Seorang gadis yang terlahir di malam istimewa (malam satu suro)di warisi sebuah khodam dari leluhurnya tepat di usianya yang ke tujuh belas. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mampukah gadis itu menjalani hari-hari nya dengan kemampuan yang baru dimilikinya...
Sinopsis yang sangat singkat ya,...tapi cukuplah buat yang baca jadi penasaran 🤭
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan alur cerita. Sebab cerita ini aku buat murni dari imajinasi ku sendiri alias karangan bebas. Jadi jika ada kesamaan itu merupakan suatu ketidak sengajaan🙏🏼
Soo... ikuti cerita ku, dan jangan lupa tinggalkan jejak jempol dan komentar ya☺️
Jangan lupa juga bintang lima jika cerita ku bisa bikin baper 😁🤭🙏🏼
Yuk dukung karya terbaru ku ...!
Selamat membaca ...! 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menolong Pandu
Angin berhembus pelan membawa rasa sejuk dan damai di hati yang masih menyimpan lara. Kerinduan terhadap orang-orang terkasih kini melebur dalam sebuah pelukan. Pertemuan pertama semenjak lahir ke dunia terasa begitu membuncah, rasanya tak ingin lagi ada kata perpisahan diantara mereka, namun Saras tak mungkin menyangkal takdir.
"Setelah ini kamu janji ya sayang, untuk tidak bersedih lagi. Kamu boleh rindukan kami tetapi jangan bersedih seperti ini !" Ucap Raina sambil membelai rambut panjang Saras penuh kasih
"Jalan mu kedepan nya mungkin tak akan mudah, anak ku... tetapi percaya dan yakin lah ada Tuhan yang akan selalu ada di setiap langkah mu. Jangan pernah tinggalkan sholat dan tetap pada keyakinan mu, insyaallah Allah permudah setiap urusan mu " Timpal Hilman yang menggenggam tangan Saras
"Terima kasih nasehat nya papa,.... kata-kata inilah yang aku inginkan dari papa..." Ucap Saras dengan mata berkaca-kaca,ia merasakan haru dihatinya.
"Iya nak,maafkan papa ya karena tidak bisa ada untuk mu "
"Maafin mama juga "Sambung Raina
"Saras juga minta maaf karena mengira kalau kalian tidak menyayangi ku,aku sayang mama sama papa " Saras memeluk kedua orangtuanya erat seakan tak ingin lagi terpisah kan.
"Iya sayang ,kami juga sangat menyayangi mu " Balas Raina
Para kuntilanak yang tadi hendak mengganggu Saras terdiam, mereka ikut terharu sampai menitikkan air mata.
"Huuuuhhuu.... aku jadi ingat orang tua ku... " Lirih kuntilanak rambut ungu sambil menghapus air matanya
"Iya, aku juga jadi merindukan orangtua aku " Sahut kuntilanak daster pink
"Aku juga sama, merindukan orang tua ku. Tapi masalah nya aku gak tahu siapa orangtua ku ... hiks.... " lirih kuntilanak kribo
Shroooottthhh....
Kuntilanak rambut ungu dan kribo membersihkan ingus mereka dengan ujung daster kuntilanak daster pink.
"Heyy...apa yang kalian lakukan ?!" Pekik kuntilanak daster pink terkejut juga jijik
***
Jam sekolah akhirnya berakhir, Airin , Audi, Claudia, Tio, Dimas , dan Evan sudah siap untuk pergi ke rumah Saras. Mereka menggunakan mobil Evan yang muat untuk mereka. Evan yang pembawaan nya selalu tenang mulai melajukan mobil nya.
"Kamu masih ingat jalannya kan ?" Tanya Evan pada Airin yang duduk di belakang nya. Evan menatap Airin dari spion kecil yang menggantung di atas nya.
"Iya,ingat kok. Nanti di pertigaan sana kita belok kiri " Jawab Airin yang membalas tatapan Evan dari kaca spion.
"Ok !" Sahut Evan
"Ngomong-ngomong mobil kamu luas banget ,ini ditambah Saras juga masih muat " Celetuk Claudia
"Ini bukan mobil punya aku kok,aku pinjam punya kakak aku" Ucap Evan dengan nada dingin
"Emang motor kamu kemana? Tumben bawa mobil kakak kamu ?" Tanya Dimas yang duduk di samping nya
"Ada di garasi. Lagi pengen saja bawa mobil ke sekolah" Jawab Evan apa adanya. Padahal ia ada maksud lain membawa mobil ke sekolah.
