Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 : belanja bareng
Sesuai ucapan Narendra tadi jika dirinya akan meminjam motor sang Oma, Naren meninggalkan motor milik nya dan membawa motor N*max milik Oma Ratih untuk mengantar sang istri ke pasar.
Tadinya Oma Ratih menyuruh mereka untuk memakai mobil saja, namun Ayuna langsung menolak sebab tidak enak dengan wanita paruh baya itu.
Sebelum sampai di pasar Naren lebih dulu mampir ke warung hj, atun untuk mengambil uang lebih dulu sebab uang di dalam dompet nya sudah menipis, entah untuk apa saja uang yang kemarin di ambil, padahal Naren tidak membeli apapun.
" Tunggu bentar !" Ujar Naren sambil turun dari motor, sementara Ayuna ia biarkan saja menunggu di motor.
Tidak lama kemudian Naren sudah kembali dan mereka pun melanjutkan perjalanan nya menuju pasar, Ayuna tidak bertanya untuk apa suaminya mampir ke warung Bu hj'atun sebab takut jika Naren menjadi keki lagi padanya.
Tidak lama mereka pun telah sampai di pasar tempat dimana kemarin Ayuna bekerja, namun tepat hari ini wanita itu sudah resmi menjadi pengangguran.
" Akang yakin mau ikut ke dalam ?" Tanya Ayuna sebab takut suaminya itu merasa risih dengan keramaian di dalam.
" Jangan bawel, lu udah nanya lebih dari 20 kali !" Ujar Narendra dengan sedikit ketus dan langsung berjalan lebih dulu meninggalkan Ayuna, padahal dirinya sama sekali tidak tau apa yang ingin di beli oleh istrinya itu.
Ayuna langsung menyusul langkah kaki sang suami, selain takut Naren nyasar Ayuna juga waspada sebab sedari tadi banyak pasang mata yang menatap lapar ke arah suaminya nya itu, terlebih lagi mba-mba tobrut yang sudah menatap ke arah Naren sejak mereka baru saja sampai tadi.
" Kita beli persabunan dulu ya kang !" Ujar ayuna sambil berbelok ke sebuah toko sembako yang kemarin menjadi tempatnya bekerja.
di sana Ayuna memilih barang apa saja yang ingin di beli sembari mengobrol sedikit dengan teman seperjuangan nya.
" Gua aja yang bayar !" Ujar Naren begitu Ayuna sudah selesai berbelanja dan akan membayar semuanya.
belum sempat Ayuna menyahut Narendra sudah lebih dulu menyerahkan 3 lembar uang berwarna merah kepada teman Ayuna yang bertugas menjaga kasir.
Setelah selesai membayar Ayuna pun mengajak Naren untuk membeli cabai dan kawan-kawan, sementara belanjaan mereka titip dahulu di sana sebab pasti akan repot jika di bawa-bawa.
" Beli sekalian banyak biar ga bolak-balik !" Ujar Naren begitu mereka tiba di tukang cabai dkk.
" cuma buat stok seminggu doang kang, kalo kebanyakan juga takut busuk atau layu nanti !" Sahut Ayuna tetapi tidak di gubris oleh Naren.
Ayuna pun langsung memilih cabai merah dan ia memutuskan untuk membeli setengah kilo, begitu juga dengan cabai rawit merah dan hijau, Ayuna juga membeli bawang merah dan bawang putih masing-masing setengah kilo,.tidak lupa juga tomat yang masih nampak segar-segar.
Lagi-lagi Naren yang membayar semua belanjaan itu sebelum Ayuna sempat mengeluarkan uang nya dari dalam tas.
" Kang biar Una aja yang bayar, kan kemarin akang udah kasih uang belanja nya sama Una !" Ujar ayuna mengajukan protes sebab merasa tidak enak dengan Naren.
" Ga usah bawel, uang yang kemarin lu simpen aja, nanti di rumah gua tambahin lagi !" Sahut Naren dengan begitu entengnya, namun tidak bagi Ayuna yang tidak terbiasa memegang uang banyak, yang kemarin saja belum habis sekarang malah mengatakan akan menambahkan nya lagi.
" Udah cepet mau beli apalagi habis ini ?" Tanya Naren setelah menerima barang belanjaan beserta uang kembalian nya.
