Rahmadhani gadis yang menikah setelah ia lama berpacaran dengan kakak kelas saat mereka SMA bernama Vino Subagyo Dua bulan pernikahan mereka Rahma tidak menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya, mertuanya yang suka ikut ikutan dengan urusan pernikahan mereka berdua. Dan suami yang mulai berubah dari perangai dan sikapnya. Hingga akhirnya Rahma sering bertengkar dengan ibu mertuanya yang selalu memojokkan dirinya karena sang suami tidak pernah betah di rumah.
Rahma pun akhirnya memutuskan untuk mengambil peputusan dalam menyikapi polemik dalam rumah tangganya, sampai akhirnya Rahma menemukan kejangalan pada snag suami.
Lalu bagaimanakah kisah rumah tangga Rahma dan Fino? apakah Rahma akan mempertahankan rumah tangga nya atau ia akan menyerah dengan apa yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazry Fazriyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Cafe
Vino pergi meninggalkan kamar setelah ia menyalahkan Rahma yang selalu mencari ribut dengan orangtuanya. Niat hati ingin menemani sang suami, tapi yang ada Rahma malah di tinggal sendiri oleh Vino, yang sudah rapih dengan setelan jas berwarna biru muda.
"Haruskah aku yang selalu di salahkan?" Lirih Rahma melihat kepergian Vino.
Rahma berjalan ke arah kasur dan merapihkan nya, akhirnya ia memutuskan untuk berganti baju dan segera pergi untuk ke kantor dimana hari ini ia juga akan ke kampus untuk menyelesaikan skripsi yang sudah lama ia kerjakan.
Cukup dua puluh menit bagi Rahma untuk membuatnya siap dengan kemeja warna putih dipadu padankan dengan celana kulot berwarna biru tosca. Rahma meninggalkan rumah keluarga besar Nugraha Subagyo dengan perut kosong, setelah ia melihat sang suami dan sang mertua pergi menggunakan mobil mereka masing masing.
Sedangkan Rahma menunggu sebuah ojek online yang sudah ia pesan sepuluh menit lalu. Rahma menunggu jauh dari gerbang rumah, lalu motor yang akan mengantarkannya pun telah tiba. Rahma memakai helem yang di berikan sang pengemudi ojek online.
.
.
.
"Terima kasih, pak!" Ucap Rahma saat dirinya menerima yang kembalian dua puluh ribuan dari bapak ojek online, dimana ia sudah tiba di kantor tepat pukul tujuh lewat dua puluh lima menit.
"Sama sama, neng!" Jawab bapak pengemudi ojek online yang langsung berlalu dari hadapan Rahma.
Rahma melihat jam di tangan kirinya, masih ada waktu baginya untuk sekedar mengisi perutnya entah dengan sebungkus roti atau nasi uduk yang ada di sebrang kantor tempat ia bekerja. Langkah kakinya mengajaknya menuju sebuah mini market, dimana ia memutuskan untuk memberi roti sobek dan sekotak susu cair untuk mengganjal perutnya.
"Rahma!" Panggil seseorang yang sepertinya Rahma sangat mengenal suara terebut namun Rahma tak melihat dimana orang itu berada. "Rahma, aku di samping kanan kamu!" Ucap wanita yang sangat ia rindukan selama empat tahun ini.
"Yaa Allah, Sania!" Rahma lantas berlari menghampiri teman masa SMA nya dulu, selain Delia Rahma memiliki teman plus sahabat dekatnya bernama Sania di mana mereka selalu jalan dan mengerjakan tugas bersama di sekolah dulu.
Saat lulus SMA Sani melanjutkan kuliahnya di Malaysia karena orangtuanya pun menetap disana karena ayahnya di pindah tugaskan.
"Aku tadi sempet gak ngenalin kamu tahu, Rahma. Abis kamu sekarang langsing banget, tapi pas aku perhatiin lagi ternyata aku emang gak salah orang... Cantik banget kamu, Rahma." Puji Sania yang melihat Rahma dari unung kaki sampai ke ujung kepala.
"Kamu bisa aja, Sania... Kok kamu gak ngabarin aku kalau kamu ada di Indonesia... jahat ihhh." Ucap Rahma yang memukul pelan lengan sahabatnya lalu memeluknya erat.
Mereka berdua duduk di depan meja yang disediakan oleh mini market sambil Rahma menikmati sarapannya dan berbincang bincang membahas masa lalu yang pernah mereka lewati bersama. Saat Sania melihat cincin yang melingkar di jari manis Rahma ia tersenyum lebar karena mengingat dimana waktu itu Rahma sangat mengagumi Vino, dan sekarang siapa sangka kalau cinta sahabat nya akhirnya terbalaskan oleh laki laki pujaan hatinya.
Rahma melihat jam dan ia langsung berpamitan kepada Sania di akhiri dengan tukaran nomer.
"Maaf ya, Sya... nanti kita sambung lagi ceritanya... kapan kapan kita jalan bareng sama Delia juga. Ok!" Ucap Rahma setelah mereka saling berpamitan.
"Siap, cantik... jangan lupa nanti bawa kak Vino kalau kita bisa double date ya!" Ucap Sania dengan senyum bahagia.
"Kalau itu aku gak janji, Sya... dahhh!"
.
.
.
Jam sudah menunjukan pukul empat sore, Rahma yang tadi sudah membuat janji untuk bertemu sang dosen pembimbing, namun hal itu tidak bisa ia lakukan karena terlalu banyak pekerjaan yang harus ia lakukan siang tadi. Hingga akhirnya Yazid memberikan saran untuk bertemu di sebuah cafe yang telah mereka sepakati selepas Rahma pulang kerja.
