NovelToon NovelToon
Dunia Tempat Kamu Berada

Dunia Tempat Kamu Berada

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Slice of Life / Menjadi Pengusaha
Popularitas:410
Nilai: 5
Nama Author: rsoemarno

The World Where You Exist, Become More Pleasant

_______

"Suka mendadak gitu kalau bikin jadwal. Apa kalau jadi pejabat tuh memang harus selalu terburu-buru oleh waktu?"
- Kalila Adipramana

_______

Terus-terusan direcoki Papa agar bergabung mengurus perusahaan membuatku nekat merantau ke kabupaten dengan dalih merintis yayasan sosial yang berfokus pada pengembangan individu menjadi berguna bagi masa depannya. Lelah membujukku yang tidak mau berkontribusi langsung di perusahaan, Papa memintaku hadir menggantikannya di acara sang sahabat yang tinggal tempat yang sama. Di acara ini pula aku jadi mengenal dekat sosok pemimpin kabupaten ini secara pribadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rsoemarno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13.) Pendamping Upacara

Chapter 13: Pendamping Upacara

Vlog-ku ketika mengunjungi PRJ pekan lalu sudah kuunggah di akun media sosialku kemarin. Setelah melewati editing yang begitu teliti, keterlibatan Mas Satya dalam video tersebut pun bisa diminimalkan menjadi sosok yang samar-samar muncul wujudnya. Aku tidak ingin membuat keributan dengan menampakkan wajah Mas Satya secara langsung.

Walau hal itu sia-sia belaka.

Aku tidak mengetahui jika ternyata suara Mas Satya begitu dikenali oleh banyak orang. Alhasil kebocoran suara Mas Satya di sepanjang video yang kubiarkan saja tanpa diedit sedikitpun langsung menjadi topik panas pembicaraan di sosial media.

Ditambah Mas Satya yang juga mengunggah foto tautan tangan kami kemarin malam. Dengan jari manisku yang sudah melingkar cincin pertunangan warisan keluarga Dierja.

Meski hanya gambar tangan tanpa wajah yang diunggah. Tapi Mas Satya menandai akun instagramku di postingannya tersebut. Mengonfirmasi secara tidak langsung identitas sang pemilik tangan yang digenggamnya.

Dan membuat notifikasiku jebol.

Kuletakkan smartphone di atas meja begitu saja. Membiarkan badai keributan tetap bertalu di dalam sana, tanpa berniat meresponnya sekarang. Karena ada hal yang lebih penting untuk kulakukan saat ini.

Mendampingi Mas Satya hadir pada upacara peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia, di istana negara.

Empat hari yang lalu, saat sesi ramah tamah pada acara pertunangan kami, Mas Satya menyampaikan permintaannya untuk didampingi pada acara resmi hari ini. Untuk tahun ini, dia mendapat undangan secara langsung dari Presiden yang akan segera habis masa jabatannya setahun mendatang. Jadilah ia merelakan kebiasaannya yang selalu memimpin upacara peringatan di Kabupaten Bawera kepada wakilnya.

Seperti biasa, dresscode untuk acara resmi di istana negara adalah pakaian adat masing-masing daerah. Dan karena aku hadir sebagai pendamping Mas Satya, aku pun juga ikut menggunakan kain tradisional khas Bawera sebagai bawahan dan selendang. Untuk atasannya aku memilih model kebaya nasional berwarna gading yang akan semakin menonjolkan kain Bawera yang kugunakan.

Pagi-pagi buta Mas Satya beserta ajudannya sudah tiba di kediaman pribadiku yang berada di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Aku yang sudah selesai berdandan dengan dibantu oleh Shandy pun segera turun menemuinya. Dan tak berlama-lama kami segera berangkat menuju istana negara.

“Ibu Satya cantik sekali pagi ini.” puji Mas Satya memecah keheningan di sepanjang perjalanan.

Aku tersipu mendengar pujiannya.

“Memang kain Bawera ini cantik banget.” kataku mengalihkan.

Mas Satya merapatkan duduknya kepadaku.

“Kain Bawera memang cantik. Dipakai kesayangan Mas jadi semakin terlihat cantik.”