" Beli ayam sama ikan !" Sahut Ayuna dan langsung di angguki oleh Naren, mereka pun akhirnya langsung menuju tempat yang menjual banyak berbagai macam jenis ikan.
" Akang mau ikan apa ?" Tanya Ayuna sambil melihat jejeran ikan di depan nya.
" Beli ikan kerapu aja, di bakar kaya nya enak !" Ujar Naren yang tumben sekali tidak menjawab dengan ketus.
Selain meminta ikan kerapu Naren juga meminta untuk membeli udang juga cumi, sedangkan Ayuna memilih untuk membeli ikan kakap saja karna ia ingin membuat ikan asam manis.
setelah membeli berbagai macam ikan kini mereka menuju penjual ayam, di sana Ayuna mengambil 2 ekor ayam dengan ukuran besar, Ayuna juga membeli ati ampela dan juga ceker.
terakhir mereka membeli beberapa macam sayuran, kini di masing-masing tangan mereka sudah penuh dengan barang belanjaan, sebelum menuju tempat parkir mereka lebih dulu mengambil belanjaan di toko sembako.
" Una boleh jajan dulu ga kang ?" Tanya Ayuna begitu mereka telah selesai menata barang di motor, beruntung Naren membawa motor N*max yang kapasitasnya lebih besar sehingga ia bisa membawa banyak barang.
Ini pertama kalinya naren menemani seseorang belajar, di pasar pula dengan membawa motor, tapi entah kenapa Naren senang melakukan nya.
" Mau jajan apa ?" Ujar Naren balik bertanya pada Ayuna.
" mau beli bakso bakar, di sana !" Sahut Ayuna sambil menunjuk ke arah sepeda motor yang berhenti di pinggir jalan.
" Ya udah ayo !" Ajak Naren membuat Ayuna terdiam.
" Eh terus ini belanjaan nya gimana ?" Tanya Ayuna sambil menunjuk belanjaan mereka yang tergantung di motor.
" aman, ada tukang parkirnya ini tuh !" sahut Naren.
" Akang tunggu aja di sini, ga lama kok sebentar doang , ada ikan soalnya takut di makan kucing kalo ga di jagain !" Ujar ayuna dan akhirnya Naren pun menurut.
Ayuna tersenyum senang dan langsung menuju ke arah penjual bakso bakar, sedangkan Naren menunggu di motor dengan tatapan mata yang tak lepas memandang Ayuna.
Naren nampak mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaket nya, dirinya menghubungi Virza untuk menanyakan pasal keadaan bengkelnya.
Tidak lama Ayuna sudah kembali dengan satu kantong plastik berisi beberapa tusuk bakso bakar.
" Udah ?" Tanya Naren sambil memasukan kembali ponselnya ke salam saku.
" Udah, langsung pulang kan ?" Sahut Ayuna sambil mengangguk kecil, ke pasar kali ini terasa sangat berbeda, karna selain di temani oleh Naren dirinya juga bisa membeli apa yang di mau, sebab selama ini Ayuna lebih sering menahan keinginan nya untuk membeli sesuatu karna harus memikirkan uang sekolah kedua adiknya.
" ya udah ayo, ga ada yang mau di beli lagi kan ?" Tanya Naren dengan wajah datar, namun di mata Ayuna justru Naren terlihat lebih tampan dan jangan lupakan sikapnya yang cuek namun penuh perhatian.
" Engga kok kang, udah semua !" Jawab Ayuna langsung naik ke atas motor bagian belakang.
Dengan tubuhnya yang mungil tetap saja Ayuna sedikit kesusahan untuk menaiki motor nya walaupun ini motor metic namun body motornya cukup besar.
" Cebol !" gumam Naren saat Ayuna harus memegang tangan nya seperti biasa untuk menaiki motor.
Beruntung Ayuna tidak mendengar gumaman suaminya itu, kalau tidak sudah bisa di pastikan kalau Ayuna akan mengomel sepanjang jalan.
jangan lupa like, komen and vote ❤️❤️❤️❤️❤️
Thank you kesayangan 🥰🥰🥰🥰🥰
pasti Naren jg banyak masa lalunya ihhh ga cocok merek