" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Neta keluar ruangan Bu Angel ia langsung menuju meja kerjanya, ia sibuk membuka tas, membuka laci-laci meja, membuka-buka file didalam map, itu membuat Indri menjadi heran.
" Kenapa Net ? " tanya Indri
" Kak, liat name tag aku gak ? "
" Hah .. name tag ? Biasanya kan langsung kamu pake sebelum masuk ruangan " Indri kepada Neta.
" Nah itu Kak, seinget aku.. tadi di lift aku masukin ke saku celana dengan niat nanti aku pake disini, tapi kok sekarang gak ada ya ? " Neta panik.
" Hmm.. mungkin jatuh, coba deh kamu balik lagi ke lobby atau kamu susur deh di lift siapa tahu ada kan, biasanya sih kalau ada yang menemukan, suka disimpan di resepsionis " Indri menjelaskan.
" Oh iya..iya.. aku ke bawah dulu ya Kak " Neta sedikit berlari menuju lift.
" Jangan lari-lari Net " Indri sedikit berteriak.
Sofia dan Ramon heran melihat kegaduhan antara Indri dan Neta.
" Ada apa sih Ndri ? " tanya Ramon.
" Itu Neta, name tag nya gak tahu dimana, mungkin dia lupa " Indri menjelaskan.
" Ckk… ada-ada aja " Ramon ke Indri
" Hmm.. Neta.. maklum dia mungkin masih baru, masih muda juga " Sofia tersenyum lalu kembali ke tempat duduk nya.
" Eh itu map apa di meja Neta " tanya Ramon yang masih berdiri di meja Indri.
" Gak tahu deh, dari Bu Angel kali "
" Coba deh liat " Ramon ke Indri.
" Ih jangan.. gak sopan tahu " Indri ke Ramon.
Ramon masih penasaran ia langsung melihat sedikit cover map merah di meja kerja Neta.
" Kontrak Kerja Karyawan Tetap " Ramon membaca dengan teliti.
Indri memperhatikan Ramon.
" Ndri.. Neta udah tandatangan kontrak kerja karyawan tetap .. "
" Wah.. syukurlah.. Alhamdulillah.. akhirnya masa magang Neta udah selesai " Indri merasa senang
" Aku juga ikut seneng.. akhirnya " Ramon pun ikut berbahagia.
" Neta nya belum balik ya.. padahal mau ngucapin selamat nih " Ramon ke Indri.
" Iya.. jangan-jangan emang gak ketemu name tag nya " balas Indri.
***
Neta sedang berada di lobby, ia sudah berkeliling lobby, lalu mereka ulang saat ia tadi turun dari mobil menuju kantor.
Resepsionis dan beberapa satpam, ikut mencari name tag Neta namun hasil nihil, Neta sudah putus asa, ia sudah bolak balik naik turun lift dan menyusuri seluruh parkiran sampai lobby perusahaan.
" Gimana Mbak Neta ? " tanya Satpam.
" Gak ada Pak, duh gimana nasib aku " Neta putus asa.
" Coba inget-inget lagi deh, mungkin kamu lupa " Resepsionis yang bernama Nisa kepada Neta.
" Hmm.. aku udah putus asa banget ini, kemana ya.. " Neta sedih.
" Kalau pun benar-benar hilang, minta surat keterangan ke HRD nanti dibuatkan lagi kok, tapi ya.. pasti akan ada warning sih buat kamu " Nisa menjelaskan.
Diwaktu yang bersamaan Bu Angel turun ke lobby menghampiri Neta dan Nisa.
" Gimana Net, ketemu ? " tanya Bu Angel.
Neta hanya menggelengkan kepalanya.
" Duh.. Neta.. Pak Arman sudah telepon saya barusan kamu diminta segera ke ruangan nya "
" Gimana dong Bu .. " Neta memelas.
" Yaudah kita kembali dulu ke ruang HRD " Bu Angel berjalan diikuti oleh Neta.
" Terima kasih ya, Mbak Nisa, Pak satpam " Neta berlalu.
Sesampainya di ruangan HRD.
" Gimana ? " Tanya Indri.
" Gak ada Kak " Neta lesu
" Kok bisa hilang.. " Indri pun ikut khawatir.
Neta duduk di kursinya, Bu Angel kembali ke ruangannya.
Neta Masih terus mencari-cari name tag nya, siapa tahu name tag nya terselip di tas atau di map- map yang ada di meja kerja Neta.
Tidak lama ada seorang pria yang menghampiri meja kerja Neta. Ia tidak begitu menghiraukan karena yang ada dipikiran Neta hanya name tag nya.
Sofia yang mengetahui anak dari Bos nya sedang menghampiri meja Neta, Sofia diberikan kode oleh Dika agar tetap tenang dan tetap melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Indri dan Ramon bingung sendiri karena memang mereka berdua belum tahu jika pria yang menghampiri Neta adalah putra dari Bos nya.
" Ini kan yang kamu cari " Dika menyodorkan name tag bertuliskan Ganeta Nayanika.
Neta langsung mendongakkan wajahnya ke arah Dika.
" Hah.. Dika, kok kamu disini sih ? " Neta heran kenapa Dika ada dihadapannya sekarang.
