Mahligai Yang Retak

""Bayangmu bagaikan cahaya yang terus menerangi jalan hidupku..""

Alesya masih terlihat panik karena kondisi sang Ayah angkat tak kunjung membaik...

"Ayah kamu harus bertahan. Aku sudah memaafkan semuanya bertahanlah Ayah..."ucapan Alesya mendapatkan respon baik dari Pak Bagaskara, kondisi jantungnya pun sudah membaik..

Alesya merasa sangat lega melihat kondisi sang Ayah angkat sudah baik baik saja..

"Ayah adalah laki laki yang hebat Ayah harus bertahan masih ada Jenny dan Bunda yang membutuhkan Ayah.."ucap Alesya kemudian.

Sesaat setelah itu Alesya pun keluar dari ruang IGD karena kondisi Pak Bagaskara sempat memburuk jadi harus di pindahkan.

"Al,,bagaimana kondisi Ayah?"tanya Ibu Intan yang sedari tadi cemas memikirkan kondisi suaminya...

Alesya tersenyum kemudian menjelaskan bahwa kondisi Pak Bagaskara sudah membaik dan juga sebentar lagi bisa di pindahkan keruang rawat.

Spontan Ibu Intan memeluk Alesya,mungkin ini pertama kalinya dia di peluk oleh Ibu angkatnya itu..

"Alesya,,terima kasih Nak kamu sudah membantu Ayah kamu. Bunda gak tahu harus berkata apa lagi.."ucapan Ibu Intan terdengar kurang jelas karena menangis.

Mendengar itu entah kenapa hati Alesya seperti menahan sakit namun dia sudah bertekad untuk tak terlihat lemah di hadapan orang tua angkatannya..

"Sudahlah Tante jangan menangis kondisi Om sudah baik-baik saja.. "Alesya memegang tangan Ibu Intan dan tersenyum.

Tante jaga Om baik-baik jangan sampai dia banyak fikiran. Saya permisi dulu.."Alesya pun keluar dari dalam ruang IGD dan di depan pintu Alesya bertemu dengan mantan suami dan juga keluarganya..

"Alesya...... "ucap Agam tak percaya melihat mantan istrinya keluar dari ruang IGD,dan ketika Agam melihat name tag bertuliskan Dokter Alesya Cantika..

"Alesya kamu sudah menjadi seorang Dokter?"tanya Agam tak percaya..

Alesya tak menjawab dia hanya ingin langsung pergi meninggalkan keluarga yang pernah memberinya luka yang sangat dalam...

"Al,, tunggu aku ingin bicara.."ucap Agam sembari menarik pergelangan tangan Alesya..

Alesya terkejut melihat apa yang di lakukan oleh Agam di depan keluarganya..

"Lihatlah wanita mandul itu?jangan berharap setelah jadi Dokter kamu bisa menarik perhatian putraku lagi. Aku gak akan pernah menerima kamu lagi di keluargaku dasar wanita mandul.."ucapan Ibu Anna benar-benar sangat menyakitkan hati membuat Alesya tak bisa menahan kekesalannya lagi...

"Maaf Tante sekarang aku sudah bukan menantumu lagi yang bisa kamu hina sesuka hati Tante. Apa ancaman aku di supermarket tempo hari gak mempan di Tante? Lagipula saya tak akan pernah mengambil sampah yang sudah saya buang.. permisi.."Alesya pun melepaskan tangan Agam dengan kasar dan pergi bersama beberapa perawat yang menemaninya...

Mata Agam tertuju pada sang Bunda yang sedari tadi berbicara buruk tentang Alesya membuat Agam kesal...

"Bunda ini apa-apaan si? kenapa Bunda berkata kasar pada Alesya kenapa Bunda?"Agam pun mulai memberontak dalam hatinya bertekad dia ingin kembali mendapatkan Alesya dan hidup bahagia berdua selamanya.

Ibu Anna pun menjawab pertanyaan sang putra dengan kesalnya dia mengatakan bahwa memang nyatanya Alesya adalah wanita mandul yang tak bisa memberikan keturunan pada keluarganya lalu untuk apa wanita seperti itu masih harus diberi hati..

