Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.
Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.
Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan Baru
Setelah pernikahan yang meriah, Lucy dan Evans memulai perjalanan hidup baru bersama. Rumah mereka yang kini dipenuhi dengan kebahagiaan dan cinta, terasa lebih hidup daripada sebelumnya. Meskipun mereka telah menjalani banyak ujian dalam hubungan mereka, kini keduanya harus menghadapi tantangan baru sebagai pasangan yang resmi, tidak hanya dalam kehidupan pribadi mereka, tetapi juga dalam dunia bisnis yang penuh dinamika.
Sore itu, mereka duduk bersama di ruang tamu yang luas, menikmati secangkir teh setelah seharian penuh bekerja. Evans baru saja kembali dari pertemuan dengan beberapa investor, sementara Lucy baru saja selesai dengan rapat tentang ekspansi bisnis keluarga Dawson. Keduanya saling melemparkan senyuman, tampaknya lebih santai dari sebelumnya meskipun masih banyak pekerjaan yang menanti.
"Jadi, bagaimana rapat dengan investor tadi?" tanya Lucy sambil menyesap tehnya, matanya menatap Evans dengan penuh perhatian.
Evans mendesah ringan, meletakkan cangkir teh di meja. "Cukup menegangkan, tapi akhirnya semuanya berjalan lancar. Mereka tertarik dengan proyek kita, jadi itu kabar baik." Ia kemudian menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan senyum yang puas. "Tapi, aku masih merasa agak tegang, Lucy. Rasanya... dunia bisnis ini agak berbeda dengan yang aku bayangkan."
Lucy mengangguk, memahami perasaan Evans. Meskipun Evans sukses dalam banyak hal, dunia bisnis keluarga Dawson memang penuh dengan tantangan yang tak terduga. "Aku tahu," jawabnya lembut. "Tapi ingat, kamu nggak sendirian. Aku di sini, dan kita akan jalani semuanya bersama. Jika ada sesuatu yang nggak kamu pahami atau butuh bantuan, bilang saja, oke?"
Evans tersenyum lebar mendengar kata-kata Lucy. "Kamu selalu punya cara untuk membuatku merasa lebih tenang. Terima kasih, sayang."
Lucy mengulurkan tangan dan meraih tangan Evans, menggenggamnya dengan erat. "Aku tahu betapa beratnya, tapi aku yakin kamu bisa melakukannya. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan kali ini, kita akan melewatinya bersama lagi."
Evans merasakan ketenangan saat mendengar kata-kata Lucy. Memiliki istri yang mendukung penuh seperti Lucy membuatnya merasa lebih kuat dari sebelumnya.
Lucy tertawa kecil, "Jangan khawatir, kamu nggak perlu melakukan semuanya sendirian. Kita bisa saling melengkapi. Aku punya pengalaman di bidang ini, dan kamu punya kemampuan luar biasa di bidang lain."
Evans menatap Lucy dengan mata penuh rasa terima kasih. "Aku sangat beruntung memilikimu, Lucy."
Lucy tersenyum, merasakan kebahagiaan yang mendalam. "Begitu juga aku, Evans."
Malam itu, mereka menghabiskan waktu bersama, berbincang tentang berbagai hal, mulai dari pekerjaan hingga rencana masa depan. Meskipun ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi, mereka merasa lebih yakin bahwa mereka bisa menghadapinya bersama-sama.
Malam harinya, setelah menyelesaikan masalah di kantor, Lucy dan Evans kembali ke rumah. Mereka duduk bersama di ruang keluarga, menghabiskan waktu bersama sambil menikmati makanan ringan.
Beberapa minggu setelah itu, Lucy dan Evans semakin dekat, menghadapi peristiwa yang datang bersama-sama. Mereka belajar untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan, dengan saling memberi dukungan tanpa ragu. Terkadang, mereka masih menghadapi perbedaan pendapat, tetapi komunikasi dan kepercayaan yang mereka bangun membuat hubungan mereka semakin kuat.
Suatu sore, setelah beberapa bulan bekerja keras di kantor keluarga Dawson, Evans mengajak Lucy untuk berjalan-jalan di taman. Mereka berjalan berdampingan, menikmati udara segar dan ketenangan yang langka dalam kehidupan mereka yang sibuk.
"Lucy, aku tahu kita telah melalui banyak hal, baik suka maupun duka," Evans memulai pembicaraan dengan lembut. "Tapi aku ingin kamu tahu bahwa, terlepas dari semua tantangan itu, aku merasa sangat bahagia. Aku senang kita bisa berjalan bersama seperti ini, melalui setiap langkah dalam hidup."
Lucy berhenti sejenak, menatap Evans dengan penuh cinta. "Aku juga merasa bahagia, Evans. Aku tahu ini bukan jalan yang mudah, tapi aku percaya kita akan terus bersama, melalui segala hal."
Mereka saling berpelukan, merasakan kedamaian dalam hati mereka. Hari demi hari, mereka belajar untuk lebih saling mendukung, dan mencintai satu sama lain dengan cara yang lebih dalam. Mereka tahu bahwa meskipun tantangan akan selalu ada, mereka akan terus bertumbuh bersama, saling melengkapi dan menjaga satu sama lain.
Dengan cinta dan kepercayaan yang mendalam, Lucy dan Evans siap menghadapi setiap babak baru dalam hidup mereka, bersama-sama.
TAMAT
