Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMSC Chapter 16
" Kamu jangan ngarang Nilam. Bukannya selama ini kamu minum pil kontrasepsi? Aku juga selalu pakai pengaman, jadi bagaimana kamu bisa hamil. Kamu jangan ngada-ngada deh. Kamu cuma mau bikin rumah tangga aku berantakan kan, iya kan?"
Melihat Dimitri yang kelimpungan, Nilam tersenyum simpul. Ya dia senang sekali melihat Dimitri yang seperti ini. Dia sangat puas. Aah belum, dia belum puas sampai bisa berhasil membuat Dimitri menjadi miliknya sepenuhnya dan pria itu berpisah dari istrinya.
" Mas, aku nggak bohong. Kamu kan udah nggak pakai kondoom mulai waktu itu. Bahkan sebelum kita ke Jogja, kamu main sama aku udah nggak pake, dan aku udah lepas pil itu dari lama juga. Mas, aku tahu kamu sangat pengen punya anak, dan istrimu itu sampai sekarang belum juga bisa hamil kan. Aku hamil anak mu Mas, jadi pasti yang bermasalah adalah istrimu."
" Diam kamu!"
Tidak dipungkiri, dulu Dimitri memang sangat menginginkan anak. Tapi seiring berjalannya waktu, sekarang sudah tidak lagi. Dia menikmati kehidupannya bersama dengan Neha seperti sekarang.
Bahkan jika memang di pernikahan mereka tidak dikaruniai anak, maka Dimitri tidak akan mempermasalahkan itu. Dan ini lah kenapa dia ingin mengakhiri hubungannya dengan Nilam.
Tapi ternyata sampai pagi tadi Dimitri masih terlena oleh sentuhan dan tenggelam dalam tubuh wanita itu. Sungguh tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan bukan. Lalu sekarang, Nilam mengaku hamil. Dimitri menjadi sangat kebingungan.
" Mas," panggil Nilam. Panggilan yang sebelumnya itu terasa menggoda bagi Dimitri, sekarang berubah menjadi menakutkan.
" Apa! Kau mau apa hah!"
" Menikah, aku mau kita nikah. Aku nggak mau anak ini lahir tanpa orang tua yang lengkap."
" Cih, kau pikir aku akan menikahi mu hah!"
Entah mengapa Nilam sama sekali tidak terkejut dengan ucapan Dimitri. Dia malah tersenyum seolah-olah ucapan Dimitri bukan lah apa-apa untuknya.
" Baiklah, nggak masalah. Kamu nggak mau nikahin aku nggak apa-apa. Tapi aku bakalan share semua ini ke publik. Aku mah bodo amat ya dicaci, di bully dan sebagainya. Tapi aku nggak mau sendirian dong, jadi ini bakalan ku share dan semua yang kau punya bakalan hancur gitu aja. Sekarang silakan Mas pilih."
Jegleeeer
Rasanya bagai disambar petir di siang bolong. Apa yang dikatakan oleh Nilam itu tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehnya.
Hubungan ranjang mereka ternyata oleh Nilam direkam. Tepatnya di dalam kamar Nilam meletakkan kamera pengawas yang tidak diketahui oleh Dimitri. Jika itu tersebar, perusahaannya pasti akan jatuh dan semua yang ia bangun pasti akan akan hancur begitu saja.
" Brengsek kau Nilam. Kamu beneran licik."
" Lho harus dong, selama ini aku jadi budak seks mu, ya aku nggak mau rugi. Aku nggak mau hancur sendiri. Kita berdua yang berbuat maka ya kita harus hancur sama-sama. Sekarang udah kayak gini kan, jadi silakan buat keputusan. Kalau sulit, aku bakalan bantu kamu."
Sreet
Nilam meraih ponsel Dimitri yang ada di atas meja. Entah apa yang dilakukan oleh wanita itu, tapi yang jelas dia sangat puas.
Dimitri menatap penuh tanya. Ia lalu meraih ponsel miliknya dan melihat apa yang dilakukan oleh Nilam.
Sreeet
Plaak
" Gila kau Nilam! Gila!"
Sebuah tamparan meluncur di pipi Nilam. Ada bekas tangan milik Dimitri di sana. Rasanya sangat perih, tapi Nilam tidak mengaduh kesakitan. Dia malah tertawa dengan begitu puas.
