Dua orang remaja yang bertemu di bangku SMA, pertemanan menyatukan keduanya kemudian naik level menjadi jatuh cinta.
Banyak rintangan yang harus di lewati untuk mencapai kata BERSAMA, hingga salah satu dari mereka dipaksa untuk pergi.
Apakah perjuangan cinta mereka akan berakhir indah layaknya senja dan langit biru? Mau menjadi saksi perjuangan cinta mereka?
Baca disini‼️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16: Beban
Denika masih menatap Akia yang masih terus tertawa karena leluconnya sendiri.
"Eh Cika kemana sih, katanya mau beli minum udah setengah jam kok belum balik ya." Kata Akia melihat ke sekeliling.
"Iya, mau dicari?." Kata Denika dan dibalas anggukan oleh Akia.
Denika lalu bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Akia, Akia menerima uluran tangan Denika.
Keduanya berjalan berdampingan, sambil berusaha mencari Cika dan Antony yang tidak kelihatan sedari tadi.
"Cika." Panggil Akia.
"Ton, Antony?." Panggil Denika.
Cika yang sedang duduk santai dibawah pohon kelapa terkejut mendengar panggilan Akia dan Denika.
"Eh Akia sama Denika, ayo bangun." Kata Cika membangunkan Antony yang tampak tertidur pulas.
"Apa sih Cik, lima menit lagi." Kata Antony.
"Itu ada Denika sama Akia ayo bangun." Kata Cika.
"Iya ka, kita disini." Kata Cika.
"Ayo ton bangun?" Kata Cika terus mengguncang tubuh Antony.
Antony segera bangun dari tidurnya. Cika dan Antony kemudian mendekat ke arah Denika dan Akia.
"Kemana aja kalian?." Kata Akia.
"Ee ini si Antony nih dari tadi di WC lama banget sumpah." Kata Cika menunjuk pada Antony yang sedang mengucek matanya yang buram akibat tertidur.
"Hah gue?." Kata Antony menunjuk dirinya sendiri Dnegan terkejut.
Cika memberikan kode supaya Antony menyesuaikan keadaan.
"Eh iya Ki, Ka. Gue sakit perut." Kata Antony memegang perutnya yang sedari tadi baik-baik saja.
"Gue pikir kalian udah pulang." Kata Denika.
"Itu kan yang lo harapan ka." Kata Antony cengengesan kemudian di sikut oleh Cika.
"Bisa diem ga." Kata Cika berbisik.
"Sorry." Balas Antony.
"Udah sore, pulang yuk." Kata Denika dan dibalas anggukan oleh semuanya.
"Kemasi barang masing-masing ya, gue tunggu di mobil." Kata Denika sambil pergi menjauh membawa tasnya.
Tanpa disadari Akia menatap Denika yang tampak menjauh.
"Bahkan Lo dari belakang aja sempurna ka."
"Suatu keburukan kalau sampai gue mau punya hubungan yang lebih sama Lo." Batin Akia.
"Udah Ki." Kata Cika melihat Akia yang tampak menatap punggung Denika.
Akia kemudian tersadar dari lamunannya dan tersenyum ke arah Cika.
"Nih tas Lo." Kata Cika menyerahkan tas pada Akia.
"Ayo udah kan." Kata Cika pada Akia.
Cika dan Akia berjalan berdampingan.
"Ki kalau emang sesuka itu sama Denika, ungkapin aja. Kalau nggak ada pergerakan nggak akan ada kemajuan." Kata Cika.
"Iya Cik, makasih sarannya." Kata Akia kemudian menggandeng tangan Cika.
"Udah." Kata Denika pada Akia dan dibalas anggukan oleh Akai dan Cika.
"Sini barangnya kalian naik aja, Antony udah di dalem." Kata Denika emaknya barang Cika dan Akia.
Akia dan Cika bergegas masuk ke dalam mobil sedangkan Denika masih menyusun barang teman-temannya di bagasi.
"Cepet banget Lo." Kata Cika pada Antony yang tampak sedang memainkan game di dalam mobil.
"Emang kalian lama." Kata Antony dengan nada mengejek
"Dih." kata Akia memasang wajah ketus.
Denika dan Pak Sapto kemudian masuk ke dalam mobil secara bersamaan.
"Semuanya udah kan?." Kata Denika sambil memasang sabuk pengaman.
"Aman ka." Kata Antony.
"Oke, pak ayo jalan." Kata Denika.
Pak Sapto kemudian melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah.
Dalam perjalanan semuanya sibuk ponsel mereka, tak ada pembicaraan sama sekali. Sepertinya bermain air tadi tampak menguras tenaga mereka.
"Den, udah sampai." Kata Pak Sapto.
Denika tampak mengangkat kepalanya.
"Ton udah sampe rumah lo nih." Kata Denika pada Antony yang sibuk bermain game di ponsel.
"Eh ton udah sampe rumah lo." Kata Akia menyenggol tubuh Antony.
"Eh iya iya." Kata Antony.
Antony segera keluar dari mobil dan mengambil barangnya di bagasi.
Denika membuka jendela mobil.
"Kata, Ki, Cika makasih ya hari ini." Kata Antony.
"Oke sama-sama." Kata Ketiganya kompak.
"Ehh ton tunggu titip salam buat Om sama tente ya." Kata Akia dan dibalas anggukan oleh Antony.
"Kalian hati-hati, byee." Kata Antony melambaikan tangan.
Setelah menurunkan Antony, Pak Sapto kembali melajukan mobilnya di jalan raya.
"Den, Aden mau di antar pulang dulu." Kata Pak Sapto pada Denika.