Dimas menganggukkan kepalanya,lalu membuka ponselnya,ia kemudian tersenyum sendiri sambil memperhatikan layar ponselnya.
Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di depan rumah Saras. Rumah yang besar berlantai dua dengan halaman yang luas membuat mata mereka terpana. Mereka tak menyangka jika rumah Saras begitu besar dan mewah.
"Rumah nya gede banget,gaya dan arsitektur nya mirip gaya-gaya klasik tapi ini ada sentuhan modern nya. Keren !" Ucap Audi menatap takjub
"Ini...beneran rumah nya Saras ?" tanya Tio melirik Airin
Airin mengangguk,tetapi tatapan nya tertuju pada kamar di lantai dua. Ia melihat ada seseorang yang berdiri di depan jendela menatap ke arah nya.
"Kak Pandu ?" Gumam nya dengan kening berkerut
"Tapi kok sepi banget ?" Gumam Claudia pelan
"Iya ya,kesan nya malah jadi horor " Ucap Audi
"Sepertinya ada yang gak beres di rumah ini " Gumam Evan membatin
"Ya sudah,kalau gitu kita ketuk pintu nya !" seru Dimas yang tak sabar ingin bertemu dengan Saras
Mereka melangkah ke arah pintu yang tertutup. Tio mengetuk pintu dengan hati-hati.
Tuk tuk tuk
"Permisi ... Asalamualaikum....!" ucap nya
Tak lama pintu terbuka,seorang art berdiri di ambang pintu menatap para anak remaja yang datang, ketika matanya menatap Airin,art itu tersenyum.
"Eh,..non Airin sama teman-teman nya mau bertemu non Saras ya ...?" tanya nya ramah
"Iya bi. Saras nya ada gak ? Tadi kenapa Saras gak masuk sekolah ? Apa Saras sakit ?" tanya Airin
"Waduh ,nanya nya satu-satu non ! Bibi jadi bingung mau jawab yang mana dulu " Ucap art sambil menggaruk kepalanya
"Saras nya ada ?" Tanya Dimas
"Aduh,..non Saras nya sedang pergi. Oma dan tuan Alam juga sedang tak ada di rumah " Ucap bibi art meringis
"Kalau kakak nya Saras ada kan ?" Celetuk Audi
Bibi art dan Airin sontak saling pandang. Bibi art nampak bingung menjawabnya,sedangkan Airin tak mungkin memberi tahu kondisi Pandu.
"Audi ih ,kamu jangan centil gitu deh. Belum apa-apa udah nanya-nanya !" Seru Claudia
"Yee...biarin! Syirik aja !" Cebik Audi
"Kak Pandu masih belum bisa di temui ?" Tanya Airin sambil mengedipkan mata dan untungnya bibi art dapat mengerti kode dari Airin.
"Oh,...iya belum bisa. Tuan Pandu katanya gak mau diganggu, mungkin masih butuh waktu buat istirahat " ucap bibi art sedikit gugup
"Yaahh....gagal deh " gumam Audi pelan
"Tenang ,masih ada lain kali "Ucap Airin tersenyum
"Kalau begitu lebih baik kita pulang saja yuk ! Saras nya juga gak ada,mau ngapain kita di sini,nunggu Saras pulang juga kita gak tahu Saras pulang nya jam berapa " Ucap Airin kemudian
"Emang Saras pergi ke mana bi ?" Tanya Dimas
"Kapan pulang nya ?" sambung Tio
"Biasanya sih kalau ziarah non Saras pulangnya suka malam " Jawab bibi art keceplosan
"Ziarah ?" Tanya Tio,Dimas, Audi, Claudia,dan Airin hampir bersamaan.
Evan dari tadi hanya diam dengan mata yang terus menatap sekelilingnya.
"Emang ziarah nya kemana ? Kok sampai pulang malam ? Jauh kah ?" tanya Dimas
Bibi art nampak gelagapan,ia menyesal karena telah kelepasan berbicara.
Sementara itu,Saras harus berbesar hati ketika orang tua nya mulai berpamitan untuk kembali pergi. Meski berat tetapi Saras harus merelakan kepergian mereka.
