnya," timpal yang lainnya membuat wanita paruh baya itu semakin panik.

"Kamu, kamu... ja-jangan menyentuh suamiku! Siapa kamu sebenarnya?" lirih wanita itu mencoba menyingkirkan tangan pemuda yang tidak lain adalah Rayan.

"Tenanglah, Bu. Saya hanya ingin membantu suami anda, karena jika tidak segera ditolong mungkin anda tidak akan bertemu dengan suami anda lagi."

Tanpa mereka semua sadari, rayan tengah mengalirkan energi murni pada tubuh pria paruh baya itu. Energi murni adalah sebuah energi yang diserap melalui latihan khusus yang diberikan oleh gurunya agar bisa menjadi seorang penyembuh, atau bisa disebut di zaman ini adalah seorang dokter medis kuno.

"Tidak, kamu hanya akan membuat suamiku semakin parah! Cepat pergi, jangan menyentuh suamiku! Apakah kau pemuda gila?" Di sela isak tangisnya, wanita paruh baya itu mengusir rayan agar menjauh.

Namun, perkataan rayan selanjutnya membuat dirinya terdiam.

"Jika saya tidak salah menebak, suami Ibu mengalami penyakit jantung sejak berumur 20 tahun. Dan jika tebakan saya benar, seharusnya baru saja suami Ibu memakan makanan yang berlemak tinggi, dan selama satu minggu ini pasti suami Ibu kurang beristirahat hingga itu cukup mempercepat efek dari makanan tersebut pada penyakit jantungnya," ucap rayan membuat wanita paruh baya itu langsung menatapnya seolah melihat hantu.

"Kamu? Ba-bagaimana kamu tahu?" Jelas wanita paruh baya itu terkejut mendengarnya. Selama ini suaminya memang telah menderita penyakit jantung kurang lebih hampir 20 tahun, dan yang membuat dirinya semakin terkejut, pemuda ini bisa tahu bahwa selama seminggu ini suaminya memang kurang beristirahat, dan lagi memang suaminya telah memakan makanan yang berlemak tinggi setelah dirinya berbelanja pakaian.

Semua orang yang ada di sana saling memandang satu sama lain. Melihat ekspresi wanita paruh baya itu, jelas sekali bahwa yang pemuda itu katakan tidak asal bicara, membuat mereka langsung menatap pemuda itu dengan bingung.

"Permisi, siapa yang telah menghubungi pihak rumah sakit darurat?" Dua orang perawat dengan seorang dokter berusia 30 tahunan baru saja tiba dan bergegas menerobos kerumunan itu, dan mendapati seorang pria paruh baya tengah tak sadarkan diri di atas pangkuan wanita.

"Maaf, Bu, sebelum saya membawa suami Bibi ke rumah sakit, saya harus memeriksanya terlebih dahulu dan memberikan pertolongan darurat," ucap dokter itu langsung mendapat anggukan dari wanita paruh baya tersebut dan memberikan dokter dan dua perawat itu ruang.

"Maaf, kamu juga menjauhlah sedikit. Tenang saja, aku pasti akan menyelamatkan ayahmu," kata dokter itu pada rayan. Ia mengira rayan yang masih memegang pergelangan tangan pria paruh baya itu adalah putranya yang sedang takut kehilangan ayahnya.

Rayan menatap dokter itu tanpa ekspresi kemudian berkata, "Tidak perlu. Sebentar lagi beliau akan sadar, aku sudah memberikan pertolongan pertama padanya. Kamu hanya perlu menunggunya sadar dan bawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut."

Sebenarnya Rayan bisa saja menyembuhkan penyakit jantung yang diderita oleh pria paruh baya itu, tetapi ia membutuhkan beberapa ramuan khusus yang harus ia racik terlebih dahulu setelah melakukan akupuntur pada pria paruh baya ini.

Dokter dan kedua perawat yang bersamanya mengerutkan kening mereka mendengar apa yang pemuda itu katakan.

"Dokter, jangan dengarkan omong kosong pemuda itu, dia adalah orang aneh yang tiba-tiba muncul dan mengatakan akan membantu menyembuhkan Bapak itu," ucap seorang wanita yang sebelumnya menghubungi rumah sakit darurat.

"Omong kosong! Nak, lebih baik kamu menyingkir sekarang, jangan menghalangiku memberikan pertolongan," ucap dokter itu. Satu per satu sebagian orang-orang di sana pun menyuruh rayan agar menyingkir.

Rayan melihat ke arah wanita paruh baya itu, mendapati wanita itu diam saja, akhirnya rayan pun menyingkir. "Baiklah, jika ke depannya tak ada rumah sakit yang bisa mengobati penyakit jantung suami Ibu ini, semoga saat itu Bibi tidak terlambat untuk mencari saya."

Ucap Rayan sebelum ia bangkit dan pergi begitu saja dari sana. Lagipula ia hanya akan mengobati seseorang yang percaya padanya. Alasan dirinya membantu pria itu, karena jika ia tidak segera turun tangan, maka pria paruh baya itu akan mati.

