NovelToon NovelToon
Traditional Marriage

Traditional Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Berbaikan / Pelakor jahat
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumi

Namaku Melody Bimantara, umurku baru dua puluh dua tahun, tapi sudah menjadi Manager sebuah hotel bintang lima milik keluarga.
Yang membuat aku sedih dan hampa adalah tuntutan orang tua yang memaksa aku mencari lelaki yang bisa dinikahi.
Kemana aku harus mencari laki-laki yang baik, setia dan mencintaiku? sedangkan para lelaki akan mundur jika aku bilang mereka harus "nyentana"..
Tolonglah aku apa yang harus aku perbuat??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERSANDING

Mereka menyuruh aku turun dari mobil. Aku melihat kekecewaan yang tergambar dari wajah ibu-ibu yang menyambutku. Perasaan tidak enak menggelayut dihati, namun aku berusaha tenang, tersenyum ramah walaupun tidak ada keramahan dari keluarga Arunakha.

Yang membuat aku dongkol Arunakha pergi begitu saja, meninggalkan ku di depan ibu dan keluarganya. Dia Tidak punya niat untuk memperkenalkan ku kepada  keluarganya. Mungkin dia juga merasa kecewa, terpaksa menerimaku. Padahal dia yang perlu menikahiku. 

"Siapa yang diajak Arunakha, aku jadi ilfil. Seperti pengemis jalanan."

Tiba-tiba aku mendengar suara keras dari dalam. Dadaku terasa sesak mendengar hinaan itu.

"Nona Belinda kabur, daripada malu kita harus bersyukur ada yang mau menggantikannya."

"Tapi tidak segitunya juga banyak gadis yang bisa disewa."

"Dosa apa yang diperbuat oleh bu Ajeng sehingga dapat menantu miskin."

Seorang ibu berbisik kepada temannya. Aku merasa dongkol di omongin. Dasar ibu-ibu tukang gosip, mau gimana lagi sudah terlanjur.

"Lebih baik menyewa wanita pe es.ka daripada pemulung, lihat saja bajunya, lusuh."

"Pasti nona Belinda tertawa melihat calon istri tuan Arunakha. Seperti langit dan bumi. Mana kurus kering lagi."

"Dibatalkan saja bu Ajeng, malu." 

Tiba-tiba ada usulan dari seorang ibu gendut. Bu Ajeng sempat goyah. Dia menatap ku lekat-lekat. Akhirnya dia menggeleng.

"Pendeta sudah menunggu, kita tidak bisa berkelit. Yang penting keluarga tidak malu, itu tujuan utama. Sudahlah...." ucap Diah, adik dari Arunakha.

Mereka akhirnya terpaksa setuju, jelas terlihat ada rasa kecewa yang dalam. Aku tidak peduli semua itu, tetap  menuruti perintah orang-orang yang menyiapkan diriku.

Karena sudah terlambat mereka tidak banyak cingcong untuk meriasku. MUA melanjutkan merias wajahku dan hasilnya membuat mereka ternganga.

Hanya kesan pertama yang membuat penilaian orang nol. Mereka tidak salah menilai karena penampilan ku sangat sederhana. Memakai daster dan sendal jepit.

Selesai dirias wajah ku manglingi, cantik dan anggun sampai Arunakha terus menatapku. Aku bangga banyak tamu yang mengagumi.

Sayang badanku kurus, mungkin kalau lebih berisi, aku pasti terlihat sexy. Akad nikah ini terasa mimpi. Bagaimana ini bisa terjadi, masalahnya aku orang kaya dan berkasta tinggi. Kalau orang tuaku tau bagaimana reaksinya?

Biasanya akad nikah untuk kasta seperti ku, di gelar lebih mewah dan sakral. Tidak apa-apa, semoga tidak ada orang yang mengenal ku. Aku cuma mengikuti arus, dan menunggu tiga bulan untuk menagih janji kepada Arunakha.

Telingaku terus mendengar kasak kusuk yang meremehkan ku. Aku tidak menyalahkan keluarga dan para tamu undangan.

Mungkin mereka semua sock melihat aku yang menggantikan Belinda. Para tamu undangan mulai membandingkan aku dengan Belinda, pacar Arunikha.

Mereka pasti membicarakan Belinda yang selevel dan kaya. Apa-apa di nilai dengan uang dan barang branded. Begitu halnya dengan mertuaku dan ipar, kentara sekali mereka tampak kecewa menerimaku yang tidak membawa apa-apa.

"Cantik sih cantik tapi miskin. Tidak level dengan kita. Apalagi dengan Belinda pacarnya kakak ku."

"Dimana sih kakakmu dapat pemulung, aku yakin dia mata duitan. Hati-hati kalau menyimpan dompet atau barang berharga lainnya."

Selintas aku mendengar percakapan adik iparku dengan temannya. Aku juga merasa ibunya Arunakha membatasi diri berbicara denganku. Dia sock mendapat menantu abal-abal sepertiku.

Selesai akad nikah yang mewah, aku masuk ke kamar pengantin yang dihias  dengan taburan bunga mawar.

Aku sering melihat di hotel, kamar Presidential suite ada pasangan berbulan madu dan kamarnya dihias seperti ini.

Hatiku tidak tersentuh sedikitpun atau mengagumi kamar ini, aku malah fokus dengan rambutku yang terasa gatal gara-gara tadi di isi mahkota yang sangat berat.

Suami abal-abalku dari tadi termenung lesu. Aku mengerti penderitaannya dan ingin tertawa saat wajahnya penuh air mata.

Aku bukanlah gadis melow yang lebay. Kalau sudah putus buat apa disesalkan, lebih baik fokus kepada tujuan hidup.

"Aku sangat gerah, ingin mandi, apakah aku ada baju untuk ganti?" tanyaku kepada Arunakha tanpa menoleh.

