Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Promise
Salah satu ciri khas sianida adalah mengeluarkan aroma almond. Sudah pasti ada yang tidak beres dengan kue ini. Duchess ingin meracuninya? Mencoba membunuhnya? Tidak akan semudah itu.
"Aku menyuruh pelayan membuatkan ini untukmu. Ini tidak mengandung almond, jadi kamu bebas memakannya. Aku tidak memiliki anak, jadi aku menyayangimu seperti anakku sendiri..." Ucap Duchess, kembali menyodorkan kue rose cake.
Menghela napas, akan dianggap tidak sopan jika menolaknya."Untuk Duchess saja, anda seperti ibuku." Ucap Grisela.
"Grisela, tidak sopan menolak untuk memakannya bukan?" Tanya Duchess dengan ekspresi wajah yang berubah dingin.
Grisela terdiam sejenak, jika memakan ini sudah pasti dirinya akan mati. Tapi jika tidak posisinya akan sulit. Menghela napas mengambil dessert spoon.
Ketika hendak memakannya.
"Duchess dan Grisela berada disini? Selamat siang...ibu..." Entah darimana Killian tiba-tiba masuk, jemari tangannya gemetar. Ada rose cake di atas meja, wajah Killian pucat pasi, menunjukkan rasa ketakutan tersendiri.
"Killian, mau bergabung bersama kami?" Tanya Duchess penuh senyuman.
"Sebenarnya aku kemari untuk bertemu dengan Grisela---" Kalimat Killian disela.
"Sayang sekali kamu harus menunggu. Grisela ingin mencicipi rose cake yang ibu siapkan." Duchess tersenyum tenang menikmati teh di hadapannya.
Killian berjalan cepat, mengambil piring berisikan rose cake. Kemudian berucap pada ibu sambungnya."Maaf ibu, aku tidak sopan. Kami menghargai pemberian ibu. Tapi lebih baik kami menikmati bersama di kamarku saja. Karena ada hal darurat yang ingin aku bicarakan."
"Baiklah, tapi lain kali nikmati lebih banyak waktu dengan ibu. Kita dapat menikmati tea time bersama." Ucapnya pelan, penuh senyuman bagaikan ibu yang baik hati.
"Baik...ibu..." Killian menggenggam jemari tangan Grisela erat, menariknya pergi bagaikan ketakutan.
Tidak banyak yang diucapkan Grisela. Atau mungkin Killian sudah mengetahui dari awal.
***
Brug!
Pintu kamar tertutup, dikunci dari dalam oleh Killian. Anak laki-laki yang membuka pintu balkon, kemudian melemparkan rose cake sekuat tenaga. Ini adalah kamar Grisela yang terletak di lantai dua. Bukan kamar Killian yang terletak di lantai satu.
"Lain kali, jika Duchess memberikan makanan apapun padamu, jangan pernah menerimanya." Napas Killian terlihat tidak teratur kala mengucapkannya."Kamu tidak memakan apapun kan?" Tanyanya memegang jemari tangan Grisela.
Grisela menggeleng, dirinya memang tidak memakan apapun."Kenapa? Duchess begitu baik." Ucapnya berpura-pura tidak mengetahui apapun.
"Ke... kembali lah, tinggal di kediaman Count Nicolas. Ji...jika---" Kalimat Killian terhenti kala Grisela memeluknya.
"Ada apa? Kita akan bersama. Kamu tidak sendiri lagi." Grisela menepuk punggung Killian pelan. Perlahan tubuh anak laki-laki itu sedikit bergetar, membalas pelukan Grisela.
"Jika aku mati, tidak apa-apa...tapi dia ingin menyentuhmu..." Gumam Killian.
"Kita bersama sekarang, ceritakan padaku ya?" Pinta Grisela melepaskan pelukannya, kemudian menghapus air mata Killian.
***
Dua orang anak yang duduk di tepi tempat tidur. Killian masih tertunduk diam, bibirnya mungkin kelu untuk berucap.
Tapi.
"Aku akan bicara pada ayah. Kamu harus kembali ke wilayah Count Nicolas." Ucapnya mengulangi perkataan sebelumnya.
"Killian kita teman kan? Teman yang sudah menikah. Jadi katakan... kalau tidak aku tidak mau bicara lagi denganmu." Geram Grisela, memasang raut wajah ngambek yang benar-benar terlihat menggemaskan.
Pada akhirnya Killian menghela napas."Duchess Matilda Frederick, dia berasal dari keluarga bawahan yang mengabdi pada keluarga Duke Fredrick turun temurun. Saat ibuku, Duchess sebelumnya meninggal dan aku mulai sering mengalami ledakan mana. Keluarga bawahan mendesak ayah untuk segera menikah, mengangkat Duchess baru. Karena tidak ingin garis keturunan putus, jika aku tiba-tiba meninggal."