Denika lalu melihat ke tempat duduk bagian belakang dan melihat Akia dan Cika yang sudah tampak tertidur pulas.
"Jangan pak, panti asuhan aja dulu. Mereka kayaknya cape banget." Kata Denika berbisik.
"Oke Den siap." Kata Pak Sapto.
Denika tampak sesekali melihat ke arah kursi belakang memandang wajah Akia yang tampak tertidur pulas.
"Pas Tidur aja cakep." Kata Denika dalam hati.
Tetapi tanpa disadari ketika memandang wajah Akia, Denika tersenyum dan pak Sapto melihat itu.
"Aden suka sama neng Akia?." Kata Pak Sapto.
Perkataan Pak Sapto begitu mengejutkan Denika.
"Pak jangan Keras-keras nanti kalau kedengeran gimana?." Kata Denika berbisik.
Pak Sapto hanya tertawa melihat kelakuan tuannya itu.
"Kalau suka bilang aja den, nanti keburu di ambil yang lain loh, Neng Akia kan cantik pasti banyak yang suka." Kata Pak Sapto.
"Tapi pak, kalau Akia nggak suka sama saya gimana?." Kata Denika.
"Kalau belum dicoba akn nggak tau den." Kata Pak Sapto meyakinkan Denika.
Denika kemudian kembali melihat ke arah belakang dan menatap wajah Akia sekali lagi.
"Tapi Den, pikirkan konsekuensinya." Kata Pak Sapto.
"Aden kan sudah besar, sudah mengerti kondisi kehidupan Aden." Kata Pak Sapto.
Denial tentu sangat faham dengan perkataan pak Sapto yang dimaksud adalah keluarganya. Keluarga yang menjunjung hierarki.
"Den sudah Samapi." Kata Pak Sapto.
"Sebentar pak, saya bangunkan Akia sama Cika dulu." Kata Denika sambil melepas sabuk pengaman dan segera turun dari mobil.
Denika lalu membuka pintu bagian belakang dan mulai membangunkan Akia.
"Ki, kita udah sampai di panti." Kata Denika mengguncang pelan tubuh Akia.
"Eh iya Ka." Kata Akia sambil mengucek matanya yang terasa kabur.
"Cika ayo bangun, udah sampai di panti." Kata Akia membangunkan Cika disampingnya.
"Bentar lagi ka." Kata Cika tak mau membuka mata.
"Ayo Cik turun, nggak enak sama Denika." Kata Akia.
"Iya iya Ki." Kata Cika.
Keduanya segera turun dari mobil.
"Ini barang kamu sama Cika." Kata Denial menyerahkan dua tas pada Akia.
"Makasih ya Ka, kami udah dianterin sampai panti." Kata Akia pada Denika.
"Gue duluan." Kata Cika masih setengah sadar.
Cika berjalan menjauh dari Akia dan Denika dan tampak tersandung akibat kurang masih lelap dalam tidur.
"Eh." Kata Akia dari kejauhan.
Akia dan Denika tertawa melihat Cika terjatuh dan malah tertidur di tanah.
"Makasih sekali lagi ya Ka, sampai jumpa besok di sekolah." Kata Akia pada Denika.
"Okee." Kata Denika melambaikan tangan kemudian dibalas oleh Akai.
Akia tampak berjalan mendekat ke arah Cika dan menolong Cika bangun.
"Ayo Cik, jangan tidur disini." Kata Akia merangkul tubuh Cika.
Denika yang melihat Akia kesulitan segera mendekat.
"Biar aku bantu, aku bawa tasnya kamu rangkul Cika." Kata Denika meminta tas yang dibawa Akia.
Rasanya tidak sopan jika Denika yang merangkul Cika yang sedang terlelap tidur.
"Makasih banget ya Ka." Kata Aki lalu menyerahkan tas yang dibawanya tadi.
Keduanya berjalan beriringan dengan Akai yang merangkul tubuh Cika, Denika menjaga dari belakang takut Akia kehilangan keseimbangan dan terajatuh.
Setelah beberapa menit berjalan keduanya Samapi di depan asrama wanita.
"Maaf Ka, kamu nggak bisa masuk ini khusus buat cewek kamu tunggu sebentar disini ya, aku anterin Cika dulu." Kata Akia dan dibalas anggukan oleh Denika.
Denika memandang tempat disekitarnya memikirkan banyak hal, rasanya beban berat ada di punggung Denika melihat luasnya panti asuhan dibawah naungan kelurganya yang juga merupakan tempat tinggal Akia.
"Denika." Panggil Akia.
"Makasih ya hari ini, maaf kami selalu ngerepotin kamu." Kata Akia pada pria tampan di depannya.
"Sini tasnya." Kata Akia kemudian Denial memberikan dua tas tersebut.
"Sama-sama ki, kalian nggak merepotkan sam sekali kok." Kata Denika.
"Kalu git aku masuk dulu ya, maksih banget."
"Selamat malam Denika, semoga mimpi indah ya." Kata Akia tersenyum manis.
"Gue nggak akan bisa tidur malam ini, terlalu indah untuk dilupakan dalam tidur." Batin Denika melihat senyuman Aika dengan gigi gingsul nya.
Akia lalu melambaikan tangannya dan dibalas lambaian tangan oleh Denika.
Setelah Akia msuk Denika tampak meninggalkan asrama perempuan dan berjalan sambil menikmati malam yang dingin serasa menusuk tulang.
Denika berjalan pelan sambil sesekali tersenyum mengingat senyum Akia.
Bersambung,,,