NovelToon NovelToon
Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Rahim Satu Miliar : Bukan Sekedar Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Kinamira

Di negara barat, menyewa rahim sudah menjadi hal lumrah dan sering didapatkan.
Yuliana adalah sosok ibu tunggal satu anak. Demi pengobatan sang anak, ia mendaftarkan diri sebagai ibu yang menyewa rahimnya, hingga ia dipilih oleh satu pasangan.
Dengan bantuan alat medis canggih, tanpa hubungan badan ia berhasil hamil.
Bagaimana, Yuliana menjalani kehamilan tersebut? Akankah pihak pasangan itu menyenangkan hatinya agar anak tumbuh baik, atau justru ia tertekan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinamira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Aku Cemburu?

Sean meneguk minuman anggur hasil fermentasi itu langsung dari botolnya. Perasaan frustasi memenuhi benaknya, membuatnya tidak tau harus dilampiaskan dalam bentuk apa.

"Kenapa jadi begini!" pekik Sean mengacak rambutnya frustasi.

Hatinya tidak bisa bohong jika ia terus mengucapkan nama Yuliana di sana. Apakah hatinya benar-benar sudah bercabang? Apakah hubungan yang dilakukan selama dua Minggu itu, menghadirkan sebuah cinta baru di dalam sana?

Sean menghela nafas kasar, ia meraih ponselnya mencoba menghubungi Clara. Jelas di sana panggilannya terhubung, namun Clara tidak mengangkat panggilannya membuatnya menggeram kesal.

"Clara!" teriaknya, dengan kesabaran yang telah habis, ia membanting ponselnya ke dinding, lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa kamu sulit sekali dihubungi sih?" gerutunya terus menarik dan memukul kepalanya sendiri. Untuk melampiaskan emosi, dan berharap bisa segera reda.

Sean kembali meraih botol anggur dan meneguknya dengan rakus. Kepalanya yang terasa berat, dan kondisinya yang mulai mabuk itu, tidak membuatnya berhenti untuk terus menikmati minuman itu.

Ia hanya ingin segera terlepas dari perasaan resah yang hadir tanpa keinginan.

"Anna, aku tidak mungkin mencintaimu. Tidak mungkin," racaunya mulai tidak sadarkan diri.

Sean mengangkat botol minumnya ingin kembali meneguk, namun ia yang sudah mabuk, kepalanya yang sudah berat, membuatnya tidak mampu memegang baik botol minum tersebut hingga jatuh begitu saja di lantai, dan airnya mengenai kakinya.

Sean tidak menggubrisnya, matanya terpejam lemas, ingin tidur, namun mulutnya terus meracau banyak hal.

"Anna, aku hanya mencintai istriku. Aku tidak mencintaimu sialan!"

"Jangan menganggu hatiku. Pergilah," gumamnya lirih semakin tidak terdengar.

"Anna, aku hanya menyukai tubuhmu, rasanya begitu berbeda dengan banyak wanita. Jadi, jangan berpikir aku akan mencintaimu," ucapnya kemudian diikuti kekehan kecilnya.

Perlahan tubuh Sean jatuh ke sofa. Setengah tubuhnya berbaring, dan setengahnya lagi terjulur ke lantai. Kepalanya yang berat, membuatnya perlahan melelapkan kesadarannya dari dunia untuk ditenangkan dalam mimpi.

***

Waktu bergulir jam 8 pagi sudah muncul. Alex yang tidak bisa menghubungi Sean mendatangi tempat tinggalnya.

"Tidak tau, dia belum muncul sama sekali," jawab Yuliana saat dirinya ditanya tentang keberadaan Sean.

"Hah?" Alex mengerutkan keningnya. "Bukannya kalian tidur bersama ya?" tanyanya.

Bibir Yuliana seketika cemberut, merasa malu dan kesal sendiri mengingat apa yang sudah terjadi padanya dan Sean sudah berakhir.

"Itu tidak. Setelah meniduriku, dia langsung ke kamarnya," jawab Yuliana dengan sedikit ketus dan rasa malas, membuat Alex memandangnya heran.