Aku tertawa. “Udah ah, jangan gombal terus. Ga malu apa didengerin ajudannya.”

“Loh, siapa yang gombal? Mas ini bicara kenyataan, Yang. Tanya aja sama Fariz, Bu Kalila cantik banget kan ya?”

Fariz, ajudan Mas Satya yang duduk di kursi penumpang depan mengangguk sopan.

“Iya, Pak. Sudah sangat cocok menjadi Ibu Bupati Bawera.”

Mas Satya tersenyum jumawa. “Tuh kan…”

Aku mencebik mendengar jawaban Fariz yang cari aman.

“Apaan, orang Fariznya aja cuma bilang cocok, bukan cantik.”

“Eh,” Fariz terkesiap. Dengan canggung ia berusaha menjelaskan. “Maksud saya…”

“Sudah, kamu jangan bikin ajudan Mas salah tingkah, Yang.” potong Mas Satya yang paham jika ajudannya merasa segan untuk memujiku secara langsung.

Aku tertawa. “Maaf ya Fariz. Saya cuma berniat mengganggu bapak bupati tukang gombal ini.”

“Astaga, Yang. Susah-susah Mas branding diri sebagai bupati paling muda dengan dipanggil Mas. Ini malah kekasihnya sendiri manggilnya Bapak.” keluh Mas Satya.

Aku menepuk-nepuk paha Mas Satya menghiburnya.

“Makanya, kalau ga mau dipanggil Bapak jangan jadi pejabat. Jadi penjual tahu aja, nanti pasti dipanggil ‘mas’ tuh.”

“Emangnya kalau Mas jadi penjual tahu, kamu mau, Yang?”

Aku tertawa. “Engga lah.” tolakku.

“Kalau Mas jadi penjual tahu, kita ga akan mungkin ketemu. Lagian kalau ketemu mending aku balikan aja sama tunanganku dulu.”

Mas Satya menatapku tajam.

“Ooh jadi gitu yaa.” katanya dengan nada menuduh. “Habis diem-diem ketemu mantan di bar terus sekarang kepikiran mau balikan?”

“Eh?!”

Aku mengalihkan pandangan kemana-mana karena salah tingkah telah membohonginya dua hari yang lalu.

“Kan waktu itu udah aku jelasin…” rajukku kembali menatapnya.

“Lagian juga bisa-bisanya Mas habis itu muncul. Mas nguntit aku ya?” tuduhku balik.

“Engga yaaa. Alreno tuh yang hubungi Mas buat ngawasin kamu.” kata Mas Satya membela diri.

“Udaah, Yang. Siap-siap turun. Dah sampai nih.”

Dengan bantuan patwal, kami bisa tiba di istana negara tepat pada waktunya.

Ajudan Mas Satya yang sebelumnya sudah tiba untuk mengurus segala administrasi registrasi pun muncul. Ia mengarahkan kami masuk, melewati beberapa tahapan pemeriksaan dengan lancar tanpa hambatan.

Sepanjang jalan menuju tempat duduk kami, banyak pasang mata yang menatap kami penasaran. Ini pertama kalinya Mas Satya hadir di upacara kenegaraan setelah sebelumnya selalu diwakilkan oleh wakilnya. Terlebih ia yang terkenal sebagai bupati muda yang masih bujang kini hadir dengan menggandeng seorang wanita di sisinya.

Beberapa pejabat dan menteri yang hadir menyapa kami ketika berpapasan. Mas Satya pun dengan sigap memperkenalkan diriku sebagai calon istrinya dihadapan rekan-rekannya.

Kami mendapat tempat duduk di bagian VVIP. Tepat bersebelahan dengan Ibu Kirana dan Ayah Ravenno. Aku menyapa mereka dengan ramah. Diikuti Mas Satya yang juga menyapa Om dan Tantenya dengan ramah.

“Tumben mau hadir, Sat. Biasanya kalau Tante yang kirim undangan ga pernah mau hadir. Apa gara-gara diundang langsung sama Pak Djatmika?” sindir Ibu Kirana pelan.