"Bocah, kamu masih berani beromong kosong seperti itu! Cepat pergi atau aku akan menuntutmu jika terjadi sesuatu dengan Paman ini!" Suara dokter itu cukup tinggi membuat ekspresi Rayan langsung berubah dingin.

"Bahkan jika kamu berbicara dalam hati pun aku bisa mendengarmu, jadi tidak perlu kamu berbicara tinggi seperti itu padaku!" Setelah berkata demikian, rayan melirik sekilas pada wanita paruh baya itu lalu berlalu pergi.

"Cih, benar-benar anak muda tak punya etika," dengus dokter itu, lalu ia pun mulai memeriksa pria paruh baya itu.

"Uhuk!"

"Uhuk!"

"EH...?" Baru saja dokter itu hendak memeriksanya, pria paruh baya tersebut tiba-tiba saja terbatuk dan perlahan membuka matanya.

"Su-suamiku, kamu...? Huhu, akhirnya kamu bangun juga, kamu baru saja membuatku khawatir setengah mati!" Wanita paruh baya itu langsung memberikan sebotol air putih pada suaminya. Ia menghiraukan sang dokter dan kedua perawat yang tengah kebingungan, tiba-tiba saja mereka teringat dengan perkataan pemuda tadi.

"Bagaimana mungkin ada hal kebetulan seperti ini?" pikir sang dokter.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku, juga kenapa begitu banyak orang?" Dengan kesadaran masih belum pulih, pria paruh baya itu bertanya pada istrinya.

"Kamu masih bertanya kenapa? Jelas-jelas sebelumnya aku sudah melarangmu untuk tidak memakan makanan berlemak tinggi. Lihatlah, kamu baru saja tak sadarkan diri hingga membuatku begitu khawatir," wanita itu sedikit memarahi suaminya.

"Pak, biarkan saya memeriksanya terlebih dahulu," ucap sang dokter. Ia mulai penasaran apakah Bapak ini menderita penyakit jantung seperti yang pemuda itu katakan sebelumnya.

"Eh.. ada seorang dokter rupanya. Si-silakan, Dok. Maaf merepotkan," pria paruh baya itu agak canggung mendapati begitu banyak orang sedang memperhatikannya.

"Ini... Sepertinya aku terlalu berpikir jauh." Dokter itu mendapati detak jantung pria paruh baya itu bekerja dengan normal, begitu pun dengan aliran darahnya. Jadi, perkataan pemuda sebelumnya jelas hanyalah bualan semata, dan perihal pria paruh baya ini tersadar, karena dia hanya pingsan saja mungkin karena aktivitas yang berlebihan. Begitulah asumsi dari dokter tersebut.

"Jadi, bagaimana, Dok, apakah suami saya baik-baik saja?" tanya wanita itu tak sabar.

"Baik. Sangat baik. Mungkin suami Ibu sebelumnya hanya tak sadarkan diri karena terlalu banyak aktivitas. Sekarang keadaan Bapak cukup baik, hanya perlu beristirahat beberapa hari pasti akan kembali sehat," jawab sang dokter, membuat wanita paruh baya itu mengerutkan keningnya.

"Bagaimana dengan jantung suami saya, Dok?" tanya wanita itu kembali.

"Memangnya apa yang terjadi dengan jantung suami Ibu? Saya sudah memeriksanya, jantung suami Ibu cukup baik..."

"Sebaiknya Ibu jangan pedulikan apa kata pemuda tadi, dia mungkin hanya orang bodoh yang suka mencari perhatian," ujar sang dokter, membuat wanita paruh baya itu kembali teringat pada pemuda sebelumnya.

"Su-suami saya memang menderita penyakit jantung, Dok. Dia sudah menderita hampir 20 tahun. Apa yang dikatakan pemuda itu sebelumnya memang tidak salah," kata wanita paruh baya itu, membuat sang dokter langsung terkejut mendengarnya.

"Ap-apakah Ibu yakin?" tanyanya.

"Tunggu sebentar." Wanita paruh baya itu langsung mengeluarkan sebuah surat pemeriksaan terakhir dari rumah sakit tempat di mana suaminya selalu menjalani perawatan.

"Ini....?" Seketika dokter itu pun terkejut setelah membaca isi dari surat rumah sakit tersebut. Apalagi surat rumah sakit itu berasal dari rumah sakit tempat ia bekerja. Di sana terdapat nama Dokter Leo tercantum sebagai dokter khusus yang merawat pria paruh baya ini.

"Tuan, akhirnya Anda kembali! Nona dan Tuan Besar sudah menunggu Anda di dalam," Baru saja rayan dan Maudy tiba kembali di toko perhiasan itu, sang pegawai wanita langsung menghampirinya dan membawa rayan dan Maudy masuk.

1
Jujun Adnin
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!