"Ah, ya sudahlah. Aku ke atas dulu," ucap Alex berusaha tidak peduli. Mengingat sebuah pekerjaan sudah menunggu mereka.

Baru saja sampai di lantai 4, saat lift terbuka aroma menyengat bau alkohol langsung menguar indra penciumannya.

"Kenapa lagi dia?" batinnya merasa itu bukanlah hal biasa.

Alex mengibaskan tangan, berusaha membiasakan hidungnya, sebelum ia berjalan mencari keberadaan Sean. Sampai di ruang santai, ia bisa melihat tubuh Sean yang terbaring di atas sofa.

"Dia mabuk separah ini?" gumamnya perlahan menyentuh Sean.

"Sean bangunlah!" Alex memberikan guncangan cukup kuat di tubuh Sean, namun Sean hanya menggeliat.

"Anna, jangan menggangguku," racaunya.

Bola mata Alex melebar, kepalanya menggeleng pelan, sedikit terkejut dengan nama yang disebutkan.

"Sean, ini aku. Ayo bangun," ucap Alex terus berusaha membangunkannya.

Akhirnya Sean menggeliat, membuka matanya, keningnya berkerut tajam melihat Alex di depannya. Pria itu kemudian bangkit perlahan, dan merasakan kepalanya yang teramat pusing.

Sean mengusap wajahnya berusaha mengumpulkan kesadaran, ia lalu melihat sekitar yang membuatnya mengingat kepingan kejadian semalam.

Pria itu menghela nafas pelan, menyandarkan tubuhnya yang remuk. "Jam berapa sekarang?" tanyanya.

"Jam 8, dan satu jam lagi kita harus ketemu klien," ucap Alex sembari bersedekap dada, menatap tegas pada Sean.

"Em," Sean berdehem, memijat pangkal hidungnya, beberapa saat.

"Siapkan pakaianku," pintanya yang dibalas anggukan ringan pria itu.

Sean menghela nafas pelan, perlahan bangkit melakukan peragaan pelan pada tubuhnya, guna menghilangkan rasa remuk di sana.

Ia lalu segera masuk ke kamar mandi. Sementara Alex memandangnya dengan penuh curiga. "Apa mereka bertengkar?" batinnya penasaran.

Tidak ingin penasaran lebih lama, ia memilih segera mencarikan pakaian untuk Sean, setelahnya kembali menemui Yuliana.

Mengetahui tempat berkeliarannya wanita itu hanyalah taman belakang, dapur dan ruang tengah, membuatnya tidak kesulitan untuk menemukannya.

Terlihat Anna yang duduk di sofa dengan kaki yang dinaikkan terlipat di atasnya, sembari memandang tv lebar yang memperlihatkan sebuah kartun di sana.

"Anna," sapa Alex tubuh tepat di sebelah Anna yang tengah menikmati buah semangka.

"Ya," tanggap Anna tanpa menoleh.

"Kamu dan Sean bertengkar?" tanya Alex tanpa basa-basi, tanpa ragu bertanya.

Sendok Yuliana yang berisi semangka, siap masuk ke mulutnya terhenti. Wanita itu menoleh, menatap serius pada Alex.

"Kenapa menanyakan begitu?" tanyanya dengan mata lebarnya yang tampak polos.

"Sean sedikit kacau, apa kalian bertengkar?" tanyanya penasaran.

Yuliana mengerjapkan mata, ia lalu dengan jujur menceritakan kejadian yang terjadi pada mereka, membuat Alex mengangguk paham.

Inilah yang disukai Alex pada Yuliana. Sikapnya yang jujur sopan sangatlah mustahil ditemukan pada banyak orang.

"Mungkin dia begitu, karena merindukan istrinya, dan merasa bersalah karena mengkhianatinya," tutur Yuliana merasa itulah yang terjadi pada Sean.

Alex mengedikkan bahu ragu, terlebih mengingat tadi, Sean menyebut nama Anna membuatnya semakin ragu akan itu.