Mas Satya mencondongkan kepalanya melewatiku, agar bisa berbisik menjawab Ibu Kirana.

“Bukan, Tan. Emang mau pamer kalau Satya udah punya calon istri ke seluruh Indonesia.”

Ibu Kirana mendengus mendengar jawaban Mas Satya. “Sudah sana, duduk yang benar. Sebentar lagi acara dimulai.”

Sesuai perkataan Ibu Kirana. Tak berselang lama upacara dimulai. Kami mengikuti jalannya upacara dengan khidmat. Aku yang tidak pernah mengikuti upacara semacam ini menikmati setiap prosesnya dengan antusias.

Hingga tibalah kami di penghujung acara. Di tengah orang-orang yang mulai berdiri untuk meninggalkan tempat acara, Fariz muncul mendekati Mas Satya.

“Beberapa rekan pers meminta waktu untuk wawancara, Pak.”

Sebelum menjawab, Mas Satya menatapku meminta pendapat.

“Sekalian ikut wawancara aja Kalila. Biar Satya bisa pamer udah ada calon istri ke dunia.” saran Ibu Kirana.

“Lagian mereka pasti lebih penasaran sama Kalila daripada kamu, Sat.” tambahnya.

Aku mengangguk menyetujui saran Ibu Kirana.

“Baik. Tolong diatur biar bisa wawancara di tempat yang nyaman, Riz.”

Dengan bantuan dari Ibu Kirana sebagai panitia penyelenggara acara ini, kami bisa meminjam salah satu sudut istana sebagai tempat wawancara yang cukup nyaman dan sepi.

Belasan wartawan sudah berdiri di hadapan kami, lengkap dengan peralatan penunjangnya masing-masing. Ajudan-ajudan Mas Satya juga sudah bersiap berdiri di tempatnya masing-masing. Menjaga jarak aman antara kami dan pada wartawan.

Meski cukup gugup, aku berdiri dengan tenang dan penuh percaya diri. Tangan kiri Mas Satya merangkul pinggangku posesif. Menunjukkan secara tidak langsung posisiku di hadapan banyak orang.

“Mas Satya, kalau boleh tahu wanita ini siapa, Mas?” tanya salah satu wartawan.

Mas Satya mengumbar senyum ramahnya. “Kalau saya bilang adek saya, percaya ga?” jawabnya menggoda.

Kompak para wartawan menjawab tidak. Bahkan ada yang menyahut jika Mas Satya hanya punya 2 adik cowok.

Mas Satya tertawa. “Tahu banget ya sama profil pribadi saya.”

Mas Satya berdehem pelan.

“Perkenalkan, ini tunangan saya. Namanya Kalila Adipramana.” kata Mas Satya menarikku semakin mendekat kepadanya.

Aku mengumbar senyum ramah tanda perkenalan diri ke arah wartawan.

“Ini yang empat hari lalu instagramnya di tag sama Mas Satya di postingan gambar cincin ya?”

Mas Satya mengangguk. “Iya. Habis tunangan tuh, makanya saya mau pamer kalau sudah ada calon istri.”

Aku mencubit pinggang Mas Satya mendengar jawabannya yang main-main itu.

“Kapan diresmikannya, Mas?”

“Sudah dapat tanggalnya, Mas?”

“Secepatnya. Nanti kalau sudah waktunya pasti kami kabari. Doakan ya, semoga lancar sampai hari H.”

“Boleh diceritakan proses pacarannya, Mas?”

“Bisa, bisa aja sih saya cerita. Tapi kayaknya waktunya ga pas kalau sekarang.”

“Lain kali kalau ada waktu, boleh ditanyakan lagi, menawa masih pada penasaran.”

“Ini ada hal lain yang mau ditanyakan? Selain percintaan saya yaa. Gaenak nih di istana malah gosipin kisah cinta saya.”

Dan Mas Satya pun menutup pertanyaan mengenai hubungan kami dengan mengalihkan ke hal yang lain.

1
Shion Fujino
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
sweet_ice_cream
karya ini bikin aku merasa seperti ikut dalam ceritanya, sukses terus thor 🤗
Apaqelasyy
Duh, seru euy! 🥳
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!