Update rutin 1-5 Bab ... Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak di komentar...
Long Tian, seorang pendekar jenius yang lahir di Alam Dewa, membawa bakat dan kekuatan yang melampaui batas. Namun, kehebatannya justru menjadi kutukan. Dibenci dan ditakuti oleh para pendekar lainnya, ia dianggap ancaman yang tak bisa dibiarkan. Suatu hari, empat pendekar terkuat dari ranah yang sama bersatu untuk menghancurkannya. Dalam pertarungan epik, Long Tian harus menghadapi kekuatan gabungan yang mengancam nyawanya—apakah ia mampu bertahan, ataukah takdir Alam Dewa akan berubah selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Pagi yang biasanya tenang di Sekte Api Emas berubah menjadi penuh kekacauan. Langit di atas sekte memantulkan cahaya keemasan yang menyilaukan, hasil dari aktifnya formasi Perisai Emas Abadi. Kubah energi raksasa itu memancarkan aura perlindungan yang kuat, tetapi keberadaannya justru menimbulkan kegelisahan di antara para murid.
"Apa yang sedang terjadi?" bisik seorang murid tingkat dua dengan nada khawatir, matanya memandang langit yang kini diselimuti aura emas.
"Apakah kita akan diserang?" tanya yang lain, suaranya bergetar.
Kerumunan murid mulai berkumpul di alun-alun utama, bisik-bisik mereka semakin keras, berubah menjadi gumaman panik. Bahkan murid-murid senior yang biasanya tenang tampak gelisah. Suasana menjadi semakin tegang, hingga akhirnya Tetua Yan muncul di tengah lapangan utama, diikuti oleh beberapa tetua lainnya.
Dengan suara yang tegas namun menenangkan, Tetua Yan berbicara, "Dengar semua murid Sekte Api Emas! Perhatikan apa yang akan saya sampaikan."
Kerumunan langsung terdiam. Semua mata tertuju pada Tetua Yan, menunggu penjelasan.
"Formasi Perisai Emas Abadi telah diaktifkan sebagai langkah pencegahan. Kami telah menerima laporan bahwa Sekte Pedang Langit tengah melakukan aktivitas yang sangat mencurigakan. Mereka telah membeli banyak pil tingkat tinggi dan senjata spiritual dalam jumlah besar dalam waktu singkat."
Desas-desus kecil mulai terdengar lagi di antara para murid, tetapi Tetua Yan melanjutkan dengan suara lebih lantang. "Ini bukan waktu untuk panik! Aktifnya formasi ini adalah langkah untuk memastikan keselamatan kita semua. Namun, untuk berjaga-jaga, saya memerintahkan semua murid untuk tetap berada di dalam area sekte. Tidak ada yang diizinkan meninggalkan sekte tanpa izin!"
Beberapa murid saling pandang, tetapi salah satu murid tingkat tiga angkat bicara, "Tetua Yan, apakah ini berarti perang akan terjadi?"
Tetua Yan menatap murid itu sejenak sebelum menjawab. "Kami tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu ketenangan Sekte Api Emas. Namun, kita tidak bisa mengabaikan tanda-tanda ancaman. Oleh karena itu, saya minta kalian semua tetap waspada dan siapkan diri. Jika terjadi sesuatu, kalian harus siap melindungi sekte ini dengan sepenuh jiwa dan raga!"
Suasana berubah dari panik menjadi penuh tekad. Para murid yang sebelumnya gelisah kini mengangguk, memahami situasi genting yang sedang mereka hadapi.
Tetua Yan menambahkan, "Ingat, Sekte Api Emas adalah rumah kita. Selama kita bersatu, tidak ada yang bisa menggoyahkan fondasi sekte ini. Tetaplah di sini, fokus pada latihan kalian, dan serahkan sisanya pada para tetua."
Cahaya keemasan dari formasi masih memancar dengan kokoh, seolah menjadi simbol pertahanan yang tak tergoyahkan. Para murid mulai bubar, kembali ke posisi masing-masing dengan semangat yang baru. Meski ketegangan masih terasa, kepercayaan pada para tetua dan formasi pertahanan memberikan rasa aman di hati mereka.
Di tengah semua ini, Long Tian memperhatikan dari kejauhan, matanya menyipit. Dalam hati, dia berkata, "Sekte Pedang Langit… Jika kalian benar-benar berniat menyerang, aku akan memastikan kalian membayar harga yang setimpal."
...
Sebulan pun berlalu... Dan pada hari itu, aula utama Sekte Api Emas dipenuhi oleh aura ketegangan yang luar biasa. Tetua Yan baru saja menerima kabar dari seorang informan yang bergegas ke sekte dengan wajah pucat dan napas terengah-engah.