"Jadi, kamu menyukai Sean?" tanyanya ingin memastikan lebih jelas.

Yuliana mengerjapkan mata beberapa saat, lalu mengedikkan bahu. "Aku tidak tau pasti. Lagi pula apa salah menumbuhkan rasa suka setelah hubungan panasku dengan Sean setiap malamnya?" tanya Yuliana meminta pendapat.

Alex menggelengkan kepalanya. "Jika itu hanya sekali, mungkin memang salah. Tapi, jika sering terjadi, itu tidak salah. Untuk wanita sepertimu, menyukai Sean setelah apa yang terjadi adalah hal wajar," jawab Alex dengan cepat tanpa ragu.

Mata Yuliana mengerjap dengan cepat. "Wanita sepertiku? Memangnya aku seperti apa?" tanyanya heran.

Alex mengulum senyum manis, tangannya terulur mengusap puncak kepala Yuliana. "Mungkin banyak wanita sepertimu di negaramu, tapi di sini sangat jarang, ada wanita yang menjaga dirinya sebelum menikah. Bukan hanya wanita sih, pria juga begitu. Termaksud aku, aku belum menikah tapi sudah puluhan wanita yang ku tidur," jawab Alex membuat Yuliana memandang dengan tajam, perlahan ia menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Alex membuat Alex tertawa.

"Jangan tertawa ya, itu tidak lucu. Tidur dengan Sean saja sudah membuatku merasa hina," tutur Yuliana menatap dengan penuh peringatan.

Alex mengulum senyum gemas. Tangannya terulur mengacak rambut Yuliana, membuat wanita itu segera menepisnya.

"Jangan menyentuhku!" sahutnya dengan tegas. "Alex, kalau boleh tau, kenapa belum menikah dan berapa usiamu?" tanya Yuliana dengan serius ingin tau.

"Hem?" Alex menaikkan sebelah alisnya, lalu tampak sedikit berpikir.

"Hm, usiaku sama seperti Sean 32 tahun. Aku akan menikah, jika wanita itu cukup baik. Karena aku punya prinsip, setelah menikah tidak tidur dengan wanita lain, makanya wanitaku pun harus begitu. Tapi, aku belum menemukannya," jawab Alex membuat Yuliana berdecak pelan.

Yuliana menggelengkan kepalanya pelan. "Usiaku baru 26 tahun, dan sudah punya anak 7 tahun. Malah bertemu dengan orang sepertimu. Haish, andaikan di negaraku, kamu sudah dicibir, usia segitu belum menikah," sahutnya sembari berdecak pelan berulang kali.

"Menikahlah Alex," lanjut Yuliana menepuk pelan bahu Alex.

Alex memangku wajahnya menatap Yuliana yang tampak sangat menggemaskan di matanya. "Anna kamu sangat manis. Biarkan aku menciummu sekali saja," pintanya dengan mudahnya mengatakan itu. Sontak membuat Yuliana melototinya.

Sean yang mendengar dan melihat kedekatan keduanya kembali merasakan panas, dan rasa tidak terima yang begitu menyiksa hatinya. Tangannya mengepal, dan bola matanya menajam menatap keduanya.

"Kenapa aku tidak terima ini? Apa aku cemburu?" batin Sean kini mencoba memahami hatinya sendiri.

1
Hana Agustina
ditunggu upnya thor...
Dwi Tugas L N
lanjut kak
Dwi Tugas L N
👍
Azli Jailani
mksh Thor up nya
Azli Jailani
lanjut Thor
GRL VJAESUKE
lanjut
Azli Jailani
lanjut seru
GRL VJAESUKE
lanjut
Azli Jailani
makin seru Thor
up yg bnyk y Thor
GRL VJAESUKE
please lanjut, seru
Azli Jailani
lanjut Thor lama lama BS jatuh cinta Sean SM ana
Kinara: Ah masa sih ...
Terus pantengin ya
total 1 replies
Yajaira Gaona
Bikin terhanyut. 🌟
Shogo Makishima
Wajib dibaca!
Kinara: Terima kasih sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!