Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak rintangan yang datang dan kita wajib bersabar, lapang dada, dan memiliki sifat kejujuran.
Menikah dengan anak SMA butuh banyak bimbingan. Hadirnya cinta masa kelam membuat retak cinta yang sedang dibina. Banyak intrik dan drama yang membuat diambang perceraian.
Kasus pembunuhan, penyiksaan dan penculikan membuat rumah tangga makin diunjung tanduk. Bukti perselingkuhanpun semakin menguatkan untuk menuju jalan perpisahan. Mungkin hanya kekuatan cinta yang bisa mengalahkan semua, namun menghadapinya harus penuh kasabaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penemuan Mayat
Matahari sudah memancarkan sinarnya dipagi hari, sebab pulang kerja sudah terlalu larut malam, membuat tubuh Ryan kini bermalas-malasan untuk segera bangun dari tempat tidur.
"Aah ... sayang, tumben kamu mau bobok disini!" ucap Ryan yang masih memejamkan mata.
"Aku tambah sayang banget sama kamu."
Ryan tidak sadar sudah memeluk tubuh seseorang, yang dikiranya Mila sang istri. Pelukan semakin dipererat karena terasa menghangatkan tubuh. Bahkan pipi halus itu dibelai dengan lembut.
Ceklek, pintu kamar sudah dibuka seseorang.
"Kak Ryan ... Kak. Ayo bangun," Mila yang langsung nyelonong masuk kamar Ryan.
"Aaahh ... Akkh, Kak Ryan." Teriak Mila terkejut, saat melihat apa yang dilakukan Ryan sekarang.
Dengan masih malas, tubuh Ryan menggeliat berusaha bangkit dari tidurnya, akibat terganggu oleh teriakkan seseorang yang memangil namanya.
Berkali-kali tangan menutup mulut yang menguap, dan tangannya langsung mengucek mata, untuk melihat siapakah gerangan yang telah memanggil namanya.
"Siapa sih berteriak pagi-pagi begini. Berisik dan ganggu orang tidur saja," Ryan mengoceh tak sadar.
"Mila? Kamu ... kamu, kok!" ucap Ryan kaget.
Mata dikucek-kucek mencoba memperjelas penglihatan, yang ternyata orang yang berdiri didepannya sekarang adalah sang istri Mila.
Bertambah dibuat mlongo dan terkejut.
"Dona? Kamu, kok bisa-?" Ryan tambah kaget saat melihat orang disebelahnya.
Ternyata yang dipeluknya tadi, adalah sang mantan. Ryan mengeser tubuh agar secepatnya bisa menjauh dari posisi Dona duduk.
"Ada apa Mila? Kok kamu teriaknya kenceng banget?" tanya sang mertua.
Ibu kandung juga sedang berkunjung. Mereka berdua sudah menghampiri Mila, sebab khawatir akibat mendengar teriakkan.
"Ada apa, besan. Kenapa Mila berteriak?" Mama Ryan ikutan masuk kamar.
"Itu ... tuh, besan." tunjuk Ibu Mila ke arah kasur.
"Astaga, Ryan? Kamu ... kamu?" Mamanya terkajut bukan kepalang.
Beliau langsung memegang dada. Rasa sesak mulai menghampiri. Tak percaya kejadian didepannya sekarang.
"Besan? Kamu ngak pa-pa?" Ibu Mila khawatir.
"Hhh. Aku baik-baik saja."
Anaknya kini ternyata sudah berani-beraninya tidur sekasur dengan Dona. Mama begitu syok sampai terkulai lemas dilantai.
Mila yang syok ingin menghampiri Ibu mertua karena khawatir.
"Kamu benar-benar seorang b*jingan yah!" Kekesalan Ibu Mila.
"Saya bisa jelaskan, Bu."
"Ngak perlu," jawab Mila kasar.
Wajah memerah menahan emosi. Tangan mengepal ingin sekali memberi pelajaran.
"Tapi, ini hanya --?" Pembelaan diri Ryan.
"Jangan banyak alasan," Mila acuh.
Ryan kini secepatnya langsung melompat dari kasur, akibat berusaha mengejar Mila, yang sudah berjalan keluar dari kamarnya.
"Mila. Tunggu ... tunggu, Mila!" panggil Ryan yang sudah mengejar.
Mila hanya terdiam pura-pura tidak mendengar panggilan Ryan. Mila terus berjalan untuk segera menyambar tasnya, yang ditaruh dimeja makan berjejer dengan sayuran yang dibawa mertua dan ibunya tadi.
"Tunggu, Mila. Aku bisa jelaskan." Ryan menghadang langkah.
Sorot mata tajam, ingin sekali membunuh suami yang sudah dipercaya namun kini berkhianat lagi.
Disisi lain Mama Ryan sudah berdiri dibantu besan. Walau sudah drop, untung saja untuk sekedar melangkah sendiri masih bisa kuat.
Plak, suara tamparan terkena pipi Dona, dilakukan oleh mama Ryan.
"Kamu keluar sekarang juga, perempuan gila! Dasar perempuan tak tahu diri, bisa-bisanya kamu main tidur dengan suami orang," Rahang Mama mulai mengeras.