"Kamu akan sehat. Jika dapat mengendalikan mana ledakan mana tidak akan terjadi." Grisela memberi semangat, tersenyum senyuman yang bagaikan penghiburan bagi Killian. Mengingat dari usia 4 tahun, dirinya hanya dapat melihat anak-anak lain yang sehat bermain di luar sana.
"Duchess saat ini, tidak memiliki keturunan karena ayah. Ayah tidak ingin ada yang menggantikan posisiku. Karena itu aku hanya penghalang bagi Duchess. Ka... karena itu jika aku mati, bukankah lebih baik?" Tanya Killian padanya.
Grisela hanya terdiam, mendengarkan Killian melanjutkan kata-katanya.
"Duchess tidak dapat membunuhku secara langsung. Belakangan aku tau, dalam bubuk teh yang sering aku konsumsi, ditambahkan sedikit daun peri." Ucap Killian, hal yang membuat Grisela menoleh padanya.
Tidak banyak buku yang dibacanya. Tapi belakangan ini Grisela memang sering membaca buku yang berkaitan dengan penyakit Killian.
"Daun peri, bukannya itu---" Kalimat Grisela disela.
"Benar, itu baik untuk penyembuhan seperti kekuatan suci. Tapi jika bereaksi pada inti tubuh penyihir yang memiliki mana. Mananya tidak akan stabil, mungkin akan memperpendek usiaku." Ucap Killian masih dapat tersenyum. Pantas saja, kekuatan suci pada luar tubuh, maupun obat-obatan tidak memberikan terlalu banyak dampak.
Grisela menghela napas, segalanya terjawab sudah.
"Jika aku tidak ada, ayahku akan bersedia menyentuh Duchess, untuk memiliki penerus yang baru. Aku sudah lelah untuk hidup. Karena itu aku tetap meminum teh tanpa tau apapun." Killian tertunduk.
"Rose cake, Duchess bilang kamu menyukainya." Grisela mengerutkan keningnya.
"Itulah caranya membunuh pengasuhku." Jawaban dari Killian, memegang jemari tangan Grisela. Tangannya terlihat gemetar ketakutan."Kamu harus kembali ke wilayah Count Nicolas." Pintanya.
"Yakin ingin aku kembali? Nanti tidak ada yang dapat bermain denganmu. Aku sudah janji saat kita ke selatan akan berbaring di atas rumput, bukan di atas salju." Grisela tersenyum mengusap pucuk kepala Killian.
"Jangan pergi dari dukedom (wilayah kekuasaan Duke). Tidak! Pergi saja..." Ucap Killian plin-plan, disinilah benar-benar terlihat bagaimana anak berusia 9 tahun.
Grisela menipiskan bibir menahan tawanya."Aku kuat! Pintar dan mandiri, kita harus saling melindungi! Aku janji akan berhati-hati, begitu juga dengan Killian. Berhentilah meminum teh yang diberikan Duchess. Jika Killian sembuh, kita akan pergi ke selatan. Berjalan-jalan di ibukota."
"A...aku." Killian tertunduk.
"Killian ingin hidup di waktu yang lama bersamaku bukan? Karena itu cepatlah sembuh! Kita dapat menghadiri pesta dansa di istana suatu hari nanti." Ucap Grisela bersungguh-sungguh ingin menghibur anak ini.
Tapi benar bukan? Dimata Grisela, Killian hanya anak laki-laki kecil yang malang. Tidak mengetahui bagaimana anak ini akan tumbuh 12 tahun lagi, menjadi pria berbahaya.
"Janji?" Tanya Killian, menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji!" Grisela tersenyum, mengaitkan jari kelingking, kemudian membuat stempel dengan menempelkan ibu jari mereka.
"Siapa budak yang kamu temui di taman?" Tanya Killian masih tersenyum. Setidaknya masih...
"Oh itu! Dia budak yang bekerja di kandang kuda. Dia tampan, baik, pekerja keras, juga pintar, satu lagi aku yakin saat dewasa nanti dia akan menjadi kuat, mungkin penyihir yang hebat atau kesatria. Karena itu aku ingin membebaskan kontrak budaknya, kemudian mensponsori nya sebagai kesatria pelindungku." Ucap Grisela mengucapkan rencananya tanpa filter sama sekali. Tapi jika budak itu menjadi pelindungnya, dirinya mungkin dapat mengingkari takdir kematian bukan?
"Kamu menyukainya karena dia tampan, baik, pekerja keras, pintar...kamu menyukai pria yang..." Killian terdiam sejenak, berusaha tersenyum mengepalkan tangannya."Kepalaku sakit." Anak laki-laki yang berbohong kemudian berbaring di atas tempat tidur.
"Apanya yang sakit? Aku panggilkan dokter keluarga ya? Jika..." Kalimat Grisela disela.
"Sakitnya akan hilang jika kamu memegang tanganku, sambil berbaring." Killian tersenyum, menarik Grisela untuk berbaring. Anak laki-laki yang tertidur dengan cepat, ada orang yang ada untuknya. Grisela adalah miliknya.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian