NovelToon NovelToon
Wanita Simpanan Bos

Wanita Simpanan Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh / Pelakor / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:73.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Jayanti

Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.

Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.

Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?

***

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Reynald, Silvia beserta Linda menunggu Ambar selesai di operasi. Ketiganya menanti cemas. Tak lupa Reynald menyuruh Romi untuk menemani Yasmin dulu di rumah.

Melihat Reynald tidak bisa diam, Silvia mendekatinya.

"Rey, kenapa kamu menghindariku? Sebenci itukah kamu padaku?" tanya Silvia ketika duduk di samping Reynald.

"Aku tidak harus menjawabnya, jika kamu berpikir kamu akan mendapatkan jawabannya sendiri."

Silvia tertawa lepas.

"Sepertinya maduku itu banyak mencuci otakmu ya, dia bukan hanya murahan tapi penggoda liar sampai hamil."

"Jaga mulutmu! Dia lebih baik darimu, Silvia!" tegas Reynald hingga membuat Silvia mendengus.

"Dia tidak akan lebih baik dariku!" balas Silvia tak mau kalah.

"Ck, andaikan bukan kamu yang menolong ibuku saat kritis dulu. Mungkin aku bisa dengan mudah menceraikanmu. Semuanya hanya balas budi, ingat.. balas budi. Jika ibu sudah sembuh, aku pastikan kamu tidak akan bisa ada di keluargaku lagi!" Reynald tak bisa menahan dirinya untuk berlama-lama di dekat Silvia. Wanita itu bisanya hanya memancing emosinya saja.

'Tidak akan semudah itu, Reynald. Jika kamu tahu apa yang menyebabkan ibumu terkena serangan jantung, ibumu tidak akan pernah merestui pernikahan kalian!'

"Ya, mungkin saja kamu benar. Aku memang selalu salah di matamu. Aku memang tidak ada harganya, dan aku,-"

"Iya, Sayang. Maaf aku baru mengabarimu, ibu sedang di operasi sekarang. Mungkin aku tidak pulang, kamu tidak apa-apa kan?"

Silvia berdecak kesal, Reynald malah melakukan panggilan telepon dan membiarkannya berbicara sendirian. Siapa lagi kalau bukan dengan Yasmin, raut wajah Reynald sangat berbeda sekali ketika berbicara dengan madunya tersebut. Senyum manis terukir di wajah Reynald, sesekali terdengar candaan terlontar dari mulutnya membuat Silvia bertambah panas.

"Kalau begitu kamu tidurlah, sekarang sudah larut sekali. Jangan sampai kelelahan, Sayang." Sengaja Reynald bicara lebih keras agar Silvia dapat mendengarnya.

Silvia pura-pura tak mendengarnya, dia pura-pura sibuk berbincang dengan Linda.

***

Tiga hari kemudian.

"Bagaimana keadaan Ibu sekarang?" tanya Reynald sambil memegang tangan Ambar.

"Ibu sudah agak baik, Nak," jawab Ambar dengan menganggukkan kepalanya.

"Syukurlah kalau Ibu baik-baik saja, semuanya berjalan lancar. Operasi ibu juga berjalan lancar. Jika Ibu sudah pulih total, Ibu akan segera pulang."

"Terima kasih, Nak. Kamu tidak pergi ke kantor?" tanya Ambar.

"Hari ini aku tidak ke kantor, aku akan menemani Ibu."

"Baguslah, ada sesuatu yang ingin Ibu bicarakan sama kamu." Tatap Ambar serius.

"Bu, dokter bilang Ibu jangan terlalu banyak pikiran macam-macam karena bisa mempengaruhi kesehatan Ibu. Nanti saja kita bicaranya setelah Ibu sembuh total, ya?"

"Ibu ingin bicara sekarang." Ambar memperhatikan sekeliling ruangan, hanya ada dia dan Reynald di sana.

Melihat gelagat ibunya yang tak biasa, Regan menuruti permintaan Ambar.

