NovelToon NovelToon
Not Life In A Dream

Not Life In A Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Model / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Salsa Salsa

Dipaksa pulang karena suatu perintah yang tak dapat diganggu gugat.
ya itulah yang saat ini terjadi padaku.
seharusnya aku masih berada dipesantren, tempat aku belajar.
tapi telfon hari itu mengagetkanku
takbisa kuelak walaupun Abah kiyai juga sedikit berat mengizinkan.
namun memang telfon ayah yang mengatas namakan mbah kakung tak dapat dibantah.
Apalagi mbah kakung sendiri guru abah yai semakin tak dapat lagi aku tuk mengelak pulang.

----------------------------------
"entah apa masalahmu yang mengakibatkan akhirnya kita berdua disini. tapi aku berharap kau tak ada niat sekali pun untuk menghalangiku menggapai cita2ku" kataku tegas. takada sama sekali raut takut yang tampak diwajahku

masabodo dengan adab kali ini. tapi rasanya benar2 membuatku ingin melenyapkan seonggok manusia didepanku ini.

" hei nona, bukankah seharusnya anda tidak boleh meninggikan suara anda kepada saya. yang nota bene sekarang telah berhak atas anda" katanya tak mau kalah dengan raut wajah yang entah lah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa Salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

BAB 16

Malam ini acara syukuran akan berlangsung. Percakapan kemarin masih dimenangkan oleh ayah. Beliau yang masih tetap kekeh walaupun saat itu kak Dipta sudah membujuk dengan separuh biaya.

Acara berlangsung setelah sholat isya. Hanya para tetangga Komplek dan juga beberapa saudara yang tempat tinggalnya tak terlalu jauh.

Itu permintaan khusus dari kak Dipta. Sebenarnya sih lebih kepada perjanjian kami kemarin jadi dia meminta hal itu.

Tamu sudah mulai berdatangan. Walau hanya syukuran tapi ayah dan ibu benar- benar mempersiapkan semuanya dengan sangat spesial. Dari segi menu hingga tentengan yang diberikan kepada tamu undangan begitu acara selesai.

Acara selesai sekitar pukul 21:30. Kami bahu membahu membersihkan rumah setelah acara usai. Sebenarnya sih capek banget. Ingin pergi ke kamar dan langsung tidur tapi tak mungkin juga kan aku pergi saat yang lain masih saling berberes.

“Ngantuk?”. Tanyanya yang ku jawab dengan anggukan lemas. “Tidur gih, udah gak enak banget tuh wajah dipandang”. Tambahnya.

Perintah itu tak langsung kupatuhi. Kulihat masih ada beberapa perabotan yang belum kembali pada tempatnya. Ibu yang masih membersihkan peralatan dapur dan juga ayah yang membersihkan halaman rumah dari sampah- sampah sisa para tamu.

“Udah masuk aja dulu. Ini juga udah mau selesai kok”. Katanya sedikit memaksa.

“Tapi ini belum selesai”. Elakku.

“Gak papa kalo belum selesai kan bisa diterusin besok”.

Akhirnya aku menyerah, ngantuknya udah gak ketolong lagi kali ini. Aku masuk ke dalam kamar yang sekarang tak hanya kutempati tapi juga menjadi tempat tidur untuk kak Dipta juga.

Jangan tanya bagai mana kita tidur. Karena kita dalam satu kasur. Tapi sungguh kita hanya sekedar tidur tak lebih bahkan dia pin belum sekali pun melihat rambutku sekali pun.

Tiba- tiba rasa kantuk ini hilang entah kemana saat aku sudah berada di atas tempat tidur. Teringat bahwa besok malam aku sudah harus meninggalkan rumah ini. Meninggalkan semua orang yang ada di sekitarku. Meninggalkan ayah, meninggalkan ibu, dan juga meninggalkannya.

Suara kenop pintu terdengar tanda bahwa ada orang yang membuka pintu. Aku sudah bisa menebak siap orang yang masuk ke dalam kamarku.

“Belum tidur?”. Tanyanya. Sambil berjalan memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarku.