" Hahahaha, kenapa. Toh cepat atau lambat juga kamu harus ngelakuin itu kan Mas. Kalau bukan kamu yang nalak ya kamu yang bakalan dituntun cerai. Ah iya, bukannya waktu itu kamu juga udah bikin surat pengajuan cerai? Aku hanya melakukan sesuatu yang tertunda."
Nilam menyeringai, sedangkan Dimitri mencoba untuk menghapus pesan yang Nilam kirimkan itu. Tapi karena saking paniknya, dia bukannya menghapus untuk semua orang dan hanya menghapus untuk dirinya sendiri. Itu berarti pesan yang Nilam tulis dan dikirimkan tetap sampai pada nomer yang dituju.
" Kamu beneran jalaang Nilam."
" Ughhh, makasih untuk pujiannya. Sesama jalangg nggak usah saling hina Mas. Kamu sama aku tuh sama. Jadi, kapan kita akan menikah?"
Dimitri diam, dia tidak tahu harus melakukan apa. Yang jelas, pernikahannya dengan Neha tidak lah bisa berlangsung lama. Cinta, padahal dia masih sangat mencintai istrinya. Atau bisa dikatakan bahwa dia mulai mencintai istrinya lagi.
Namun, perbuatannya tadi pagi sungguh sangat tidak bisa dikatakan bahwa dia cinta istri. Perbuatan bejat yang dilakukan pagi itu dengan Nilam tidak mencerminkan seorang pria yang mencintai istrinya.
Dimitri yang sibuk dengan pikirannya itu berbanding terbalik dengan Neha. Saat ini dia sama sekali tidak memikirkan suami dan selingkuhan suaminya. Saat ini dia tengah fokus dengan operasinya. Pendarahan pada pasiennya begitu parah. Dan hampir saja mengancam nyawa. Tapi semua itu berhasil dilewati, pasien sudah melewati masa kritis dan saat ini hanya tingga penyelesaian akhir dari operasi.
" Selesaikan."
" Terimakasih Dokter neha, terimakasih atas kerja kerasnya."
Neha keluar dari ruang operasi. Dia melepas masker dan jubah operasinya lalu membuangnya ke tempat sampah.
Sambil menuju ke ruangannya, Neha mengambil ponsel dan melihat pesan yang masuk. Yang pertama ia buka adalah pesan dari DImitri
Degh!
Jantung Neha berdegup dengan sangat cepat. Bahkan rasanya sepeti akan keluar dari tempatnya.
< Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri.>
Tubuh Neha merosot, dia terduduk dilantai. Air matanya luruh tanpa permisi. Meskipun dia sudah tahu kelakuan suaminya, namun dia tidak menyangka bahwa kata talak itu akan terucap juga.
Jujur dalam hati kecilnya Neha masih berharap bahwa suaminya akan kembali untuk memilihnya. Tapi ternyata itu hanyalah harapan semu.
Dunia wanita berusia 35 tahun itu kini benar-benar hancur. Cintanya terkhianati, kini tidak ada lagi yang bisa ia pertahankan dalam biduk rumah tangganya. Namun meskipun demikian ia tetap merasa sangat sakit.
" Kenapa kamu setega itu sama aku Mas. Dulu kau yang bersikukuh menikahi ku, tapi kini kau melepaskan aku karena wanita lain. Sungguh nggak punya hati kamu Mas. Apa salahku, apa kurangi. Hiks."
Neha kembali menangis. Bahkan dia tidak peduli saat ada rekan medisnya yang melihat.
Drap drap drap
" Neha, kamu kenapa?"
Greb
Degh!
Tanpa pikir panjang, reflek Neha memeluk orang yang datang mendekatinya. Ia meluapkan rasa sakit hatinya itu. Tapi dia tidak bicara apapun. Dia hanya menangis, tidak meraih namun sungguh terasa sangat sesak.
" Menangislah, menangislah jika itu membuatmu lega. Luapkan aja, luapkan sepuas kamu. Lalu setelah ini bangkit dan berdirilah. Aku tahu kamu wanita yang kuat. Kamu bukan wanita yang lemah Neha."
Hiks
TBC
penasaran sama isi surat Neel ke Neha... mungkinkah Neel confess ke Neha melalui surat...?
"sakjane aku iki entok jatah rabi ora to? kok aku kro othore kon study terus..selak tuek aku mengko?? pdhl loh nikah niku syarate mung kalih.."kalih sinten"?? monggo dijawab thor..?? 😁
Nayaka bertanya pd dirinya sendiri