Yazid sudah tiba tepat waktu di cafe One 25, ia sedang menunggu mahasiswa yang sudah lama ia kenal. Sembari mengisi waktu luangnya Yazid memainkan ponsel milikinya, sesekali ia juga melihat ke arah orang orang yang masuk ke cafe tersebut. Saat matanya tertuju pada dua wanita yang datang mencari cari seseorang yang akan mereka temui. Yazid memanggil nama salah satu dari dua wanita tersebut.
"Rahma!" Panggilnya sambil melambaikan tangannya.
Rahma dan Delia pun menghampiri Yazid. "Itu pak Yazid." Ucap Delia langsung menarik tangan Rahma.
"Gak usah narik narik gini juga kali, Del!" Celetuk Rahma dimana ia melihat temannya itu sangat antusias ketika melihat Yazid.
"Assalamu'alaikum .... Maaf kalau kak Yazid nungguin lama!" Ucap Rahma saat mereka berdua sudah menarik kursi yang akan mereka duduki.
"Wa'alaikum salam, gak apa apa kok... saya tahu jalanan jam segini pasti macet." Jawab Yazid yang duduk kembali ketika Rahma dan Delia sudah menduduki bobot tubuhnya di kursi.
"Kenalkan saya Delia temen plus sahabatnya Rahma!" Delia mengulurkan tangannya kehadapan Yazid namun Yazid hanya menangkupkan kedua tangannya di dada. "Oooh maaf!" Ucap Delia saat tahu tangannya tidak disambut oleh dosen yang sudah membuat dirinya merasa bahagia, walau hanya menatapnya dari dekat.
Rahma mengeluarkan hasil skripsi yang sudah ia perbaiki, Rahma tidak ingin membuang waktu lama di luar, karena itu akan membuatnya kena omelan dari mertuanya bila ia terlalu lama di luar selepas pulang kerja.
"Ini hasil yang sudah aku perbaiki, lihatlah dan coba lebih teliti apakah ada yang harus aku perbaiki lagi atau tidak... dan aku akan lihat apakah Bapak akan mencoret coret nya lagi atau tidak!" Ucap Rahma seakan mengingat Yazid akan perkataanya saat mereka berliburan waktu itu. Hingga membuat Yazid bergidik.
Yazid berpura-pura melihatnya tanpa harus membacanya dengan jelas, karena ia yakin Rahma pasti sudah mengikuti arahannya dan ia yakin ini sudah sesuai. Bukan hanya itu sebenarnya alasan Yazid dia lebih takut dengan kemarahan Rahma yang bisa saja mencoret coret mukanya di depan umum.
"Ini sudah bagus, nanti kamu tinggal. menunggu sidang!" Ucap Yazid dengan penuh keyakinan. Bersamaan dengan itu pula minuman yang di pesan Delia dan Rahma telah tersaji di hadapan mereka.
"Yakin, pak? semuanya gak ada yang salah?... keren lo Rahma... tunggu tunggu... jangan bilang karena bapak adik iparnya kak Kia, jadi bapak mempermudah semuanya... gak adil kalau gini!" Protes Delia yang membuat Yazid yang sudah meminum ice coffee miliknya akan ke luar dari mulutnya.
"Apa si lo, Del... iri bilang boss... gue ikutin arahan pak Yazid untuk beli dua buah buku yang dia suruh... jadi elo gak usah mikir kaya gitu... apa yang udah gue ketik ya, emang udah gak yang perlu di perbaiki, iya kan pak?" Cerocos Rahma dimana Delia sudah menyenggol lengan Rahma untuk melihat seseorang yang baru saja turun dari lantai dua cafe tersebut.
"Ma... Rahma, tuh loe liat siapa?" Pinta Delia namun Rahma tidak mendengarkan ucapan Delia, namun Yazid melihat gerak gerik Delia yang membuat kening Yazid berkerut.
"Apa sih, Del... usah gak usah iri sama gue napa!" Protes Rahma salah mengartikan akan tanda yang diberikan Delia. Hingga akhirnya Delia meraup wajah Rahma hingga membuat Rahma melihat ke arah tangga.
"Tuh elo liat siapa?"
Delia merasa geram dengan apa ia lihat dimana Vino sedang digandeng oleh wanita yang Delia juga mengenalnya.
Yazid yang ikut melihat ke arah yang Delia tunjukan namun ia belum mengerti apa yang Delia maksud karena ia belum mengenal suami Rahma.
Rahma yang melihat itu hanya diam mematung dengan dada yang penuh sesak, hatinya terasa sakit ketika melihat suami yang sangat ia cintai sedang berjalan berdua dengan wanita dimana ada Dimas dan satu lagi laki laki yang tak ia kenal.
Seakan tak ingin melihat apa yang ada di depan matanya Rahma memutuskan untuk pulang dan meninggalkan Delia dan Yazid di meja. Delia yang sadar akan rasa kecewa dari sahabatnya akhirnya ia pun menyusul Rahma.
"Loh kalian mau kemana?... kenapa Rahma pergi begitu saja?" Tanya Yazid bingung.
"Maaf ya, Pak. Kita pamit duluan... terima kasih untuk waktunya."
Yazid hanya menganggukkan kepala menjawab perkataan Delia, iya tak mengerti apa yang Rahma lihat hingga ia pergi tanpa mengatakan sepatah katapun kepadanya.
"Ada apa sebenarnya dengan Rahma?" Tanya Yazid dalam hatinya.
aku butuh dukungan kalian... tebarkan mawar indah kalian... terima kasih😘💕
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
semangat terus thor /Determined/