"Bunda,,apa Bunda tak pernah berpikir bagaimana jika nyatanya yang mandul adalah Agam apa Bunda masih bisa dan berani berbicara seperti itu?"pertanyaan Agam membuat semua orang terkejut terutama Jenny...

"Apa yang kamu katakan Agam bukankah kamu sudah memiliki Aldi dan dia adalah darah daging kamu?"tanya Pak Raharjo yang sedari tadi diam saja kini mulai ikut bicara.

Agam hanya diam saja dia tak menjawab lagi pertanyaan sang Ayah yang Agam inginkan adalah bisa menemui Alesya dan berbicara dengannya...

Mendengar suara ribut-ribut Ibu Intan yang sedari tadi diam pun ikut berbicara...

"Maaf ini rumah sakit tolong jangan bikin keributan suami saya baru saja lolos dari bahaya dan tentang Alesya kalian gak boleh berbicara seperti itu.."ucapan Ibu Intan membuat Jenny langsung mendekati sang Bunda.

"Bunda.. Ayah kenapa"?tanya Jenny dengan wajah yang cemas..

"Kondisi Ayah kamu memburuk untung saja suster langsung menghubungi Alesya dan setelah mendapatkan perawatan dari Alesya kondisi Ayah sekarang sudah baik-baik saja."jawab Ibu Intan sembari menatap wajah sang suami dari balik kaca....

Mendengar bahwa Alesya telah menyelamatkan nyawa sang Ayah tiba-tiba saja airmata Jenny mengalir dengan derasnya..

"Kamu gak perlu menangis ini semua karena kamu Jenny. Lihatlah kakakmu wanita yang sudah kamu sakiti justru masih mau membantu kita sedangkan kanu apa?"ucap Ibu Intan setengah berbisik.

Jenny hanya bisa menundukkan kepalanya dia tahu akan kesalahan yang telah dia buat namun untuk mengakui semua itu di hadapan keluarga Agam,, Jenny sendiri merasa belum sanggup..

Agam pergi meninggalkan keluarganya dan mencari keberadaan Alesya,,dia masih merindukan wanita yang sudah enam tahun menghilang dari kehidupannya,bagi Agam tanpa Alesya kehidupannya serasa sepi...

"Sus,,saya boleh tahu dimana ruangan Dokter Alesya?"tanya Agam pada suster yang sedang berjalan di koridor rumah sakit...

Perawat itu menunjukan sebuah ruangan yang sangat besar di sana terlihat jelas tulisan bahwa itu adalah ruangan pemilik rumah sakit dan disana Agam melihat Alesya sedang berbincang dengan seorang Dokter tampan dan keduanya juga terlihat sangat dekat.

"Kenapa hatiku sangat sakit melihat kamu dekat dengan laki-laki lain Al,kenapa kamu tak ikhlas melihat kamu bersama laki-laki lain..." Agam terlihat sangat terluka namun dia sadar bahwa mungkin segalanya telah berubah...

Alesya sedang berbicara dengan Aditya mengenai sebuah pekerjaan. Namun tatapan Aditya tak pernah lepas dari wajah Alesya membuat Alesya merasa sedikit tak nyaman.

"Mas Aditya kenapa menatapku seperti itu apa ada yang salah dengan wajah aku?"tanya Alesya dengan wajah yang sedikit bingung.

"Kamu terlihat sangat cantik Al.."ucap Aditya tanpa sengaja membuat Alesya semakin berbunga-bunga..

"Mas sudah deh kita lagi berbicara tentang pekerjaan kenapa jadi berbicara yang lain.."jawab Alesya sedikit cemberut membuat Aditya langsung memeluk punggung Alesya dan membawanya pergi untuk makan siang bersama. .

Melihat kedekatan Alesya dan dokter tampan itu membuat hati Agam perih...

"Alesya inikah balasan yang kamu berikan untukku. Alesya apakah masih ada kesempatan kedua untukku memperbaiki semuanya...""

""Selamat tahun baru 2025 buat semuanya semoga di tahun depan kita semua di berikan kesehatan,kelancaran rezeki dan juga diberikan hal hal baik sepanjang tahun 2025..Happy new year.."""