"Tetua Yan… kabar penting!" seru informan itu dengan suara bergetar, lututnya hampir tak sanggup menopang tubuhnya.
Tetua Yan segera menghampiri, matanya tajam seperti elang. "Bicara cepat! Apa yang terjadi?"
Informan itu mengatur napasnya sebelum berkata, "Seluruh kekuatan Sekte Pedang Langit… mereka semua bergerak! Dua ribu murid, lima tetua sekte, dan… patriark mereka sendiri memimpin. Mereka sedang menuju ke kota Shengguang! Tujuan mereka jelas: Sekte Api Emas!"
Kabar ini seperti petir yang menyambar. Tetua Yan terdiam sejenak, lalu suaranya meledak, "Apa kau yakin dengan informasi ini?!"
"Ya, Tetua! Saya melihat mereka sendiri dari kejauhan. Bendera Sekte Pedang Langit dikibarkan, dan mereka bergerak seperti pasukan perang. Mereka tidak menyembunyikan niat mereka sedikit pun!"
Tetua Yan segera memberi perintah, "Cepat! Panggil semua tetua untuk berkumpul di aula utama sekarang juga! Dan kau," katanya sambil menatap informan itu, "Pastikan mata-mata kita terus memantau pergerakan mereka. Jika ada perubahan, laporkan secepatnya!"
Informan itu mengangguk dan segera pergi, meninggalkan Tetua Yan yang kini tampak sangat serius. Dalam hati, dia bergumam, "Ini bukan lagi sekadar ancaman. Ini perang."
Di Aula Utama Sekte Api Emas
Para tetua berkumpul dengan cepat. Patriark Sekte Api Emas, seorang pria berwibawa dengan rambut panjang berwarna perak, duduk di kursi utama dengan ekspresi tenang namun penuh otoritas. Dia menatap Tetua Yan yang melaporkan situasi dengan detail.
"Patriark, mereka membawa kekuatan penuh: dua ribu murid, lima tetua, dan patriark mereka sendiri. Jumlah mereka dua kali lipat lebih banyak dari kekuatan kita. Jika mereka menyerang, kita akan menghadapi pertempuran yang sangat sulit."
Salah satu tetua, Tetua Li, berbicara dengan nada khawatir. "Mereka jelas sudah mempersiapkan ini sejak lama. Pembelian pil tingkat tinggi dan senjata spiritual beberapa bulan terakhir hanyalah awal. Mereka ingin menghancurkan kita dan merebut semua yang kita miliki."
Patriark Sekte Api Emas mengangguk pelan. "Ini sudah jelas. Sekte Pedang Langit tak lagi menyembunyikan niat mereka. Mereka mengincar kekayaan kita, termasuk Pedang Naga Emas, kitab formasi tingkat tinggi dan juga Pagoda Api Jiwa."
Tetua Yan berdiri dan berkata dengan tegas, "Kita tidak punya pilihan selain bersiap untuk melawan. Formasi Perisai Emas Abadi sudah aktif, tapi itu hanya bertahan untuk waktu tertentu jika menghadapi serangan skala besar. Kita harus mempersiapkan semua murid dan memperkuat pertahanan di setiap sudut sekte."
Patriark mengangguk setuju. "Tetua Yan, atur semua murid tingkat tiga untuk memperkuat formasi. Tetua Li, pastikan semua murid tingkat dua bersiap di garis pertahanan luar. Dan untuk murid inti, mereka akan berada di garis tengah, siap menghadapi serangan langsung jika diperlukan."
Tetua Li bertanya, "Bagaimana dengan Long Tian, Patriark? Apa dia akan ikut bertempur?"
Patriark terdiam sejenak sebelum menjawab, "Dia adalah salah satu kartu as kita. Long Tian akan berada di barisan utama, tapi hanya jika situasi benar-benar memerlukan. Aku yakin dia mampu menghadapi ancaman terbesar sekalipun."
Semua tetua mengangguk setuju, meskipun rasa cemas masih menyelimuti mereka.
Patriark kemudian berdiri, aura kekuatan memancar dari tubuhnya. Dengan suara tegas, dia berkata, "Sekte Api Emas tidak akan tunduk pada siapa pun! Jika Sekte Pedang Langit ingin perang, maka kita akan menyambut mereka dengan perlawanan yang tak akan pernah mereka lupakan."
Aula dipenuhi oleh suara seruan semangat dari para tetua. Mereka tahu, perang ini akan menjadi pertempuran hidup dan mati, bukan hanya untuk sekte mereka, tetapi juga untuk kehormatan mereka sebagai pendekar.
🤭🤭🤭🤭