"Apa yang ingin Ibu bicarakan? Katakanlah," ucapnya.

"Ceraikan wanita itu! Dia wanita panggilan," ujar Ambar membuat Reynald kaget.

"Siapa yang mengatakan itu? Silvia?" tebak Reynald.

"Tidak penting tahu dari siapa, yang Ibu tahu wanita itu seorang wanita panggilan. Dan dia menyerahkan tubuhnya pada siapa saja demi uang.. siapa tahu janin yang di kandungnya bukan anakmu tapi anak para laki-laki hidung belang yang membayarnya."

"CUKUP! CUKUP, JANGAN KATAKAN APAPUN LAGI!" seru Reynald emosi. Ini yang tidak diinginkannya, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan masalah Yasmin saat Ambar sakit. Reynald takut emosinya tidak akan terkendali dan hanya membuat Ambar bertambah down.

"Hanya Silvia yang pantas untukmu, dia sudah menolong Ibu dulu. Jika tidak ada Silvia bagaimana nasib Ibu, kamu tahu bagaimana perasaan Ibu ketika ayahmu meninggal dan ketika Ibu mengalami kecelakaan ada Silvia datang sebagai penyelamat Ibu. Lima menit saja Ibu telat ditangani, maka nyawa Ibu sudah tentu melayang. Apa salah Ibu menginginkannya untuk tetap jadi istrimu," paparnya membuat Reynald jenuh.

Ini sudah kesekian kalinya Ambar selalu mengungkit pertolongan Silvia, dan berujung pada perjodohan keduanya.

***

"Nona, tuan Reynald berpesan Nona akan berangkat dengan saya ke kantor." Romi semalam menginap di rumahnya atas perintah suaminya. Sudah 3 malam Romi ikut berjaga di sana. Dan keduanya sekarang akan berangkat ke kantor bersama-sama setelah selesai sarapan.

"Makasih, Pak Romi." Yasmin mengucapkannya ketika Romi membukakan pintu mobil lalu menutupnya kembali.

Romi hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai jawabannya.

Di perjalanan, ponsel Yasmin berdering. Suaminya melakukan panggilan Video, ingin melihat wajah yang selalu dia rindukan setiap saat.

Yasmin tersenyum melihat suaminya melambaikan tangan menyapanya.

"Pagi, Mas?" sapa Yasmin membalas lambaian tangan dari Reynald.

"Pagi juga, Sayang. Kamu berangkat di temani Vino dulu ya. Hari ini aku tidak ke kantor, kasihan ibu di sini."

Yasmin lalu mengangguk, "Jangan khawatir, Mas. Aku sama pak Romi ko, Mas sudah sarapan?"

"Belum, baru mau. Bagaimana keadaanmu, ada yang kamu rasakan efek kehamilanmu?"

"Ada, Mas. Pagi-pagi perutku tidak nyaman dan aku mual-mual. Sekarangpun masih tidak nyaman," jawabnya.

"Kalau tidak nyaman kenapa memaksa berangkat, kamu kan bisa minta cuti. Biar aku beritahu Farah." Reynald terlihat kesal, istrinya sulit untuk dikasih tahu.

"Jangan, Mas. Tanggung sebentar lagi sampai. Bagaimana keadaan Ibu?"

"Ibu sudah lebih baik, mungkin baru tiga atau empat hari lagi baru akan diperbolehkan pulang."

Yasmin bernapas lega, "Syukurlah kalau sudah membaik, semoga cepat sembuh seperti sedia kala. Mas, sudah mau sampai di perempatan. Aku harus turun lebih dulu."

"Yasmin, dengarkan. Jalan kaki dari perempatan menuju kantor itu lumayan lelah. Coba kamu di sana naik ojek atau kamu ikut turun saja di basement. Tidak akan ada yang tahu, aku tidak mengijinkanmu jalan kaki. Ingat kamu sedang hamil!" Yasmin akan sulit membantah jika Reynald sudah memperingatkannya.

"Baiklah, jangan khawatir. Sampai jumpa lagi, Mas." Yasmin melambaikan tangannya berpamitan.

"Nona, lebih baik anda ikut sampai ke basement. Tidak akan ada yang melihatnya, anda jangan khawatir." Romi turut menyetujui ucapan Reynald

"Baiklah, Pak Romi. Saya turun saat situasi sepi, ya."

"Siap, Bu. Jangan cemas." Romi tersenyum lewat kaca spion depan.

Yasmin bisa bernapas lega, tidak ada orang lain yang tahu dia diantar naik mobil suaminya. Dan jangan sampai ada yang tahu.

***

Tiba-tiba Yasmin merasa tidak nyaman pada tenggorokannya. Dadanya terasa penuh dan rasa mual lebih mendominasinya. Beberapa kali dia ingin muntah. Namun, dia coba menahannya.

"Yas, kamu sakit? Kenapa wajahmu pucat?" tanya Sani saat Yasmin tiba di kubikelnya.

"Masa sih? Aku nggak apa-apa ko." Penasaran akan ucapan Sani, Yasmin mengambil cermin kecil di laci mejanya.

"Emang aku pucat ya?" tanyanya melihat wajahnya di pantulan cermin kecil tersebut.

"Yeh, kamu pucat itu." Dina ikut menimpali.

Yasmin kembali memegang dadanya lalu beralih pada tenggorokannya. Hingga akhirnya Yasmin merasa sangat ingin muntah dan tidak dapat ditahan-tahan lagi. Yasmin bergegas berlari menuju toilet yang berada di luar ruangan dan letaknya ada di ujung.

Anggota divisi yang lain melihat Yasmin dengan tatapan heran dan curiga. Termasuk Sani dan Dina.

"San, Yasmin muntah?" tanya Dina.

"Sepertinya begitu, ayo kita lihat," ajak Sani pada Dina.

Di toilet, Sani dan Dina melihat dan mendengar dengan mata kepalanya sendiri kalau Yasmin sedang muntah-muntah. Pikiran keduanya sudah melayang ke mana-mana, mengira Yasmin tengah hamil.

***

BERSAMBUNG...

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA JUGA YA... MAKASIH..

1
Asyatun 1
lanjut
Soraya
mampir thor
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
temen kantor
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mungkin menemui silvia ketika udah baik adalah jawabannya rom
Yasmin Natasya
terimakasih sudah up banyak thor... 🙏💕
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
lebih mawas diri lg yas
Lieyha NOemphank BekeNd
Luar biasa
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
jadilah egois yas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ini bentuk kamu kurang tegas menceraikan silvia, rey
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
masama thor
Siti Amyati
greged ma silviia ,ayo Ray bikin tu jalang lebih ngga bisa punya anak
muna aprilia
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ahh yakin bisa?
Sumitro Adji
yes oh yes
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
lebih baik jujur yas, timbang mereka berpikiran liar
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
anaknya saja ragu sama sakit ibunya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mungkin anda menyanyangi silvia seperti putrimu, bukan menantu
Zuka Saya
kok aq ngerasa Rey nya kurang tegas sih. kaloo Silvia uda pernah selingkuhi dia mah cerein aja masa bilang cere3 mulu g jadi2
Nayla Arshaka
jangan rey aku mohon .jgn di tanda tanganin... baca dlu.... jgn asal coret...
aku takut ni jebakan ...
jgn smpai kmu mnyesal.
dan taruhannya rumah tanggamu bersama Renata....
smga aja mama mu kena serangan betulan ... krna tau sifat Silvia seperti apa..
jgn ya Rey....baca dlu isi surat nya .kli aja jebakan bedmen ... hahahhah
Keysha Aurellie
wah Silvia berdrama dengan pura pura menangis , tetap waspada Rey
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!