"Aku bisa jelaskan, Tante."
"Jelaskan apa lagi? Kamu mau ngaku sudah menjadi j*lang, hah?" Makin memuncak kan emosi.
Amarah kian naik di ubun-ubun, yang diiringi sudah menjambak rambut Dona. Tidak tahan untuk tidak melakukan kekerasan.
"Aaaw ... aaa ... sakit. Lepaskan, Tante!" responnya tak tahan, yang berusaha melepaskan rambut yang telah dijambak.
"Cuiih, tak sudi aku melepaskan dirimu begitu saja," lawan penuh emosi.
Bhuuugh, suara tubuh Dona terhempas dilantai rumah, akibat didorong keras oleh mama Ryan, yang sedang dalam kemarahan yang berapi-api.
"Pergi ... Pergi dari sini!" usir mama Ryan.
"Jangan pernah kau tunjukkan mukamu di hadapanku lagi. Dasar perempuan tak tahu diri. Bisa-bisanya kau ambil kesempatan dalam kesempitan saat Mila tidak dirumah. Muka saja sok wanita bermartabat tapi ternyata seorang pel*cur. Apa kau tidak punya etika? Cepat pergi dari sini," Kemurkaan mengusir.
Dona berdiri dengan tangan membersihkan baju dengan mengibas-ngibaskan.
Besan hanya bisa diam. Selain shock dia tak ada kuasa untuk menghakimi anak orang.
"Tapi, Tante. Aku bisa jelaskan." Dona masih ingin mengajak berbicara.
"Cih, mau jelaskan apa lagi? Cepat pergi dari sini?" Ibu Mila menarik Dona agar mengikuti langkahnya untuk segera pergi.
"Tapi ... tapi, Tante!" Tidak terima diusir.
"Jangan banyak omong kau ini. Sudah bikin masalah tapi masih saja banyak drama," sindir Ibu Mila.
Ryan masih gigih membujuk. Sedangkan Mila mulai tak kuasa menahan tangisan. Memegangi kepala yang mulai terasa berat. Tubuh semakin ditahan tapi malah lemas.
Bhuugh, suara tubuh Mila tiba-tiba sudah tergolek dilantai tanpa sadarkan diri.
"Mila ... Mila, bangun! Jangan buat aku takut begini," panggil Ryan.
Diangkat tubuhnya untuk dibaringkan di sofa.
"Ada apa ini, Ryan? Ada apa dengan Mila?" Mertua dan ibu kandung sudah berlari khawatir.
"Ini, Ma. Mila lemas."
*******
"Jam 23. 45 tadi malam, telah ditemukan sesosok tubuh yang sudah tak bernyawa lagi. Korban adalah seorang laki-laki pengusaha, yang telah meninggal didalam ruangan perusahaannya. Diduga korban dianiaya dulu sebelum ditikam dibagian perut, disebelah kanan. Belum ada perkembangan lebih lanjut, siapakah pelaku dan motif pembunuhan? Sekian dulu yang dapat kami sampaikan," ucap salah satu wartawan televisi lokal.
Sebuah police line berwarna kuning sudah terbentang, yaitu disepanjang ruangan perusahaan korban. Sebuah mayat ditemukan sudah tak bernyawa tertelungkup bersimbah darah merah segar milik korban, yang telah mengalir banyak dilantai.
Dugaan sementara dari penyidik, korban diduga dianiaya dulu, setelah itu baru ditikam dibagian perut sebelah kanan mengenai hati. Tubuh korban ditemukan banyak luka bekas pukulan di wajah, pelipis, serta bibirnya sedikit pecah yang sudah membiru.
Anjing pelacak pun tak lupa dikerahkan untuk mengendus siapakah pelaku, sebab ditempat kejadian tidak ada barang bukti sama sekali yang ditemukan.
Sungguh rapi pelaku melakukan pembunuhan, dan dugaan sementara oleh pihak kepolisian mungkin ini adalah pembunuhan berencana.
Dari keterangan para saksi petugas keamanan, yang terlebih dahulu menemukan korban. Para karyawan termasuk bosnya memang masih ada kerjaan yang membuat mereka lembur, tapi ketika mau menutup pintu perusahaan, lampu dalam ruangan bosnya masih menyala, dan akhirnya petugas itupun bergegas keruangan bosnya, dan menemukan sang bos sudah tergolek dalam kondisi berlumuran darah, sehingga dengan cepat melaporkan ke pihak kepolisian.
[Hallo buk, cepat ke kantor sekarang, suami ibu sekarang sudah meninggal]
Suara seorang perempuan sedang menelpon diseberang sana.
Mila gadis yang baik walaupun usianya masih muda tapi Mila belajar untuk menghargai dan menghormati suami belajar menjadi istri yang baik,tapi sayang karena hadirnya mantan suaminya Mila harus menelan kekecewaan karena ulah Ryan suaminya yang sedang bercumbu bersama mantannya, sungguh ironis sekali pasangan yang lagi hangatnya harus ada gangguan dari orang ketiga, semoga saja Mila bisa kuat menjalani kehidupannya kedepannya,dan tidak terganggu oleh kehadiran mantan Ryan,