Sofia sangat kaget melihat Neta berbicara seperti itu kepada Dika, semua orang di perusahaan ini sangat hormat kepada Dika karena Dika anak dari pemilik perusahaan MGM Grup, begitupun Ramon dan Indri mereka berpikir apakah Neta memang mengenali pria itu.
Dika hanya tersenyum mendengar ucapan Neta.
" Dan ini.. kok name tag aku kok ada di kamu ? Aku nyari-nyari ini dari tadi Dik, tp makasih ya.. Aku mau ke ruangan dulu Pak Presdir " dengan suara nyaring nya, Neta sudah tidak mempedulikan yang lain di ruangan itu, ia langsung berjalan menuju lift, tapi sebelum itu ia berbalik kembali ke arah Dika.
" Oya.. aku masih butuh penjelasan dari kamu ya, jangan kemana-mana " Neta masuk ke dalam lift yang sudah terbuka menuju lantai 14 dimana ruangan Presdir berada.
Setelah kepergian Neta, Dika pun ikut berlalu dari ruangan HRD. Indri, Sofia dan Ramon masih tidak mengerti dengan kejadian yang baru saja mereka alami tepat di depan mata mereka.
" Aku gak ngerti sumpah, sama kejadian hari ini, jadi Neta ini sebetulnya dia siapa ? " gumam Sofia.
" Apa lagi kita Kak, bener-bener gak ngerti " Indri dan Ramon saling berpandangan.
***
Dika kembali menuju lantai 14 ia berniat untuk pamit ke Ayah nya, namun karena ia tahu ada Neta di dalam ruangan Ayah nya, ia menunggu di sofa yang tersedia di dekat meja Tio.
Flashback On
Dika hari ini akan kembali menemui Ayah nya ke perusahaan, karena ia sedang bebas tugas ia bisa pagi-pagi ke perusahaan Ayah nya, semalam Pak Arman meminta Dika untuk ke perusahaan, ada beberapa yang ingin Pak Arman diskusikan kepada Dika.
Setelah sampai di perusahaan saat akan menaiki lift menuju ruangan Ayah nya ia melihat name tag tergeletak tepat di depan pintu lift karyawan, ia mengambil name tag itu, ia berniat akan ia simpan di resepsionis, namun setelah dibaca nama dan foto yang tertera di name tag tersebut, ia urungkan untuk disimpan di resepsionis, ia berniat untuk memberikannya langsung kepada sang pemilik name tag, karena ia sangat mengenali pemilik nametag itu.
" Neta.. my sweet cat " Dika tersenyum kecil lalu ia menaiki lift menuju ruangan Ayah nya.
Flashback Off
Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, Dika melihat kearah pintu ternyata Neta keluar ruangan Ayah nya.
Neta berjalan lalu melihat Dika tepat berada di depannya.
" Eh Dik, kok sekarang suka ada dihadapan aku tiba-tiba gitu sih ? Oya kok kamu ada disini ? Aku mau nagih penjelasan dari kamu ya " Neta ke Dika.
" Hmm.. sudah kamu ambil STNK mobil kamu ? " tanya Dika mengalihkan pembicaraan.
" Udah dong, besok nya aku langsung sidang, malesin banget sih kamu sama temen sendiri ga mau bantu " Neta masih seperti dulu kepada Dika.
" Bukannya tidak mau membantu, itu kan sudah peraturan " Dika tersenyum.
" Oya, kamu belum jawab pertanyaan aku, kenapa kamu bisa ada disini, emang nya kamu gak kerja, apa emang lagi libur ? Tapi.. kan ini hari kerja " Neta kepada Dika.
" Mhh..perlu aku jawab ? tapi ada imbalannya "
" Hah.. kok gitu sih, nyebelin banget ! Udah ah aku mau ke ruangan lagi " Neta melangkahkan kaki nya.
" Tunggu.. " Dika segera meraih tangan Neta.
Neta menghentikan langkahnya. Ia melihat kearah tangannya yang dipegang oleh Dika. Dika tersadar lalu melepaskan genggaman nya.
" Ehh.. euu.. sorry.. "
Neta hanya mengangguk, ia merasa canggung.
" Biasa, tadi lewat aja, ya.. sebagai petugas kan kita harus memantau juga keamanan di perusahaan ini, iyaa.. gitu " Dika sedikit berbohong.
" Hmm.. Aku ke ruangan lagi ya " Neta menjadi salah tingkah.
" Silakan "
" Tapi.. tunggu sebentar, nomor ponsel kamu masih yang dulu kan ? " tanya Dika canggung.
" Ma..masih kok, kenapa ? " Neta pun menjadi canggung.
" Euh.. nggak sih nggak apa-apa, kalau boleh aku minta lagi, soalnya aku sempat ganti ponsel dan data semua hilang "
Neta hanya bengong, kenapa perasaan nya menjadi tidak karuan, Dika yang menyadari Neta hanya terdiam saja kembali bertanya.
" Hai.. mana nomor ponsel kamu ? " pinta Dika.
" Oh ya.. 0821 ……. "
" Makasih ya.. "
" I..iya.. sama-sama.. aku ke bawah ya.. "
Dika hanya mengangguk lalu tersenyum.
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