"Jaga dirimu baik-baik ya, sampaikan salam kami pada kakak mu. Katakan padanya jika kami sangat menyayangi nya"Ucap Raina sambil mengusap kepala Saras
"Sekarang pulanglah ! Kakak mu butuh pertolongan mu " Ucap Hilman yang semakin memudar
Saras terkesiap ," Kenapa dengan kakak ?" Tanya Saras mendadak cemas
"Tidak apa-apa,hanya saja makhluk itu tidak akan membiarkan kakak mu keluar dari kamarnya. Bantu kakak mu,untuk terlepas dari belenggu makhluk itu " Ucap Raina sambil tersenyum
"K...kenapa harus aku ?" Tanya Saras
"Karena hanya kamu yang bisa melakukannya" Ucap Hilman
"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya nya dengan mata berkaca-kaca,sebab kedua orangtuanya semakin samar saja.
"Mintalah petunjuk dan pertolongan pada Allah,agar Allah permudah semuanya " Ucap Hilman lagi
"Selamat tinggal nak..." Setelah itu Raina dan Hilman pun menghilang tak berbekas
"Mama....papa...." lirih Saras dengan air mata yang sudah luruh.
"Terima kasih sudah datang menghiburku " Gumam nya sambil tersenyum kecil
Saras teringat dengan kakak nya,segera bergegas untuk pulang. Trio kuntilanak yang sedari tadi memperhatikan segera terbang mengikuti Saras. Akan tetapi seberkas cahaya putih keluar dari tubuh Saras segera menyambar ketiga kuntilanak itu.
"Huuaaa.....sakiiiitttt.....!" Jerit ketiga kuntilanak itu setelah terpental dan menyangkut di dahan pohon beringin yang kering tanpa daun.
Sementara itu, Airin,Audi, Claudia,Tio,Dimas,dan Evan sudah dalam perjalanan pulang.
"Rumah Saras ternyata besar banget ya,kebayang bersihin nya pasti capek banget. Mesti butuh berapa banyak art buat bersih-bersih " Celetuk Audi
"Setau aku di rumah Saras ada banyak art cuman aku gak tahu ada berapa banyak " Ucap Airin
"Pantas saja sih ,mengingat rumah itu begitu besar " Timpal Dimas
"Katanya Saras ziarah ya,apa mungkin ziarah ke makam orangtua nya ?" Tanya Audi
"Sepertinya iya " Ucap Airin
Dari tadi Evan yang tengah fokus mengemudi diam-diam melirik ke arah Airin. Seperti ada sesuatu yang ingin ditanyakan pria itu tetapi ia ragu.
Sementara itu,Saras baru saja tiba di rumah. Baru saja ia masuk ke dalam rumah,art datang dan memberi tahu jika teman-teman nya tadi datang.
" Mereka datang ?" Tanya Saras
"Iya,non. Sepertinya teman-teman non Saras khawatir karena tadi tidak masuk sekolah " ucap Bibi art
"Oh gitu ya bi. Ya sudah kalau gitu nanti aku hubungi teman-teman aku. Kak Pandu sudah makan siang belum bi ?"
"Sudah non,tadi den Pandu makan cukup banyak" Jawab bibi art apa adanya
"Alhamdulillah kalau gitu. Ya sudah bi,aku mau lihat kakak dulu" Gadis itu segera menuju kamar kakak nya.
Bibi art tersenyum menatap punggung Saras nanar,merasa kasihan dengan cucu majikan nya itu.
"Kasihan non Saras " Lirih nya
Saras sudah berada di depan pintu kamar kakak nya,saat hendak mengetuk pintu terdengar suara seseorang yang tengah mengobrol.
"Suara itu lagi " Gumam nya dalam hati rasa takut mulai menyeruak di hatinya.
Ia teringat dengan kata-kata orang tua nya tentang makhluk yang mengganggu kakak nya. Mendadak rasa takut nya pun hilang berubah menjadi rasa kesal dan amarah.
Dengan mengepalkan tangannya,Saras membuka pintu kamar itu dengan kasar.
Brakkk'
Saras terkejut ,tubuh nya membeku melihat makhluk tinggi besar hitam tengah berusaha merasuk ke dalam tubuh Pandu.
"APA YANG KAMU LAKUKAN !!!" teriak Saras reflek berlari lalu menarik sosok tinggi besar itu dengan kuat.
Bruughhh '
....
lanjut....