Kim Woo-jin masih bertahan membaca komik romansa remaja karena tertarik pada karakter Shimizu Miyuki, teman masa kecil karakter utama laki-laki dalam cerita. Namun, seperti yang sering terjadi, teman masa kecil biasanya hanya berperan sebagai pemanis di awal kisah dan tidak terpilih sebagai kekasih hingga akhir cerita.
Fenomena ini sudah menjadi klise dalam komik bergenre 'Harem,' yang merujuk pada karakter utama laki-laki dan para gadis-gadis yang menyukainya. Sebuah pola yang, meski berulang, tetap berhasil menarik perhatian pembaca.
"Selalu sama seperti yang lain, hanya saja sifatnya sangat baik dan polos. Tapi menerima semuanya dengan senyuman saat ditolak, sungguh hebat sekali. Awal cerita mereka selalu bersama seperti tidak terpisahkan, tapi setelah SMA, banyak gadis yang mendekati Protagonis Sampah," gumam Kim Woo-jin.
(Penulis : Sudah lama ya nggak ketemu xixixi~ aku sibuk dan lupa password, baru inget dan dah lupa lanjutan cerita yang aku buat ... selamat membaca~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayang_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah Beriringan
Langkah Beriringan
Mereka telah berjanji untuk bertemu satu sama lain dalam perjalanan ke sekolah bersama. Langkah mereka beriringan sambil membicarakan makan malam kemarin malam. Miyuki dengan malu-malu menatap Ren yang langsung menoleh untuk menatapnya.
"Ren-kun, maaf, ya ... ibuku banyak menggodamu kemarin..."
"Tidak apa-apa, aku tidak keberatan."
"Benarkah?"
"Santai saja. Ngomong-ngomong hari ini kamu terlihat cantik," kata Ren tiba-tiba.
Miyuki tergagap karena Ren mengatakan sesuatu seperti itu secara tiba-tiba.
Miyuki sangat senang karena Ren tidak tersinggung dengan semua yang terjadi. Miyuki begitu bersyukur, dan tiba-tiba pipinya terasa hangat.
"Jangan terlalu banyak bercanda, aku malu..."
"Maaf, maaf, kamu malu? Kurasa aku berlebihan." Ren tersenyum padanya.
Tujuan mereka adalah sebuah halte bus yang tak jauh dari sana, dan selama berjalan, mereka berdua hanya terdiam. Setiap kali Miyuki menatap Ren dalam diam, jantungnya kembali berdebar kencang. Miyuki takut jika apa yang ada di pikirannya adalah kenyataan yang harus ia terima.
Mereka duduk berdekatan. Ren melihat keluar jendela, memperhatikan segala sesuatu di luar jendela bus selama perjalanan. Sementara itu, Miyuki mencoba menenangkan dirinya. Dia sangat malu karena perasaan yang dia rasakan, terutama saat menyadari bahwa dia menyukai Ren.
'Ini sangat tiba-tiba,' pikirnya Miyuki.
Ren melihat Miyuki menunduk lelah dan bertanya, "Ada apa denganmu?"
"Umm..?" Miyuki menoleh ke arah Ren.
"Eh... huh...? Oh, aku hanya sedang memikirkan sesuatu."
"Apa yang sedang kamu pikirkan sampai-sampai membuatmu begitu?"
"Banyak hal..."
"Apa ini tentang Ryuji?"
"Oh tidak!"
"Jangan terlalu dipikirkan, biarkan saja dia pergi. Pasti ada yang lebih baik dari Ryuji. Kamu cantik, banyak yang menyukaimu."
"Itu bukan tentang Ryuji. Aku tidak memikirkannya lagi—"
"Aku tahu kamu sedang memikirkannya."
Miyuki menggembungkan pipinya, dia benar-benar tidak memikirkan Ryuji.
Ren tertawa pelan, melihat Miyuki bertingkah lucu. Beberapa orang melihat ke arah mereka, Miyuki menundukkan kepalanya karena malu, dan Ren berdeham untuk berhenti tertawa.
Mereka pun sampai di tempat tujuan dengan berjalan ringan, tatapan beberapa pelajar laki-laki dan perempuan tak henti-hentinya melihat kedekatan mereka.
Beberapa gadis menyapa Ren, mereka yang melambaikan tangan dan mengucapkan selamat pagi. Miyuki berpikir sejenak tentang betapa populernya Ren di kalangan gadis seusianya.
Menggigit sudut bibir kirinya dengan lemah, Miyuki tidak ingin terbawa oleh perasaannya, akan memalukan jika dia berpaling begitu cepat dan mulai menyukai Ren.
Okabe Aoi yang datang dari belakang langsung berada di tengah mereka dan mendorong Miyuki. Ren yang menyadari hal ini tentu saja tidak senang.
Ren segera meraihnya agar Miyuki tidak terjatuh dengan malu.
"Hei, apa yang kau lakukan itu berbahaya, Aoi."
"Ooh, maaf, aku tidak bermaksud begitu."
Teman-teman Aoi melihat bahwa apa yang dilakukan Aoi sangat gegabah, mereka menghela napas dan menggelengkan kepala.
Kurogawa Ryuji, dan ketiga gadis melihat semuanya dengan jelas.
Miyuki tersenyum canggung saat Ren memintanya untuk bergegas. Pemuda itu kini tampak tidak senang. Miyuki berpikir bahwa apa yang terjadi sebelumnya bukanlah suatu yang tidak disengaja.
"Miyuki-chan."
"Ada apa Ren-kun?"
"Kamu baik-baik saja? Dia sengaja mendorongmu."
"Tidak apa-apa, lagipula kamu menyelamatkanku sebelum aku jatuh."
Ren tersenyum.
"Apa aku tadi terlihat keren?"
Miyuki berkedip dan tersenyum, lalu mengangguk. "Ren-kun sangat keren."
Ren tersenyum puas.
"Aku benar-benar tidak tahan lagi jika seperti ini," gerutu Ren sambil berjalan di samping Miyuki.
Miyuki yang mendengarnya, memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu untuk mengetahui apa yang digumamkan Ren.