Iblis Dari Laut

Arka agak kaget ketika telah di beritahu oleh Kiara bahwa saat ini Zahra telah lepas dari segel yang di buat oleh Sagara, rasa cemas di hati pria ini kembali tumbuh ketika dia teringat bagaimana dulu diperbudak oleh Zahra agar dia selalu tunduk apa yang Zahra inginkan karena bila tidak maka dia akan menyakiti Kiara.

Akibat tragedi itu maka sampai saat ini Arka memiliki rasa trauma yang begitu besar karena dia secara tidak langsung telah membunuh Fatma dengan tangan dia sendiri, namun bila tidak di halangi oleh Fatma maka kala itu Arka bisa saja membunuh Arya yang telah di rasa menghalangi misi dia bersama dengan Zahra.

Ini sekarang malah biang masalah kembali lepas dan pasti nanti akan timbul masalah baru yang lebih parah dari kemarin, Arka merasa dia tidak ingin ikut campur lagi karena masa lalu itu kembali menghantui dan dia takut bila nanti Zahra akan mengusik diri nya bersama dengan anak istri.

Sebab Arka sudah menyadari bahwa dia tidak memiliki kekuatan yang sangat besar seperti dulu akibat tidak pernah berlatih sehingga kekuatan yang dia miliki perlahan memudar begitu saja, bukan karena Arka malas latihan tapi karena dia memang tidak memiliki waktu untuk berlatih lagi akibat sibuk mencari makan untuk anak dan istri.

"Lalu apa yang akan Mama lakukan tentang kasus ini?" Arka bertanya kepada Kiara.

"Mama tidak bisa langsung datang ke pulau itu karena sekarang Zayden mendadak saja demam tinggi dan tidak mau di tinggal." jawab Kiara.

"Aku rasa itu juga ulah Zahra agar dia tidak bisa di urus oleh Mama, kenapa Zahra sampai saat ini masih tetap tidak bisa insaf." Arka mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku sebenarnya sudah meminta izin kepada Mama untuk ikut juga datang ke pulau itu." ujar Kiara sambil menarik nafas panjang.

"Tidak usah, Zahra bukan selemah itu dan aku tidak ingin bila nanti kau terluka karena dia!" Arka langsung melarang sang adik.

Kiara menarik nafas panjang karena dia memang tidak pernah cerita tentang kehebatan yang dia miliki kepada siapa pun bahkan itu kepada Arka, gadis ini selalu berlatih sendirian dan memang dia tidak pernah bercerita karena dia ingin menyembunyikan kekuatan itu sampai tidak ada yang mengetahuinya.

Dan memang misi Kiara berhasil sehingga tidak ada yang pernah tahu bahwa Kiara memiliki kehebatan yang sudah hampir setara dengan Purnama, mereka semua menganggap Kiara tidak mengetahui tentang hal gaib dan memang dia telah kehilangan mutiara ular yang ada di dalam diri sehingga Arka juga menyangka Kiara tidak memiliki kekuatan lagi.

"Apa itu?!" Arka terkejut bukan main ketika Kiara mengeluarkan senjata yang berbentuk seperti trisula.

"Aku mendapatkannya ketika menyelam di dalam danau selendang merah." Kiara berkata pelan.

"Ha! kapan kau melakukan itu semua, Kiara?" sungguh saat ini Arka begitu syok.

"Ya aku melakukannya di malam hari ketika malam bulan purnama penuh, dari kitab yang aku baca milik Mama maka saat bulan purnama penuh semua senjata memiliki kekuatan yang sangat tidak di ragukan lagi." Kiara menjelaskan dengan bangga.

"Aku juga tahu soal itu, tapi yang ku pertanyakan adalah di malam itu kau keluar seorang diri dan kemudian menyelam pula di dalam danau!" Arka sungguh tidak percaya dengan kelakuan sang adik.

Kiara cuek saja karena dia memang bisa melakukan itu semua seorang diri dan tidak ada yang menemani, bahkan di malam yang kelam itu pun Kiara melakukannya seorang diri dan masuk ke dalam danau yang sempat menghebohkan para warga tentang kemunculan selendang berwarna merah.

Dari karena dia mendapatkan trisula sakti itu sehingga kekuatannya sangat setara dengan pedang hijau milik Purnama, itu juga selama ini selalu dia sembunyikan karena Kiara merasa lebih enak di pandang orang sebagai gadis lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa tapi ternyata kekuatannya sangat besar dan juga luar biasa.

"Tu sebaiknya kamu contoh dia, diam-diam tapi ternyata dia bisa mendapatkan apa saja yang membuat para iblis lain merasa gentar!" Kendal datang dan membela Kiara.

"Ih apa lah kucing putih ini sibuk saja ikut campur." Arka jadi sewot karena di sudutkan.

"Ya kan dia tidak seperti dirimu, memang diam tapi diam karena tidak ada pergerakan dan hanya menjadi beban saja!" Kendal terus mengoceh karena emosi.

"Heh apa yang membuatmu emosi seperti itu, Mama juga setuju kok kalau aku tidak ada urusan lagi dengan hal ghaib karena aku sekarang punya keluarga manusia utuh." Arka membela diri di hadapan Kendal.

"Sudah lah Abang memang sudah punya keputusan sendiri jadi kau tidak bisa julid seperti itu kepada dia." Kiara juga tidak menyalahkan Arka.

"Aku memang sudah tidak ingin bertemu dengan Zahra lagi karena aku merasa sangat marah kepada dia." Arka menarik nafas berat karena dia teringat perbuatannya sangat kejam kepada Fatma.

Kiara mengangguk paham tentang perasaan Arka karena pasti saat ini Arka merasa begitu bersalah setelah dia secara tidak langsung membunuh Fatma sang Ibu, penyesalan di hati pria ini jelas pastinya ada namun dia tidak bisa mengungkapkan secara langsung dan terus terang larut dalam rasa sesal yang kian dalam tanpa ada kemajuan dalam hidup ini.

Selamat malam, jangan lupa like dan komen kalian semua ya. Kita jumpa esok lagi dan semoga popularitas othor cepat naik ya karena belakangan ini emang susah sekali naik.