Dia tidak menjawab, tapi dia bangun dari sofa, keluar dari kamar.

Aku tetap berdiri, mataku menjelajahi kamar ini yang berukuran 8x8 meter persegi. Cukup mewah, tapi dibandingkan dengan kamarku jelas ini kalah.

Aku kaget ketika Arunakha datang bersama ibu Ajeng dan adiknya Diah.

"Ini lima daster, semoga cukup ditubuhmu yang kerempeng." kata ibu melemparnya ke tempat tidur.

"Disini kamar mandinya mewah, semua otomatis, jangan sampai kamu salah memencet tombol." tambahnya lagi.

Aku tersenyum dalam hati, begini sifat orang kaya yang aku selamatkan dari rasa malu. Tahu gitu aku tidak mau menikah dengan Arunakha.

"Terimakasih bu." ucapku singkat.

"Kak, aku bongkar pernak pernik ini tidak ada gunanya, toh kak Belinda tidak ada." ucap Diah lalu mengangkat sprei putih itu dan membuang bunga mawarnya.

Arunakha diam saja, ia memilih duduk di sofa. Setelah selesai atraksi bongkar sprei, Diah lalu memperingatiku.

"Kak Melody, aku ingatkan. Kami ini orang berkasta, pakaian tidak boleh dicampur. Kalau makan pakai piring khusus yang sudah disiapkan di dapur."

"Baiklah..."

"Tugasmu menyiapkan keperluan kita semua. Disini kita menjadi supplier ke beberapa hotel, nanti kamu yang bersihin sayur dan ngepak barangnya."

"Maaf bu, ke hotel mana dikirim?" tanyaku ingin tahu. Siapa tau mereka mengirim ke hotelku.

"Kerjain saja tidak usah tanya, kamu mana ngerti masalah supplier. Jangan malas."

Ibu Ajeng dan Diah memberi banyak tugas  yang harus aku kerjakan. Ternyata aku lepas dari lubang buaya masuk ke sarang macan. Sedih rasanya. Tapi tidak masalah aku biasa kerja keras dan mandiri.

Untuk menjadi besar berawal dari hal kecil. Semua butuh proses. Kalau tekun pasti berhasil dan sukses.

Setelah capek memberi intruksi untuk esok hari mereka berdua pergi. Aku masuk ke kamar mandi.

Kayanya tidak seberapa, tapi sombongnya kebangetan. Banyak sekali ada orang begini.

Keluar dari kamar mandi aku tidak melihat Arunakha. Aku pun tidak peduli dan langsung merebahkan tubuhku di ranjang.

Teringat orang tua ku, mereka terlalu mengikuti adat istiadat sehingga aku pontang panting mencari lelaki yang mau aku nikahi. 

Air mataku bergulir jatuh. Aku merasa sesak memikirkan ini semua. Kapan aku bebas dengan aturan ini, memilih suami sesuka hati. Aku ingin jatuh cinta kepada seorang pria, yang mengajak aku menikah dan dibawa ke rumahnya. Seperti kedua kakak ku. 

Salahnya orang tuaku membangun Hotel, Villa serta penginapan di atas tanah warisan leluhur. Jika aku menikah keluar berarti yang berhak adalah sepupu ku. Karena paman punya dua anak laki-laki.

Apalagi kedua sepupuku tidak bekerja, dan semua warisannya sudah habis gara-gara tersangkut judi online.

Saking lelahnya menangis aku ketiduran. Ntah berapa lama aku tertidur ketika tubuhku merasa ada yang menindih.

*****

Aduhh....siapa yang menindih? 

1
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
kasih pelajaran sedikit aja dulu.. kalau uda di kasih masih gak takut / jera eA kasih yang berat. ok Mel..
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga aja Bu Fani tak berpihak kpd juli maupun papa nya melody
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
bisa aja tuh si juli yang menyebarkan nya atau Bryan kan dia diajak sama papamu pas km bercerita
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
kalo udah gini, mw nuntut siapa yaa.Mungkin hanya Tuhan tmp utk mengadu
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Tunggu pembalasan melody, sekarang kamu masih bisa tenang Julianty, bisa menghabiskan uang ayah nya melody, sekretaris kok kerja nya di ruang bos
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
aihhhh genderuwo apa leak ayumi.....?????
sukses selalu ceritamu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
sungguh tega masa anak sendiri di tampar&lebih membela si juli.
tunggu karma mu kalian berdua !!😤
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
bukan sibuk di pekerjaan tapi sibuk nemenin km doang juli,,
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
mungkin perlu dipasang cctv... di hotel itu. Buat bukti perselingkuhan mereka
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Akhirnya terbongkar sudah perselingkuhan Julianti dan Papa nya Melody, apa dia bilang merawat Papa dan Mama Melody yg benar saja mau merawat hartanya itu baru bener
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
kalau melody pergi dari sana takutnya Juni kesitu dan berbuat yg enggak² KPD mama nya melody!!!
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
saking takutnya dipecat dia gak mau cerita yg sbnrnya
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
pasti ada yg gak beres nih,,,
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
emang mau kalau seandainya JD menikah dngn Bryan pdhl kau Sendiri tau dia tuh lelaki yg suka dunia hiburan
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
wah² kalau sampai papa nya melody tau tentang dia dan Arun ada hubungan pasti deh akan kacau kedepan nya.
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
jngn² papa tau penyamaran melody selama ini
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
ngadi² tuh si Arun masa org sakit dikira hamil
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
sudah lah Gung jangan ganggu melody lagi itu kan udh masa lalu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
nih org ngeselin bngtt sih maunya mempermainkan melody
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
mau sampai kapan kau begini trs arun bisa nya ngancem sama melody !!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!