“Dih... aneh banget habis tanya langsung pergi gitu aja”. Gerutuku setelah Kak Dipta sudah benar- benar masuk ke dalam kamar mandi.

Aku bangun dari posisi awalku yang rebahan. Bersandar pada sandaran kasur sambil melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Aku belum bicara dengannya tentang rencanaku kembali ke Pasuruan.

Bukan atas perintah ayah atau siapa pun sebenarnya. Itu murni keinginanku pun juga sebenarnya sayang dengan tiket yang sudah kubeli tempo hari dengan paket pulang pergi.

Pintu kamar mandi terbuka sempurna. Kak Dipta yang sepertinya habis mandi berjalan menuju sisi lain dari ranjang yang telah kugunakan. Dia termasuk pria rapi menurutku. Dengan selalu meletakkan barang pada tempatnya pun barang yang telah selesai ia gunakan.

“Kau ingin mengatakan sesuatu?”. Tanyanya yang telah duduk di atas kasur.

Rasanya susah sekali mengeluarkan ucapan walau hanya satu kata.

“Ngomong aja gak usah ditahan gitu”. Sambungnya yang sepertinya tau dengan apa yang aku lakukan.

“Aku, akan kembali ke Pasuruan besok malam”. Kalimat yang berhasil keluar dari dalam mulutku.

“Apa sudah waktunya?”. Tanyanya memastikan sepertinya.

“Yah.. aku hanya izin satu minggu kemarin. Itu pun mendadak saat ayah bilang kalau mbah kakung mencariku dan minta aku buat pulang secepatnya”. Jelasku mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Berangkat jam berapa?”. Tanyanya sambil menatapku. Sekarang posisi kami saling berhadapan di sisi yang berbeda.

“Kalau di tiketnya sih bisnya jalan jam setengah sembilan malam”. Jawabku.

“Tiket... bis...?”. Katanya yang seperti ya tak menyangka atau malah tak terima atau entahlah ekspresinya tak dapat kutebak melambangkan apa.

“Iya lah kan kalo naik bis antar provinsi harus pakek tiket. Beda lagi kalo antar kota bisa langsung masuk bayar”. Jelasku lagi.

“Bukan maksudku kapan kamu beli tiket. Terus kenapa harus naik bis kan bisa naik mobil atau kereta”. Ungkapnya seperti entah lah.

“Enak loh naik bis malam tuh. Juga aku ambil yang bis bagus kok. Ya kayak bis VIP lah. Terus sih aku udah beli paket pulang pergi jadinya kan sayang kalo hangus juga kan neng Nesya telefon terus tanya aku kapan baliknya”. Belaku pada diri sendiri ini. Nampaknya dia kehilangan kata- kata untuk menanggapi perkataanku.

“Emang kamu gak kerja ya?”. Kali ini aku yang bertanya. Yang sebenarnya lebih kepada agar dia tak bertanya lagi tentang hal itu.

“Enggak aku ambil cuti sampai lusa. Kukira kau akan sedikit lama disini”.

“Emangnya boleh ya libur suka- suka gitu?”. Tanyaku lagi penasaran.

“Boleh kalo itu aku”. Jawabnya mulai kepedean dan menyebalkan seperti hari- hari kemarin.

1
Nurul Awula
up lagi dong tor ♥️
Nurul Awula
penasaran banget udah ini cerita kamu bikin nagih tor ♥️🤭
Nurul Awula
tor ayo up dong tor😌
Nurul Awula
masih tetap menunggu tor ♥️😊
sabil: ok tunggu ya kak🫶🫶🥰🥰🥰
total 1 replies
sabil
malam ya kak ya.
kalo siang ada jadwal yang lebih penting.
makasih ya dukungannya🙏🙏🫶🫶
Nurul Awula
aku selalu menunggu nya tor sehari sampe tiga kali cek hp udah up atau belum ♥️🤭
Nurul Awula
up dong tor cinta banget sama alur ceritanya ♥️
sabil: sabar ya kak
total 1 replies
Gái đảm
Nggak percaya aku bisa habisin baca cerita ini dalam sehari!
Yusuo Yusup
Bikin terinspirasi.
sabil: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!