Seorang pria yang tak sengaja di dunia lain, kereta api, lalu pria itu harus berfikir keras dan menghadapi masalah yang berada di dunia di tempati sekarang.
Sambil ditemani oleh rekan rekannya menjelajahi dunia Baru, pria itu mendapatkan banyak teror yang mengerikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taiga あいさか x hmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai bergerak
Di keesokan kami mulai bekerja di rumah Bangsawan yang kemarin. Sebelum bekerja aku membuat rencana penyelidikin ke-3. Yang dimana Aku dan Selfia harus membagi tugas, Selfia akan bekerja di rumah bangsawan itu, sedangkan aku akan mengurus tindakan kekerasan yang berada di sini.
"Hei Zafi, apakah kau yakin akan bisa menang melawan mereka, yang menindas? ".
"Pahlawan akan selalu menang terhadap penjahat, dan kejahatan adalah awal dari pemaksaan yang di dorong oleh jati diri nya" ucap ku dengan muka datar.
"OH, baiklah Zafi, aku berangkat dulu ya, Ngomong ngomong. Maafkan aku tadi, telah memarahi mu" Selfia memasang muka sedih kepada ku.
"Tidak apa apa Selfia, itu salah ku" .
"Aku akan memperbaiki masalah sosial di kota ini".
" Aku juga akan membawa pedang legendaris, milik Ibu mu Selfia".
"Ok, silahkan saja, Aku mempercayai mu Zafi".
Selfia pun pergi dari kamar, dan aku langsung bergegas untuk ganti pakaian.
Setelah selesai aku menuju ke luar, dan melihat area kumuh. Aku membawa sedikit barang barang untuk membantu area kumuh kota ini.
Di area kumuh
"kakek, kau yang kemarin ya".
"ah ternyata kau Anak muda, ada apa ya Anak muda ke area kumuh ini? ".
"Aku datang untuk membantu kalian. Apakah disini ada yang sakit dan kelaparan? "Tanya aku dengan tampang serius, dan memegang pundak kakek.
"oh iya, Tentu saja ada, banyak malah yang sakit disini. Jadi sini ikuti kakek, jika kamu memaksa ingin membantu" Kakek itu menjawab dengan tersenyum.
Di sepanjang perjalanan aku mengobrol dengan kakek itu, dan berapa terkejutnya aku. Prajurit Zenith semena mena di sini, karena dipimpin oleh pemimpin seperti ini.
Banyaknya kekerasan yang terjadi, dan rasisme antar golongan. Budaya itu sudah menyebar luas disini, semenjak Ahmados memimpin kota ini.
Setelah aku ke tempat yang Kakek itu antarkan.
"ini tempatnya Anak muda. Maaf ya jika banyak kotoran"?.
"tidak apa apa kok Kakek".
pria berbatuk batuk
"Ayahhhh, kapan kamu akan sembuh, aku ingin bermain bersama mu lagi Ayah".
Aku mendatangi Adik kecil itu perlahan lahan
"Halo adik, ada apa dengan ayah mu? ".
Adik itu menangis dan mengusap air matanya" Abang, Ayahku sakit sudah sebulan yang lalu. Apakah Abang dapat menyembuhkan nya? ".
"Kalau boleh tau, Ayahmu sakit karena apa? ".
"Ayahku sakit karena berduel oleh Prajurit kota ini. Karna Ayahku melindungi Nenek nenek yang disalahkan" Adik itu menangis dan mengelap air matanya di baju ku.
aku mengelus kepala Adik itu.
aku menoleh ke muka Kakek yang mengantarkan ku tadi. Dan kakek itu memberi penjelasan.
"Anu sebenarnya Anak muda, Ayahnya dia adalah pemimpin area kumuh ini. Dia sangatlah baik kepada kita kita yang di sini".
"Tenang saja Kakek, aku sudah membawakan obat obatan dari kota luar" .
"Terimakasih banyak Anak muda" Kakek itu memeluk ku.
"Berikan ini kepada dia. Dan besok dia akan bisa sembuh, aku akan Perban dulu luka nya".
Aku memperban luka Ayah dari Adik itu.
Setelah selesai. Aku lanjut mengobati semua penduduk yang ada di area kumuh ini.
Penduduk area ini sangat senang karena mendapatkan bantuan ku. Aku disoraki sebagai pahlawan dan diberikan hadiah hadiah dari sini.
" Terimakasih Abang!, Telah memberikan obat obatan dan makanan untuk kami hidup. Ngomong ngomong Abang ini dari mana? ".
" Sebelum itu, bisakah kita bekerja sama? ".
"Tentu saja Abang yang baik hati" dari ucapan semua warga di sana.
"Aku sebenarnya membantu tuan putri. Bangsawan keturunan Arthur sangat legendaris"
"dia adalah teman ku satu satunya".
"dan tolong jangan sebarkan ini".
"Tentu saja, Tapi apa kerja sama nya?. Kami siap kok membantu mu apa saja".
"Kita harus melawan Ahmados dengan cara memukul mundur dirinya".
"maksud Abang? ".
"Buat dia tak bisa berkata kata, kita harus bersatu agar bisa hidup bebas di kota ini".
"Baiklah, kami setuju, kami akan selalu mengingat jasa mu".
Aku pergi, Sebelum Aku pergi Anak kecil menghampiri ku.
"Abang!!!, Ini milik mu kan? ".
"Ah iya Terimakasih Adik! "
"Sama sama abang"
Semuanya melambaikan tangan kepada ku, yang sudah pergi dari area sana-